Bab 13

6.1K 357 9
                                    

"Zee a-aku mau pertunangan ini p-putus!"

Zee dan Vanya, mereka berdua kini sedang duduk berdua di bangku taman belakang sekolah, Zee yang sedang merangkul pundak Vanya saat mendengar ucapan perempuan itu langsung mencengkram bahu Vanya.

"Putus? jangankan untuk memutuskan pertunangan ini, selangkah kamu pergi dari sisiku sudah membuatku gila sayang, jadi simpan baik-baik mimpimu itu yang tidak akan pernah menjadi kenyataan." Zee berucap tepat di samping telinga Vanya dengan suara penuh penekanan.

"Aku sudah lelah Zee, selama ini aku bertahan di bawah siksaanmu, karna apa? karna aku cinta sama kamu, aku kira suatu saat nanti kamu pasti akan berubah menjadi lebih baik tapi apa kenyataannya? kamu semakin menyakiti aku, mau tidak mau, suka atau tidak, pertunangan ini akan tetap putus Zee, selama ini aku bertahan di bawah ancamanmu kini aku sudah tidak takut lagi oleh ancamanmu, jika kamu tetap mempertahankan hubungan toxic ini, aku akan melaporkan semua perbuatanmu padaku serta bukti dari hasil kekerasan fisik darimu kepada orang tua kita! apa yang kamu perbuat padaku menghilangkan bekas di badanku maupun di hatiku Zee." Entah darimana keberanian itu muncul, Vanya menghempaskan tangan Zee yang sedang mencengkram erat bahunya, itu sangat menyakitkan karna seolah-olah Zee tengah menyalurkan emosinya lewat rangkulan di bahunya.

"Katakanlah apa yang telah membuatmu seperti ini Vanya, kau tidak mungkin tiba-tiba ingin memutuskan pertunangan ini tanpa ada alasan." Ucap Zee dengan nada rendah, setelah mencengkram bahu Vanya kini tangannya berpindah mencengkram dagu Vanya dengan tatapan tajamnya.

Rasa takut Vanya kembali menguasai dirinya, dengan rasa takut Vanya menjawab.

"Bukankah tadi sudah ku bilang? aku sudah lelah Zee, aku sudah muak denganmu, dan aku sangat menyesal telah mencintai pria brengsek seperti dirimu!" Vanya menjawab Zee dengan berani bercampur rasa takut, air matanya sudah menetes dengan sendirinya.

"Apa yang aku benci darimu Zee? perilakumu terhadapku, seperti saat ini tanganmu selalu menyakiti diriku." Ucapan Vanya membuat Zee tersadar apa yang sudah dia lakukan pada Vanya, Zee segera melepaskan cengkraman tangannya di dagu Vanya.

"M-maafkan aku Vanya, a-aku telah menyakitimu berkali-kali, kukira dengan memberimu hukuman kecil dapat membuatmu semakin berada di sisiku dan kamu tidak akan mengulangi kesalahan yang tidak aku sukai namun ternyata itu semua salah, kamu semakin jauh dari sisiku bahkan muak dengan ku, maafkan aku." Zee menunduk ia telah sadar bahwa perilakunya sudah keterlaluan, dengan mengekang, menghukum, memukul, dan mengurung Vanya itu semua salah, dia yang seharusnya menjaga Vanya malah menyiksa Vanya gadis yang sangat dia cintai, dia melakukan itu semua selain temprament nya ia juga berfikir bahwa dengan dia melakukan itu semua Vanya tidak akan pergi dari sisinya, akan menurut kepadanya, tidak mengulangi kesalahan atau perbuatan yang tidak ia sukai.

"Berikan aku kesempatan kedua Vanya, aku janji aku tidak akan menyakitimu lagi dan aku akan merubah sikapku terhadapmu, aku sangat mencintaimu Vanya sangat sangat mencintaimu, ku mohon berikan aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya." Lirih Zee sambil menggenggam kedua tangan Vanya dengan lembut.

Ada secarik keraguan di hati Vanya, di satu sisi dia masih mencintai Zee walaupun dia telah menyesal mencintai pria itu, di sisi lain dia sudah mencintai Seno walaupun tidak sebesar rasa cintanya kepada Zee, jadi dia harus bagaimana memilih untuk memberikan satu kesempatan kepada Zee dan memutuskan hubungannya dengan Seno atau tetap memutuskan pertunangan ini dan mempertahankan hubungannya dengan Seno?

"Beri waktu aku untuk memikirkannya Zee, sekarang aku masih bingung dan sedikit tidak percaya dengan ucapanmu, buktikanlah kepadaku bahwa janji yang kamu ucapkan benar-benar terjadi bukan hanya sebuah omong kosong." Setelah mengucapkan kalimat itu, Vanya pergi meninggalkan Zee sendiri disana.

Transmigrasi Ke Tubuh Cewek Belok[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang