PART 36
°°°
"Sayang, bagaimana keadaan Yusuf?" tanya Maya, yang lagi- lagi berkunjung ke mansion anaknya.
"Alhamdulillah.. Demamnya sudah mendingan bu!" jawab Mazaya.
Sebenarnya, ia ingin menemani Emilio, dalam perjalanan bisnis tiga hari yang lalu. Namun tiba- tiba saja Yusuf deman, dan Mazaya pun mengurungkan niatnya.
"Bagaimana perjalanan bisnis Emilio? Kapan dia pulang?" tanya Maya lagi.
"Seharusnya, pagi ini dia sudah kembali, ibu! Tapi mungkin ada sedikit kendala, yang harus dia urus terlebih dahulu?"
"Lalu bagaimana dengan hasilnya?" pertanyaan Maya terdengar ambigu.
"Hm?" bingung Mazaya.
"Kau belum ke rumah sakit, untuk memeriksa apa kau hamil atau tidak?" tambah Maya, membuat Mazaya meringis. Karena kejadian beberapa hari yang lalu, ia sampai melupakan hal ini.
"Belum ibu, aku bahkan belum mengatakan apapun pada suamiku! Lagipula, sekarang aku merasa baik- baik saja, tak ada rasa mual sedikitpun. Mungkin memang, kemarin aku hanya masuk angin saja ibu!" jelas Mazaya, tersenyum.
"Tapikan tidak ada salahnya, kamu periksa ke dokter!" saran Maya.
"Nanti setelah putramu kembali, aku akan meminta padanya untuk mengantarku ke rumah sakit!" balas Mazaya.
Maya mengangguk. Tatapannya kembali fokus mengarah ke layar televisi.
Yah. Keduanya kini tengah berbincang di ruang keluarga. Sementara Yusuf, tengah tertidur di kamar yang ditempati Mazaya dan Emilio.
"Permisi nyonya!" timpal Vega, menghampiri.
"Iya, ada apa bu Vega?" tanya Mazaya.
"Ini ada sebuah paket, ditujukan untuk nyonya Mazaya!" jawab Vega, menyodorkan sebuah kotak dan juga amplop ke Mazaya.
"Loh? Bukankah kau, seharusnya sedang menjaga Yusuf?" timpal Maya, menatap Vega.
"Oh, i-itu anu nyonya. Tadi saya ada keperluan diluar, tapi saya sudah menyuruh salah satu pelayan, untuk menggantikan saya menjaga Yusuf!" balas Vega, menunduk.
Maya ber-oh.
"Apa ini? Aku tak pernah memesan apapun?" bingung Mazaya.
"Buka saja! Mungkin itu dari Emilio!" ujar Maya terlihat antusias.
Mazaya membuka kotak itu. Wajahnya seketika memerah, melihat isi kotak itu yang ternyata adalah sebuah lingerie.
"Dasar anak nakal!" cibik Maya diperuntukkan untuk putranya.
"Bagaimana dengan amplop itu?" mereka beralih menatap dan membuka amplop berwarna kecoklatan itu.
"Sepertinya sebuah foto!" tebak Mazaya hendak mengeluarkan kertas foto itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di bawah naungan Sang Iblis [END]
RomanceCinta atau Obsesi? Siapa sangka, Kebaikan dan ketulusan hati, ternyata malah mengantarkannya pada gerbang kesengsaraan, dan harus terjebak Di bawah naungan Sang Iblis. ... Budayakan, follow sebelum membaca! 🏅#1 in pernikahan (30/10/2023) 🏅#1 in du...