PART 32

28.6K 929 8
                                    

PART 32

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 32

°°°

"Ibu? Kau sudah datang?" sambut Mazaya, bahagia melihat kedatangan ibu mertuanya.

"Sayang! Bagaimana kabarmu?" tanya Maya langsung memeluk menantunya.

"Baik, Alhamdulillah.. Ibu sendiri?"

"Baik!" balas Maya melepas pelukannya.

"Tapi ibu merasa kesal padamu!" sambung Maya.

"Hm? Ibu kesal kenapa?" bingung Mazaya.

"Sudah sebulan, kau tak mengunjungi ibu! Kau tak merindukanku?"

"Oh ayolah ibu, tentu saja aku rindu!" balas Mazaya.

"Bohong! Buktinya, kau tak mengunjungi ibu?" ujar Maya terlihat merajuk.

"Ibu, kau datang?" Ucap Emilio menghampiri ibu dan istrinya.

"Yah! Kenapa, kau tak suka?" balas Maya dengan nada tak bersahabat.

"Hm?" heran Emilio mendengar intonasi suara ibunya.

"Ada apa ibu? Apa kau marah padaku?" tanya Emilio memeluk Maya.

"Iya, ibu marah padamu dan juga istrimu!" jawab Maya.

"Kenapa?" Emilio mengernyitkan keningnya.

"Kau masih bertanya kenapa? Karena kalian sudah lama tak mengunjungiku!" jelas Maya.

"Kau tahu sendiri, putramu akhir- akhir ini sangat sibuk, jadinya aku tak punya waktu mengunjungimu ibu!" jelas Emilio.

"Kau sibuk, tapi istrimu bisakan?"

"Maaf bu, lain kali aku akan mengunjungimu!" timpal Mazaya merasa tak enak hati.

"Kau harus selalu mengunjungiku! Atau bila perlu, kau tinggal bersama ibu saja?" ucap Maya membelai lembut pipi menantunya.

"Mana bisa seperti itu, ibu! Kalau istriku, tinggal bersamamu? Putramu ini tinggal bersama siapa?" protes Emilio.

"Kau kan sibuk mengurusi bisnismu, jadi biarkan istrimu tinggal bersama ibu!" ucap Maya.

"Aku tak akan sanggup, jika sehari saja tak melihat istriku, ibu! Kau harus mengerti!" balas Emilio terlihat memelas.

"Kalau begitu, kalian tinggal bersama ibu saja?" usul Maya.

"Ibu, anakmu ini sudah menikah! Bukankah lebih baik, jika ibu dan menantunya, tinggal berpisah?" ujar Emilio.

"Kau mendapat teori dari mana? Apa ibu adalah mertua yang buruk? Sampai kau mau menjauhkan ibu dari menantunya?" protes Maya.

"Tidak ibu, kau mertua yang sangat baik!" lerai Mazaya meraih tangan mertuanya.

"Ibu, kau sudah datang jauh- jauh kemari, kau pasti lelah. Bagaimana jika kau menyantap hidangan yang telah kami siapkan?" sambung Mazaya menuntun mertuanya ke meja makan.

Di bawah naungan Sang Iblis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang