32. Tiara

199 21 0
                                    

Jaehyun sudah terbangun bahkan dia sudah bisa menggerakkan tubuhnya dengan leluasa tapi Jaehyun bingung, kemana yang lain? Jaehyun sudah mencari kesemua ruangan tapi tidak ada siapa-siapa di rumah itu, hanya ada dirinya dan juga Haechan di kamar Mark

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaehyun sudah terbangun bahkan dia sudah bisa menggerakkan tubuhnya dengan leluasa tapi Jaehyun bingung, kemana yang lain? Jaehyun sudah mencari kesemua ruangan tapi tidak ada siapa-siapa di rumah itu, hanya ada dirinya dan juga Haechan di kamar Mark. Jaehyun memutuskan untuk kembali ke kamar Mark karena dia ingin melanjutkan memeriksa serta merawat Haechan yang entah kapan akan bangun lagi padahal Mark sudah terbilang sanga sehat walaupun dia masih tidak di perbolehkan untuk menggunakan kekuatannya.

Saat menggantikan infus Haechan Jaehyun melihat kalau jari Haechan mulai bergerak pelan, bola mata yang tertutup oleh kelopak mata tersebut seperti bergerak, dengan cepat Jaehyun mengambil light pen dan membuka mata Haechan. Mata Haechan seperti merespon cahaya itu bahkan denyut nadi Haechan sudah mulai terasa sangat stabil membuat Jaehyun tersenyum lebar.

Bergegas Jaehyun menyuntikkan Haechan beberapa obat supaya Omega itu dengan cepat sadar dari tidur panjangnya, aroma berry yang manis pun mulai memenuhi kamar Mark. Jaehyun berharap sebentar lagi Haechan bangun karena dia sangat mengkhawatirkan Omega itu, sudah semua cara dia lakukan untuk membuat Mark dan Haechan kembali pulih.

Dan benar tidak lama dari Jaehyun menyuntikkan obat tadi ke tubuh lemah Haechan, Haechan mulai membuka matanya lalu terbatuk-batuk dengan hebat seperti ada sesuatu yang menusuk-nusuk tenggorakan. Jaehyun juga langsung memasangkan masker oksigen ke wajah Haechan supaya Omega manis itu dengan mudah bernafas lalu Haechan pun mendapatkan kesadarannya.

"Kak Jaehyun" ujar Haechan dengan nada yang sangat lemah bahkan hampir saja tidak kedengaran oleh telinga orang biasa, Jaehyun tersenyum lebar bahkan Alpha itu menangis terharu melihat Haechan sudah mendapatkan kesadarannya.

"Haechan, akhirnya kau sadar"

Rasanya Haechan ingin menangis sekarang tapi matanya itu sudah kering membuatnya hanya bisa diam termenung menatap atap kamar yang berwarna putih itu, Haechan berusah mengingat apa yang terjadi dengan dirinya sendiri sebelum dia kehilangan kesadaran. Haechan ingat saat itu dia ada janji dengan Yangyang untuk mengerjakan tugas akhir semester yang di berikan oleh Sehun di salah satu cafe yang sering mereka kunjungi sampai malam, tapi saat ingin pulang Haechan merasakan kalau tubuhnya sangat sakit seperti terkoyak-koyak bahkan kepalanya sangat pusing seperti habis terhantam benda yang sangat berat dan keras. Haechan juga ingat saat dirinya pulang bersama Yangyang lewat gang tubuhnya langsung melemah dan dirinya terjatuh lalu dia terbatuk-batuk sampai darah keluar dari mulutnya, setelah itu Haechan tidak ingat apa-apa lagi.

Haechan memutuskan untuk kembali tidur dan berdoa supaya apapun yang terjadi ada jalan keluarnya.

Di rumah WayV Taeyong menatap Yangyang dengan tatapan sendu, dia usap surai pirang itu dengan lembut bahkan merapikan rambut Yangyang yang menutup mata vampire manis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di rumah WayV Taeyong menatap Yangyang dengan tatapan sendu, dia usap surai pirang itu dengan lembut bahkan merapikan rambut Yangyang yang menutup mata vampire manis itu. Dia sedang menunggu Lucas dan Hendery yang sudah mereka lukai untuk menyadarkan mereka beserta Mark yang selalu ada di sampingnya. Lucas dan Hendery datang dengan sebuah belati tajam yang mereka berikan kepada Taeyong.

"Kau goreskan belati itu ke telapak tangan lalu darah yang keluar segera diarahkan ke mulut Yangyang supaya darahnya bisa masuk kedalam tubuh Yangyang" Taeyong menerimanya belati itu sambil mengelap tangannya supaya tidak ada kotoran atau debu menempel.

Taeyong buka mulut Yangyang lalu dia arahkan tangannya yang sudah ada belati tepat di atas mulut Yangyang, Taeyong menggores belati itu ke telapak tangannya membuat sebuah sayatan yang panjang di telapak tangan. Taeyong mengepal kuat tangannya membuat banyak darah keluar dari telapak tangannya itu, bahkan wangi darah tercium sangat kuat di tambah dengan aroma bunga mawar dan lime. Taeyong membiarkan darahnya itu menetes masuk kedalam mulut Yangyang berharap kalau Yangyang bisa kembali bangun.

Setelah merasa cukup Lucas langsung mengambil tangan Taeyong lalu mengoleskan sebuah obat untuk mengobati luka di telapak tangan Taeyong, Taeyong hanya bisa meringis kecil merasakan rasa perih yang menyerang tangannya tapi dia pikir rasa perih ini tidak seberapa rasa sakit yang di alami Yangyang. Setelah di perban Taeyong mengecup bibir Yangyang yang masih ada darahnya sendiri, lalu mengecup kening Yangyang.

Hendery mengajak Mark untuk jalan-jalan di sekitaran rumah, dia baru saja melukai Xiaojun menggunakan pisau dapur membuat Xiaojun tersadar lalu pingsan. Setelah membawa Xiaojun untuk beristirahat di kamarnya sendiri Hendery memutuskan untuk mengajak Mark berkeliling. Sampai di mana mereka ada di ruangan yang sangat luas dan berkilauan.

"Oh yah, malam itu kau kenapa? Kau seperti bukan Hendery yang aku kenal dan tiba-tiba saja menyerangku bahkan sampai membuatku dan Haechan koma" Hendery mengusap tengkuknya canggung mendengar ucapan Mark yang sekarang tampak sangat kagum dengan isi ruangan yang mereka datangi.

"Sebenarnya aku juga tidak tahu Mark, aku seperti di kendalikan oleh seseorang bahkan bisa di bilang aku ada berada di luar ragaku? Aku tidak bisa mengendalikan tubuhku sendiri bahkan langsung menyerangmu, pikiranku kosong seperti tidak ada apa-apa di pikiranku. Mungkin aku sudah di kendalikan oleh seseorang lalu kak Yuta melukai tanganku sejak itulah aku mulai sadar dan sangat merasa bersalah denganmu" ujar Hendery, jujur saja dia sangat merasa bersalah dengan Mark dan Haechan bahkan membuat pasangan werewolf itu mengalami koma.

"Ya walau kejadian itu membuatku sangat kecewa denganmu tapi aku juga mikir kalau kau tidak mungkin menyerang orang tanpa sebab, terlebih lagi melihat tatapan matamu yang sangat kosong begitu juga yang lain bahkan kejadian Yangyang bertarung dengan kak Taeyong beberapa hari yang lalu aku melihat tatapan Yangyang sangat kosong, dia seperti sebuah boneka kayu yang di kendalikan oleh seorang tuan"

Mark berhenti menatap sebuah tiara dan topeng hitam yang terpajang tepat di tengah-tengah dari tujuh tiara yang lain, tiara berbentuk bunga mawar yang kecil serta ukiran-ukiran itu tampak sangat indah dan megah di tambah sebuah topeng hitam dengan hiasan berlian berbentuk tetesan air. Kedua benda cantik itu tersimpan rapi di dalam sebuah kotak kaca yang sangat kuat dengan sebuah bantal kecil menjadi alas kedua benda itu.

"Itu adalah tiara serta topeng milik Yangyang, dari kerajaan Martanesia" ujar Hendery menjawab rasa penasaran Mark. Mark menatap tiara berbentuk bunga mawar merah, di tambah ukiran-ukiran daun, serta ada beberapa mutiara sebagai pelengkap tiara tersebut.

"Martanesia? Aku seperti pernah dengar"

"Martanesia adalah kerajaan dari seluruh kerajaan vampire di negeri ini, bisa di bilang kerajaan semua vampire anggapannya saja sebagai perusahaan besar lalu membuka cabangnya di mana-mana. Nah Yangyang berasal bahkan keturunan langsung dari kerajaan Martanesia, kalau tidak salah dia keturunan ke sepuluh dan salah satu calon pewaris kalau dia berkenan untuk mendapatkan tahta. Itulah mengapa Yangyang sangat di hormati di sini bahkan sangat di sayang terlebih oleh kak Ten. Kerajaan kak Ten yang bernama Elysian dan kerajaan Yangyang sebenarnya seperti kerajaan saudara hanya saja tetap kerajaan Martanesia yang berada di atas, begitu juga kerajaan Aredhel yaitu kerajaan Xiaojun"

Mark menganggukkan kepalanya paham apa yang di katakan oleh Hendery dan kembali melihat-lihat benda-benda itu, kening Mark mengerut bingung karena dia baru sadar hanya tiga orang saja yang mempunyai sebuah tiara sedangkan sisanya hanya ada topeng hitam. Melihat itu membuat Hendery tertawa saat tahu apa yang membuat Mark bingung.

"Hanya kak Ten, Xiaojun, dan Yangyang yang mendapatkan tiara karena mereka bertiga adalah orang-orang yang terpilih atau bisa juga karena mereka adalah calon pewaris tahta di kerajaan mereka masing-masing atau bisa juga orang-orang yang sudah di takdirkan, sedangkan orang yang tidak terpilih hanya mendapat gelar serta sebuah topeng hitam itu, lalu kau lihat tidak topeng putih dengan tiara kecil yang tepat di bawah milik kak Ten? Itu milik kak Sooyoung atau kembaran kak Ten"

Mark hanya ternganga mendengar penjelasan Hendery yang sangat menarik baginya, melihat benda-benda dari kerajaan itu membuat Mark teringat dengan benda kerajaan mereka juga bedanya mereka adalah sebuah kain wol putih menerawang penutup wajah yang mereka anggap sangat suci serta sebuah kalung dengan simbol bunga masingmasing. Mark juga terkejut saat mengetahui kalau Ten mempunyai saudara kembar perempuan.

Wahrheit [YongYang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang