PART 49

22K 878 96
                                    

PART 49

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 49

°°°

Gema suara hati bertautan,
Menyapa senja, kala kegelapan mulai menyelimuti.

Duri yang kau taburkan, kupijak tanpa enggan melangkah.
Sakit rasanya, namun anganku mengalihkan pedihnya.

~Mazaya, 2024~

°°°

Selepas menunaikan sholat Isya', sudah lebih dari 15 menit Mazaya berdoa. Ia menengadahkan kedua tangannya, mengeluhkan segala kegelisahan dan sekelumit masalah yang terus menjeratnya tanpa henti.

Air mata Mazaya bercucuran deras, bersamaan dengan kata Aamiin, pintu kamar terbuka dengan keras, membuatnya sedikit terkejut.

Ia menatap Emilio dengan ekspresi bingung. Pasalnya, wajah suaminya itu terlihat tak bersahabat.

Dengan langkah cepat, Emilio menghampiri Mazaya.

Tanpa babibu, ia menarik lengan Mazaya hingga wajah keduanya nyaris bertubrukan.

Mazaya terbelalak.

"Katakan! Kenapa kau melakukannya?" tanya Emilio, dengan ekspresi wajah yang menyeramkan.

"Memangnya, apa yang kulakukan?" Mazaya balik bertanya.

"Jangan berpura- pura!" sentak Emilio.

"Aku tidak mengerti, apa maksud perkataanmu!"

"Kubilang, jangan berpura- pura tidak tahu!" kesal Emilio, tanpa sadar mendorong Mazaya, hingga keningnya terbentur di ujung tempat tidur.

Mazaya memegang keningnya. Ia meringis, melihat darah segar di telapak tangannya.

"Bangun!" tanpa rasa iba, Emilio kembali menarik lengan Mazaya.

"Apa yang kau lakukan?"

Mazaya berusaha memberontak.

"Mengingatkanmu tentang perbuatan, yang telah kau lakukan pada ibuku!"

"Memangnya apa yang ku lakukan?"

"Kau mendorong ibuku dari tangga!"

Mazaya terbelalak kaget.

"Tuduhan macam apa itu?"

"Tuduhan? Kau ingin melihat buktinya?" Emilio mengeluarkan benda pipih di saku celananya, kemudian memperlihatkan rekaman CCTV yang telah dia ambil dari Vino.

"A-aku-"

"Kau masih mau mengelak?"

"Aku tidak melakukannya!" tegas Mazaya.

"Jika kau memang membenciku, dan ingin membalas dendam padaku! Seharusnya kau melampiaskannya padaku, bukan pada ibuku! Ibuku sangat menyayangimu, dia tidak bersalah dalam hal ini, tapi kau malah membuatnya celaka!"

Di bawah naungan Sang Iblis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang