PART 34

26.8K 991 39
                                    

PART 34

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 34

°°°

"Zera! Buka pintunya!" teriak Emilio menggedor- gedor pintu apartemen Zera.

"Zera!" teriaknya lagi, terlihat frustasi.

Tak ada jawaban dari dalam. Emilio berusaha menghubungi Zeea, namun tak kunjung diangkat.

"Kumohon, angkat!" guman Emilio, berharap Zera tidak melakukan hal bodoh.

"Zera!" geram Emilio menendang pintu.

"Ayo Emilio, berpikir! Berpikir!" ucap Emilio, sembari memasukkan angka, yang kiranya dijadikan password oleh Zera.

Setelah berulang kali mencoba, akhirnya pintu berhasil dibuka.

"Ternyata kau masih menggunakan possword yang sama! Tanggal ulang tahunku!" guman Emilio, sedikit lega.

Dengan cepat ia melangkahkan kakinya, masuk kedalam apartemen Zera.

"Zera!" panggil Emilio, lagi- lagi tak mendapat jawaban.

Kondisi ruangan itu nampak sangat berantakan, membuat Emilio kembali dilanda kecemasan.

Ia langsung berlari ke kamar yang dihuni Zera.

"Zera!" panggilnya, karena pintu kamar itu terkunci dari dalam.

Tanpa berpikir panjang, Emilio langsung mendobrak pintu itu. Hanya dengan sekali tendangan, pintu itu akhirnya terbuka.

Melihat kondisi kamar Zera yang jauh lebih berantakan dibanding bagian luar, membuat Emilio meringis.

"Awas saja, kalau kau melakukan kebodohan lagi! Aku tidak akan memaafkanmu, Zera!" ucap Emilio khawatir.

Pandangannya menyusuri setiap sudut ruangan, namun tak mendapati keberadaan Zera. Ia bergegas ke kamar mandi. Dan alangkah kagetnya Emilio, melihat Zera berada di bathtub yang terisi penuh air, dengan kondisi tubuh tenggelam, dan sudah tak sadarkan diri.

"Zera!" kaget Emilio, langsung meraih tubuh sahabatnya.

"Zera, bangun! Zera!" panik Emilio, membawa Zera dalam dekapannya.

"Kenapa kau lakukan ini Zera! Kau tahu, seberapa berartinya kau bagiku!" ucap Emilio tanpa sadar.

Ia kemudian menggendong Zera keluar dari kamar mandi, dan menaruhnya diatas kasur.

"Zera! Bangun, kumohon!" Emilio memeriksa denyut nadi Zera.

Ia bernafas lega, saat merasakan nadinya masih berdenyut.

"Syukurlah!" lega Emilio, memompa bagian dada Zera, agar air yang tertelan keluar.

"Zera, bangun!" sentak Emilio, terus memompa dada Zera.

Di bawah naungan Sang Iblis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang