37. Kepergian

124 15 0
                                    

"Kak Ten!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Ten!"

"Joy?"

Tampak Ten sangat terkejut melihat Joy yang sekarang melambaikan tangannya kearah Ten, Ten melihat sekeliling yang di mana dirinya sedang berada di rumahnya dulu. Tidak ada yang berubah semuanya tampak sama seperti sepuluh tahun yang lalu, bahkan sekarang Ten menggunakan pakaian yang di pakai sebelum dirinya berangkat bersama Joy ke taman Cordelia.

"Kau tidak merindukanku?" sekarang Joy sudah tepat di depannya berdiri sambil tersenyum lebar kearahnya, Ten bingung harus merespon bagaimana. Kenapa tiba-tiba ada Joy di hadapannya sekarang? Bahkan saudara kembarnya itu tampak sangat nyata seperti Joy sepuluh tahun yang lalu, tetap cantik dan menawan.

Bahkan Ten sampai mundur beberapa langkah karena shock melihat Joy seperti hidup kembali, Joy hanya tertawa lalu menarik Ten untuk kembali mendekat, badan Ten sampai merinding saat tangannya bersentuhan dengan tangan dingin Joy seperti sangat nyata.

Karena masih terlalu terkejut Ten menjatuhkan dirinya ke lantai karena kakinya tidak bisa menahan beban badannya sendiri membuat Joy terkejut lalu berjongkok di hadapan Ten yang masih terpaku menatapnya dengan tatapan tidak percaya. Tangan Ten pun bergerak untuk menyentuh pipi lembut itu dan benar saja dia bisa merasakan lembutnya pipi Joy membuat mata Ten berkaca-kaca.

"Kenapa nangis?" tanya Joy dengan nada cemberut, dia awalnya ingin membuat Ten bahagia sebelum mereka berpisah tapi sekarang Ten menangis di hadapannya membuat Joy ikut sedih lalu duduk di hadapan Ten. Oh astaga hatinya sakit sekali melihat kembarannya itu menangis tersedu-sedu.

"K-kau Joy?" tanya Ten dengan nada yang sangat gemetaran, Joy mengusap tangan Ten yang masih ada di pipinya dan tersenyum lebar. Ingin rasanya Joy ikut menangis bersama Ten sekarang tapi dia mati-matian untuk menahan tangisnya, dan memilih untuk memeluk Ten dengan erat.

"Iya ini aku Joy, Sooyoung adikmu kak Ten" Ten tidak membalas pelukan Joy melainkan meremat baju Joy dan kembali menangis di pelukan Joy, entah sudah berapa kalinya dia menangis dan dia yakin sekarang matanya bengkak.

"T-tolong jangan bawa Yangyang pergi.." gumam Ten yang masih bisa di dengar oleh Joy membuat Joy tersenyum kecil lalu melepaskan pelukannya.

"Aku tidak akan membawa Yangyang pergi kak jadi jangan khawatir" Joy berusaha untuk menenangkan Ten walaupun dia bingung harus melakukan apa tapi sekarang Ten sudah mulai tenang.

"Aku tidak banyak waktu di sini kak, aku hanya ingin berterimakasih kepadamu karena sudah menjadi kakakku bahkan menjadi orang yang aku sayang. Jangan salahkan dirimu lagi yah? Masih banyak yang sayang sama kakak dan maafkan aku karena saat itu aku tidak bilang apa-apa dan aku langsung pergi dari kehidupanmu, aku tidak tenang apalagi melihat dirimu yang selalu sedih sampai membalas dendam akibat kesalahpahaman semua ini. Tolonglah berbahagia di sana dan banyak-banyak tersenyum, dan juga aku harap kakak sama Doyoung menjadi teman kembali. Kalian sama-sama merasa kehilangan diriku tapi bukan berarti kalian harus bermusuhan kak, aku menyayangi kalian berdua.. Tetap jadi orang baik seperti kak Ten yang aku kenal selama hidupku yah?"

Ten malah menundukkan kepalanya membuat Joy bingung sampai Joy harus menangkup kedua pipi Ten supaya pria manis itu bisa menatap matanya
"Maafkan aku Joy karena sudah menjadi kakak yang jahat dan tidak berguna bahkan aku hampir membuat nyawa seseorang hilang karena dendamku" mendengar itu Joy tersenyum kecil. Dia berdiri lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Ten berdiri.

"Memang apa yang kau perbuat sangat jahat kak bahkan hampir saja menghilangkan tiga nyawa bahkan kau saja hampir membuatku untuk membawa Yangyang pergi bersama. Tapi karena kau sudah menyesal dengan semua perbuatanmu maka yang harus kau lakukan sekarang adalah sadar serta minta maaflah dengan mereka, mereka pasti akan menerimamu kembali kak"

Joy mengecup kening Ten sebentar lalu Joy mundur beberapa langkah dari Ten serta Joy sudah mulai memudar tapi senyumannya itu tidak pernah luntur dari wajah cantiknya, melihat itu Ten hanya ikut tersenyum mencoba untuk ikhlas dengan kepergian Joy.

"Berbahagialah kak Ten, dan aku berharap jika nanti ada kehidupan lagi maka aku ingin menjadi adikmu lagi dan kita hidup bahagia bersama. Sampai jumpa lagi kak Ten, terimakasih untuk semuanya" Joy membungkukkan badannya sembari mengucapkan kata-kata itu, tidak lama kemudian tubuh Joy pun memudar lalu menjadi sebuah kelopak bunga mawar yang bertebaran melewati Ten. Ten memejamkan matanya merasakan sensasi kelopak bunga mawar itu melewati tubuhnya.

"Tenang di sana, cantikku"

Ten membuka matanya sambil melihat sekeliling, sekarang dirinya ada di kamarnya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ten membuka matanya sambil melihat sekeliling, sekarang dirinya ada di kamarnya sendiri. Setelah beberapa saat mengisi tenaganya Ten bergegas untuk turun dari kasur lalu pergi dari kamarnya, orang-orang yang ada di luar kamar langsung melihat Ten yang tiba-tiba keluar lalu pergi ke kamar Yangyang dengan tergesa-gesa.

Ten membuka pintu kamar Yangyang dengan kencang sampai membuat Taeyong yang sedang menyuapi Yangyang makan terkejut begitu juga dengan Yangyang yang tampak bingung dengan kehadiran Ten tiba-tiba tapi Yangyang langsung meremat tangan Taeyong dengan erat. Ten tidak mengeluarkan sepatah katapun lalu dengan pelan mulai berjalan kearah Yangyang yang masih diam di atas kasur.

Ten arahkan tangannya ke kepala Yangyang membuat Yangyang dengan cepat menutup matanya takut, Yangyang kira Ten akan kembali menjambak surai pirangnya itu tapi ternyata Ten mengusap kepalanya dengan lembut membuat Yangyang dengan takut-takut membuka matanya. Yang dia lihat adalah Ten menangis sambil mengusap kepalanya dengan lembut, bahkan Ten langsung terduduk di lantai yang membuat Taeyong bergegas membantu Ten untuk duduk di pinggir kasur Yangyang.

Kun datang dengan ekspresi panik karena dia tidak mendapatkan Ten di kamarnya sendiri tapi langsung menghela nafas melihat Ten ada di kamar Yangyang bersama Taeyong.

"Maafkan aku Yangyang, maafkan aku.. Jangan tinggalkan aku yah? Maafkan aku Yangyang, tolong pukul aku biar aku bisa merasakan sakit yang kau rasakan"

Ten mengambil tangan Yangyang, dengan tenaga yang sedikit Ten berusaha menampar wajahnya dengan tangan Yangyang. Yangyang langsung menahan tangannya lalu membalas genggaman tangan Ten sambil menggelengkan kepalanya, dia tidak ingin menyakiti orang yang dia sayangi.

"Jangan begini kak.. Berhentilah menangis" Yangyang memilih untuk menyandarkan kepalanya di bahu Ten membiarkan Ten memeluknya dengan erat dan menangis bersama. Taeyong yang awalnya berada di samping Yangyang memutuskan untuk pergi menuju Kun yang diam menatap kedua vampire manis itu.

"Masalah ini sudah selesai, bukan?" tanya Taeyong yang di jawab anggukan oleh Kun.

"Mungkin? Tapi sepertinya Ten masih mempunyai traumanya"

Wahrheit [YongYang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang