PART 30

41.1K 1K 9
                                    

PART 30

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 30

°°°

Sudah satu minggu lebih, mereka tinggal dikediaman orang tua Emilio. Keduanya sepakat, besok pagi mereka akan kembali.

Jujur saja, saat ini Mazaya rindu akan suasana di mansion Emilio. Ia juga  merasa tidak enak dengan mertuanya. Pasalnya selama tinggal disini, Maya terlalu memanjakannya.

Seperti pagi ini. Maya melarangnya untuk ikut memasak di dapur. Padahal itu hanya sarapan pagi, yang menunya makanan ringan.

Larangan Maya tentu saja beralasan. Ia tidak mau, menantunya kelelahan. Mazaya harus menjaga kesehatannya, agar ia bisa cepat- cepat hamil. Pikir Maya begitu.

Tibalah saatnya, mereka berlima sarapan di meja makan. Dengan Yusuf yang berada digendongan Mazaya.

"Mazaya! Kau sepertinya kesusahan sayang! Sini, biar ibu saja yang menggendong Yusuf!" tawar Maya menatap menantunya.

"Tidak bu! Ibu sarapan saja!" tolak Mazaya, lembut.

"Sayang, kau juga harus sarapan!" timpal Emilio menatap Mazaya yang duduk tepat disampingnya.

"Iya!" angguk Mazaya.

"Sepertinya, Yusuf mengantuk! Ibu panggil pelayan yah, biar dia menidurkan Yusuf!" ucap Maya.

"Tidak usah ibu, biar aku saja!" ujar Mazaya hendak bangkit.

"Sayang! Tetaplah disini!" tahan Emilio terlihat manja.

"Huh!" Kendrick menghembuskan nafas jengah.

Ada apa dengan putranya ini? heran Kendrick menggelengkan kepalanya. Sementara Maya tersenyum.

"Aku akan kembali, setelah menidurkan Yusuf! Kau habiskan sarapanmu! Yah?" balas Mazaya, lembut.

"Aku tidak memiliki selera makan, jika kau tak berada disini sayang!" ujar Emilio, membuat wajah Mazaya memerah menahan malu.

Bisa- bisanya Emilio berkata demikian, didepan orang tuanya.

Sementara Kendrick, dirinya seketika merasa mual melihat kebucinan anaknya.

"Sebentar, saja!" pinta Mazaya memelas.

"Kau ingin melihatku tiada?" datar Emilio  menjauhkan piring makanannya.

"Ssttt! Jangan berkata seperti itu!"  ketus Mazaya dengan suara pelan.

"Makanya, kau disini saja! Kau tahu, satu detik tanpa dirimu, sama seperti seribu tahun berkelana mengarungi lautan!" ucap Emilio tanpa beban.

Mazaya reflek menepuk jidatnya.

Oh Tuhan. Dari mana Emilio mempelajari kata- kata seperti itu.

Lagi- lagi Kendrick merasa mual. Makanan yang sedari tadi dia santap dengan lahapnya, mendadak terasa hambar.

Di bawah naungan Sang Iblis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang