PART 51

21.5K 870 90
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Langit sedang berduka

~Mazaya, 2024~

PART 51

°°°

Setelah mengantar Emilio, Vino memutuskan untuk segera pulang ke rumahnya.

Membelah jalanan yang lumayan sepi, Vino melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata- rata.

Tak berselang lama, ia pun sampai dan memarkirkan mobilnya.

Vino melangkah cepat, masuk kedalam rumahnya. Ia langsung disambut dengan senyuman manis dari Maryam.

"Kau belum tidur?" Vino berjalan kearah sofa.

"Kami menunggumu, paman!" jawab Maryam, meraih dan mencium punggung tangan Vino.

Vino menepuk pelan, puncak kepala Maryam, kemudian melirik Nina yang hanya diam saja, disudut sofa.

"Kau tidak melakukan hal yang sama?" ujar Vino, ditujukan pada Nina.

"Hm?" Nina tampak bingung.

Vino melangkah mendekat, kemudian mengulurkan tangannya kearah Nina.

Nina terdiam, menatap uluran tangan serta Vino, secara bergantian.

Maryam menepok jidatnya.

"Ya ampun, paman! Apa kau benar- benar tidak tahu?"

"Apa?"

"Kau dan bibi Nina, tidak boleh bersentuhan sama sekali!" ucap Maryam.

"Kenapa? Kau tadi juga mencium punggung tanganku, kenapa Nina tidak boleh?"

Lagi- lagi Maryam menepok jidatnya.

"Kau benar- benar tidak tahu apa- apa!" ujar Maryam.

Mengabaikan perkataan Maryam, Vino enggan menurunkan uluran tangannya, sebelum Nina mencium punggung tangannya.

"Ma-maaf!" ucap Nina menunduk, kemudian bangkit lalu pergi.

"Dia kenapa? Aneh sekali!" berkacak pinggang, Vino ikut duduk di sofa.

Maryam hanya bisa geleng- geleng kepala.

"Apa dia memang aneh seperti itu?" tanya Vino.

"Kali ini, bibi Nina tidak aneh! Tapi kaulah yang tidak tahu apa- apa, paman!"

"Hm?" bingung Vino.

"Apa orang tua paman, tidak pernah mengajarkan, kalau pria dan wanita yang bukan mahrom, tidak boleh bersentuhan?" celoteh Maryam.

"Kedua orang tuaku sudah meninggal, sejak aku masih kecil!" ucap Vino, menampilkan raut sedih dibuat- buat.

"Oh yah? Kasihan sekali nasibmu!"

Di bawah naungan Sang Iblis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang