31. Kematian

164 19 0
                                    

Mark, Yuta, dan Johnny sekuat tenaga berlari dengan kencang untuk menyusul Taeyong, Alpha itu sangat kencang sekali berlari memasuki hutan yang lebat dan gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark, Yuta, dan Johnny sekuat tenaga berlari dengan kencang untuk menyusul Taeyong, Alpha itu sangat kencang sekali berlari memasuki hutan yang lebat dan gelap. Johnny menatap langit yang di mana langit sudah mulai gelap dengan banyak kelelawar berlalu-lalang di langit seperti menertawakan apa yang mereka lakukan sekarang, tapi ada satu burung gagak yang terbang membuat Johnny bingung apalagi melihat Mark yang mengikuti burung gagak itu terbang entah kemana.

Mereka tidak berhenti sampai mata mereka melihat serigala Taeyong yang berlari memasuki hutan semakin dalam. Johnny berhenti lalu ada sesuatu yang mengejutkan mereka yaitu ada beberapa serigala bayangan yang tiba-tiba mengepung Taeyong membuat Taeyong menghentikan larinya.

Mark yang merasa Taeyong kini sedang linglung langsung menyergap Taeyong membuat mereka berdua terguling-guling di tanah, Taeyong awalnya ingin menyerang siapa yang menyergapnya tapi langsung dia urungkan rencana tersebut karena dia mencium aroma citrus. Taeyong mengubah wujudnya menjadi manusia membiarkan serigala Mark menindih tubuhnya yang sudah kotor akibat lumpur serta tanah. Alpha yang lain ikut menjadi manusia untuk menghampiri Taeyong, Mark yang sudah menjadi manusia langsung memangku kepala Taeyong.

Tidak lama kemudian ada Jungwoo dan Taeil datang di susul oleh Winwin. Di hutan yang sangat sunyi itu hanya terdengar suara nafas tersengal-sengal mereka serta suara burung gagak yang menghinggap di pohon.
"Aku harus menyelamatkan Yangyang" Taeyong ingin berdiri tapi langsung di tahan oleh Mark, Mark dengan kencang mengguncang tubuh Taeyong supaya sang Alpha sadar.

"Mark.. Yangyang membutuhkanku.. Dia akan mati sebentar lagi kalau aku tidak bersamanya" suasana menjadi tegang dan sedih melihat Taeyong menangis tersedu-sedu di hadapan mereka. Winwin yang hanya berdiri langsung menghampiri Taeyong.

"Kakak.. Jangan menangis, lebih baik kita pergi ke rumah WayV sekarang juga" Winwin langsung berlari begitu saja membuat mereka saling bertatapan tapi langsung mengikuti Winwin untuk kembali masuk ke dalam hutan yang sangat lebat.

Di sisi lain tampak Xiaojun sedang bingung karena dia yakin kalau dia sudah memberi Yangyang darah sesuai jadwal yang di berikan oleh Ten tapi setiap dia masuk ke kamar Yangyang yang di lihat hanyalah Yangyang terdiam duduk di atas kasur tanpa ber...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sisi lain tampak Xiaojun sedang bingung karena dia yakin kalau dia sudah memberi Yangyang darah sesuai jadwal yang di berikan oleh Ten tapi setiap dia masuk ke kamar Yangyang yang di lihat hanyalah Yangyang terdiam duduk di atas kasur tanpa bergerak sedikitpun, dia juga tidak menemukan bekas atau sampah dari kantong darah.

Kali ini Xiaojun kembali masuk ke kamar Yangyang untuk mengantarkan makanan serta kantong darah supaya Yangyang ada tenaga. Baru saja dia membuka pintu itu kamar sangat gelap sekali tidak ada penerangan satupun bahkan satu lilin hidup saja tidak ada, Xiaojun meraba-raba dinding untuk mencari seklar lampu. Lampu itu hidup, lalu rantang makanan yang di bawa Xiaojun terjatuh dari tangannya membuat sebuah suara yang sangat kencang.

"ASTAGA YANGYANG!" Xiaojun berlari ke arah kasur Yangyang, karena suara bising dari rantang makanan tadi membuat Kun, Ten, Lucas, dan Hendery datang. Betapa terkejutnya mereka melihat Xiaojun berusaha menggapai tubuh Yangyang di lampu gantung, Yangyang mengantung dirinya sendiri di lampu gantung yang berada di kamarnya dengan tali kabel telepon.

"TIDAKKK" Kun langsung melempar belati kearah kabel membuat kabel itu putus dan tubuh Yangyang terjatuh tepat di gendongan Hendery. Ten berdiri membeku di ambang pintu melihat apa yang terjadi barusan dengan matanya sendiri. Melihat tubuh Yangyang bergelantung di lampu gantung dengan kabel melilit di lehernya. Tiba-tiba kata-kata Yangyang beberapa hari yang lalu datang di pikiran Ten.

Ten berjalan kearah meja belajar milik Yangyang lalu dia melihat secarik  kertas yang terlipat rapi, Ten membuka kertas itu lalu membaca isinya membuat Ten langsung terduduk di lantai lalu meremat kertas itu sampai kusut.

'Aku tahu apa yang akan aku lakukan nanti sangat tidak benar bahkan melanggar peraturan kerajaanku yaitu menghilangkan nyawaku sendiri, tapi kalau mau jujur aku sudah tidak sanggup dengan kalian semua, kalian sudah berubah seperti bukan kakak-kakakku yang dulu, kalian sekarang menjadi kejam tidak memikirkan orang lain dan aku tidak tahu apa yang terjadi dengan kalian. Aku sangat sakit hati tapi aku tidak bisa apa-apa sekarang walaupun aku sangat di hormati oleh kalian, kalian bahkan tidak memperbolehkan ku untuk bertemu dengan kak Taeyong lalu mengurungku di kamarku sendiri. Aku sangat tersiksa dan di pikiranku hanyalah mati supaya masalah menjadi selesai karena aku pikir semua masalah ini datang dari diriku karna aku mempunyai mate dari bangsa werewolf. Maafkan aku kalau aku ada salah dengan kalian semua biarpun kalian berubah aku tetap menyayangi kalian tapi secara bersamaan aku sangat membenci kalian, tolong sampaikan kepada kak Taeyong kalau aku sangat mencintainya dan maaf aku tidak bisa di sampingnya'

"AKKHHHHH BERISIKK!" Ten berteriak dengan sekuat tenaga sehabis membaca isi surat Yangyang, dia remat rambutnya dengan kuat karena dia pikir dengan melakukan itu semua suara-suara berisik di pikirannya menjadi hilang. Ten menangis sambil menampar wajahnya sendiri untuk melampiaskan semua apa yang dia rasakan.

Lalu sebuah usapan kecil dia rasakan di pipinya yang sudah terasa sangat perih, Ten mendongakkan kepalanya sedikit untuk melihat siapa yang mengusap kecil pipinya. Yang dia lihat adalah seorang wanita tersenyum kecil dengan wangi bunga Geranium menusuk hidungnya, Ten mengerjapkan matanya berkali-kali untuk memastikan kalau dia tidak salah lihat.

"Joy?" Joy hanya tersenyum kecil lalu dengan perlahan mengecup kening Ten membuat Ten kembali menangis dan berusaha menggapai Joy tapi sayang Joy langsung menghilang begitu saja setelah wanita itu mengecup kening Ten dengan sayang.

"J-jangan pergi.. Jangan bawa Yangyang pergi Joy.."

Tiba-tiba Winwin muncul bersama yang lain membuat Ten yang awalnya duduk langsung di bantu oleh Doyoung, melihat siapa yang membantunya berdiri adalah Doyoung Ten langsung mendorong tubuh Doyoung membiarkan tubuhnya terjatuh ke lantai, dengan badan yang bergetar Ten berusaha mundur. Kun berlari kearah Ten yang langsung di peluk oleh Ten karena dia sangat ketakutan apalagi melihat Doyoung serta Joy ada di belakang Doyoung lalu menghilang.

"Kun.. Joy tidak membawa Yangyang kan?! DIA TIDAK MEMBAWA YANGYANG PERGI KAN?!" tanya Ten dengan nada yang ketakutan apalagi melihat Joy yang datang kehadapan entah apa yang di rencanakan Joy.

Sedangkan di kamar Lucas sedang memeriksa keadaan Yangyang di bantu oleh Yuta dan Taeyong, terlihat leher jenjang Yangyang terdapat bekas kabel serta memar. Tubuh Yangyang sangat panas seperti terkena demam yang sangat tinggi membuat Lucas menghela nafasnya panjang.

"Dia sudah tidak minum darah selama empat hari dan kemungkinan dia gantung diri lima menit yang lalu, seharusnya dia masih bisa di selamatkan" ucap Lucas setelah memeriksa leher Yangyang yang sangat memar. Lucas bingung bagaimana Yangyang bisa bertahan selama empat hari tanpa minum darah sebelum vampire itu memutuskan untuk bunuh diri.

"Ada cara lain untuk membuatnya bangun?" tanya Taeyong dengan nada khawatir, dia tidur saat di kamarnya sendiri lalu bermimpi kalau Yangyang datang kepadanya untuk mengucapkan kata-kata perpisahan seperti Yangyang akan meninggalkannya untuk selama-lamanya. Itulah membuat Taeyong langsung berlari keluar kamar dan berlari dengan kencang masuk ke dalam hutan.

"Kau mate dia bukan? Yangyang membutuhkan darahmu" diam-diam Yuta mengambil pisau lipat lalu menggoreskan pisau itu ke tangan Lucas membuat Lucas terjatuh ke lantai, Lucas memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa sangat pusing. Seperti habis terhantam sesuatu.

Sedangkan Ten masih ketakutan bahkan di bawa Kun ke dalam kamar di ikuti Taeil
"Sayang tenang ok? Tenang" Taeil mengambil sebuah botol kecil lalu dia oleskan isi botol tersebut ke tangan Ten, seketika wangi kayu manis tercium membuat Ten berangsur tenang membiarkan Taeil mengusap kedua tangannya dengan lembut untuk menyalurkan rasa tenang dan hangat.

"Jangan takut, Yangyang tidak apa-apa karena sudah ada Taeyong di sisinya"

"Lagi-lagi aku adalah kakak yang sangat buruk di dunia ini"

Wahrheit [YongYang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang