PART 7

47.2K 1.7K 5
                                    

PART 7

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 7


°°°

"Pak Seto? Kenapa bapak berhenti?" tanya Mazaya, mengerutkan keningnya.

"Nona, sepertinya ada yang tidak beres." ucap Seto, turun dari mobil.

"Nona sebaiknya tunggu disini, saya ingin memastikan sesuatu!" tambahnya berlalu.

"Ada apa ini Nina? Kau juga merasa ada sesuatu yang aneh?"

"Entahlah Nona."

Terlihat, Seto tergesa- gesa berlari kearah mobil.

"Ada apa pak Seto?" tanya Mazaya tak sabaran.

"Di- di-" degup jantung Seto berdetak tak karuan.

"Ada apa pak?" tanya Mazaya lagi.

"No- nona! Di mansion-"

"Kenapa?"

"Di mansion, kini telah terjadi pembantaian!" ucap Seto pada akhirnya.

"Apa Maksud pak Seto?"

"Sa-saya, melihat banyak mayat berserakan disana," tubuh Seto  bergetar hebat.

"Apa? Tidak mungkin." guman Mazaya hendak turun dari mobil.

"Nona mau kemana?" tahan Seto dan Nina bersamaan.

"Saya harus melihatnya sendiri." kata Mazaya, nampak khawatir dengan kondisi keluarganya.

"Tidak, Nona. Akan sangat berbahaya untuk keselamatan, Nona." larang Seto, berharap Mazaya mau mendengarkan nasehatnya.

"Lalu bagaimana dengan keluargaku? Ayah, ibu, dan yang lainnya?"

"Lebih baik, kita segera pergi dari sini  Nona!" usul Seto.

"Tidak! Aku harus memastikan, keluargaku baik- baik saja!" kekeh Mazaya.

"Tapi, Nona." Nina ingin menimpali, tapi Mazaya malah menggenggam jemarinya.

"Tenang, aku akan ke mansion lewat jalan rahasia." potong Mazaya berusaha meyakinkan Nina.

"Oh iya. Jika dalam 30 menit, aku belum juga kembali. Aku mohon  pergilah dari sini, dan bawa Maryam bersama kalian," tambah Mazaya.

"Tapi, Nona." Nina menatap sahabatnya dengan rasa khawatir.

"Tolong, jaga Maryam." potong Mazaya memeluk Nina, kemudian mencium kening keponakannya yang kini sedang tertidur pulas.

...

Suara tembakan kembali terdengar, membuat langkah kaki Mazaya terasa berat.

Nafasnya naik- turun, tubuhnya bergetar hebat melihat darah berceceran dimana- mana.

Di bawah naungan Sang Iblis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang