PART 37

23.1K 855 28
                                    

PART 37

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 37

°°°

"Mari kita bercerai! Aku mohon, bebaskan aku dari ini semua." lirih Mazaya, tak sanggup lagi.

"Tidak. Jangan katakan itu, sampai kapanpun kau akan tetap menjadi istriku!" tekan Emilio.

"Kau sungguh egois!"

"Itu karena aku mencintamu," ucap Emilio.

"Kau telah berzina, dengan wanita itu. Dan kau masih berani mengatakan cinta padaku?" sarkas Mazaya.

"Sayang, beri aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya."

"Tidak lagi. A-ku sudah lelah!" tangis Mazaya, dengan suara parau.

Maya tak bisa berkata- kata. Emilio memang telah melakukan kesalahan besar, tapi ia tidak ingin Mazaya meninggalkan putranya.

"Sekali lagi, beri aku kesempatan!" mohon Emilio.

Mazaya memegang kedua bahu Emilio.
Sembari manahan isak tangisnya, Mazaya meraba dada bidang suaminya.

Mazaya tersenyum, tapi air matanya terus mengalir.

"Entah apa kesalahanku padamu, hingga kau selalu menyakitiku. Kau bahkan tak memberiku jeda, untuk memulihkan luka lamaku. Aku sudah tidak sanggup, aku tidak sanggup lagi, Emilio. Kau sudah melampaui batasnya," rintihan Mazaya terdengar semakin memilukan.

"Tolong bebaskan aku dari penderitaan ini," tambahnya.

"Mazaya, ibu paham sayang. Kau saat ini sedang sangat terluka, tapi ibu mohon, jangan tinggalkan suamimu
" Maya ikut memohon.

"Jika aku tidak pergi, cepat atau lambat aku akan binasa ibu. Aku tidak takut akan kematian, Aku hanya tidak ingin, kematianku kelak menjadi penyesalan terbesar, dan bahkan menjadi kehancuran bagi kehidupan seseorang." Mazaya memandang lekat suaminya.

Emilio diam membisu. Ia mengepalkan kedua tangannya, saat mendengar penuturan Mazaya.

"Aku tidak akan mengambil apapun darimu! Aku cuma butuh Yusuf, kami akan pergi bersama! Tenang saja, aku akan pergi sejauh mungkin, hingga kau tidak akan bisa melihatku lagi!" ucap Mazaya bangkit.

"Kau tidak akan pergi kemanapun!" tahan Emilio, mengcekal pergelangan tangan Mazaya.

"Lepaskan aku!" Mazaya berusaha menepis tangan Emilio.

"Aku tidak akan pernah melepaskanmu!" balas Emilio, dengan sorot mata tajam.

Plakk

Satu tamparan mendarat indah di pipi Emilio.

"Hal yang seharusnya, kulakukan sejak lama! Betapa bodohnya aku, setelah disakiti sedemikian rupa, aku masih saja menerimamu, dan bahkan jatuh cinta pada iblis sepertimu! Sekarang tidak lagi! Aku mau, kita CERAI" berang Mazaya, menekan kata terakhinya.

Di bawah naungan Sang Iblis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang