ini tentang Asnawi yang menjadi obat untuk kesembuhan hati wanita yang ia sukai
bagaimanakah kelanjutan kisah keduanya?apakah keduanya siap dengan konsekuensi yang mereka jalani?
ini cerita fiksi tidak ada keterlibatan dalam realita
ps:gais sebelum baca aku mau ingatin kalau ini cuma fiksi ya,untuk kenyamanan bersama aku mau ngasih tau kalau nama mantannya Fuji aku ubah karena aku gak mau ada unsur menjelekkan pihak lain🙏🏻
------------
sudah dua hari setelah Fuji dirumah sakit akhirnya dokter menyatakan bahwa Fuji sudah bisa pulang dan saat ini Fuji dirumah sedang bekerja mengurus endorsnya yang menumpuk
"ambil 2 aja dulu barang yang mau ditake vidionya,jangan banyak banyak kamu harus istirahat"
Fuji tidak menjawab ucapan dari Asnawi
"Fujianti utami putri"
"iya yang" Fuji tu udah paling takut kalau kekasihnya memanggil nama apalagi kalau dengan nada tegasnya
"dengar gak tadi aku nyuruh ambil barang endorsnya berapa?"
"iya cuma dua"
"kamu udah makan?"
"udah tadi dibuatin ayam sama bibi" Fuji menatap ponselnya yang terdapat wajah kekasihnya yang sedang menatapnya
"rambutnya jelek ih kayak ayam" cibir Fuji karena rambut Asnawi mulai panjang
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
dilayar ponselnya Fuji melihat Asnawi tertawa sambil memainkan rambutnya
"malas motong lo aku"
"dipotong yang,jelek banget rambutnya gitu"
"besok aja lah sekalian sama kamu"
"itu besok aku nyari tempat duduknya sembarang aja kan?" tanya Fuji karena dia baru pertama kali menonton bola langsung distadionnya
"jangan ah nanti aku cariin tempat duduk,kamu sama siapa kesana?"
"sama kak Hesti"
"besok berangkat jam berapa?"
"pagi jam 9an aku berangkat kesurabaya"
saat keduanya sedang berbincang diponsel tiba tiba pintu kamar Fuji terbuka menampakan wajah mantan kekasihnya
"Fuji keluar dulu dipanggil mama"
Fuji mengangguk "iya Dan"
setelah itu Ardan menutup pintu kamarnya
"siapa yang?"
Fuji terdiam "Ardan" setelah mendengar nama itu Fuji benar benar melihat dilayar ponselnya kalau Asnawi sedang makan namun raut wajahnya tidak nyaman untuk dilihat
"kenapa?"
"dia nyuruh keluar katanya dipanggil mama"
"kamu marah ya?" tanya Fuji tidak enak
"engga yang"
"bohong"
"yaallah ngapain marah tu lo?aku marah kalau kamu bohong tapikan kamu gak bohong"
