Bab 16

5.7K 330 6
                                    

Di sebuah tempat yang nampak dari luar menyeramkan namun kalau kita masuk kedalamnya akan terpukau melihat kemegahan dan interior dari rumah itu.

Rumah itu adalah markas dari geng Black Tiger, geng yang di ketuai oleh Zee sedangkan wakil ketuanya adalah Lion.

"Raves ngajak balapan." Ucap Lion saat mereka tengah bersantai ria di sofa dengan kegiatan masing-masing.

"Huuuuh gw heran sama tuh anak, padahal udah sering kali kita kalahin masihhh aja ngajak taruhan." Melvin tak habis pikir pada Raves yang merupakan ketua geng Bloody Moon, sering sekali Raves mengajak geng Black Tiger balapan dan taruhan walaupun akan tetap berakhir kalah, Raves juga merupakan musuh bebuyutan anggota geng Black Tiger.

"Yaa namanya juga anak ngeyel, biarin ajalah toh kita yang untung dia yang rugi." Timpal Langit.

"Siapa yang mau balapan malam ini?" Tanya Zee yang membuat mereka kebingungan, bukannya dialah yang akan balapan dengan Raves mengapa bertanya.

"Gw malem ini nggak mood balapan, udah tau akhirnya akan tetap menang." Seakan tau pikiran para temannya Zee menjawab alasan dia bertanya seperti itu.

"Yaudah kalo gitu Lion aja yang balapan ntar malem." Balas Awan menunjuk Lion yang menatap mereka tanpa ekspresi.

"Hmm." Lion hanya berdehem singkat tanda dia mengiyakan ucapan Awan.

"Yessssss akhirnya limbat kita mau gantiin Zee balapan." Biasanya Lion sangat anti ikut balapan, bukan tidak bisa ya..dia hanya tidak mau saja, makanya setiap ada ajakan untuk balapan atau taruhan Zee lah yang mengikutinya sedangkan yang lain hanya mendukung Zee dan menyemangati Zee bukan karna tidak jago namun skill mereka tidak sebesar skill Zee dan Lion.

Atmosfer di ruangan itu tiba-tiba berubah menjadi mencekam akibat ulah Awan yang tidak bisa sekali menjaga omongannya.

"E-eh sorry bro hehehe." Dengan rasa gugup dan takut Awan meminta maaf kepada Lion, atmosfer mencekam itu pun akhirnya hilang, mereka bisa bernafas lega.

Drrrrrtttt Drrrrtttttt

Getaran dari ponsel Lion berbunyi dalam sakunya, Lion langsung mengangkatnya saat melihat nama Bunda yang tertera di sana.

"......."

"Halo Nak, tolong kamu pulang sekarang, ada yang ingin Bunda omongin ke kamu."

"Ya Bun."

Tuuuuut tuuuuut

Panggilan terputus, Bundanya lah yang memutuskan panggilan, Lion beranjak dari sofa lalu mengambil kunci motor yang berada di atas meja.

"Siapa Li?" Tanya Zee penasaran.

"Bunda." Jawab Lion singkat, dia melangkah pergi tanpa berpamitan pada mereka.

"Lah tuh bocah maen nyelonong aja tanpa pamitan sama kita." Ucap Awan saat melihat Lion pergi begitu saja meninggalkan mereka yang tengah menatap dia dengan pandangan cengo kecuali Zee.

"Bunda dia nelpon, mungkin dia di suruh balik sama Bundanya." Balas Zee, mereka hanya ber oh dengan kompak.

"Eh kalian sadar gak, menurut gw ada yang aneh dengan sikap Seno kalian merasa nggak?" Langit mengutarakan apa yang ada di pikirannya tentang ke anehan dan tingkah laku Seno yang tidak seperti biasanya.

"Iya gw juga merasa ada Seno berbeda seperti bukan Seno yang sesungguhnya, bahkan pas dia bilang udah putus sama Vanya, gw antara percaya nggak percaya ucapannya bukankah selama ini dia sangat menyukai Vanya sampe rela adu jontos sama Zee demi melindungi Vanya dari kekerasan fisik Zee?" Kini Melvin yang menjadi objek tatapan tajam dan horor dari mereka, ini bukan salahnya, salahkan saja mulutnya yang suka keceplosan.

Transmigrasi Ke Tubuh Cewek Belok[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang