35. Isakan

166 18 1
                                    

Ten sudah mendengarkan semuanya apa yang keluar dari mulut Doyoung, Ten hanya diam tidak bergeming dari tempat duduknya dengan tatapan kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ten sudah mendengarkan semuanya apa yang keluar dari mulut Doyoung, Ten hanya diam tidak bergeming dari tempat duduknya dengan tatapan kosong. Tiba-tiba saja isi pikirannya itu kosong seperti tidak ada apa-apa, Ten meremat kuat celana berwarna hitam miliknya itu sambil menggelengkan kepalanya pelan.

"Maafkan aku Ten karena aku tidak menceritakan semuanya dari awal, aku sangat menyesal karena aku mengira dirimu sudah mengetahui semua ini. Aku sangat-sangat menyesal, aku tidak tahu harus melakukan apa supaya dirimu bisa memaafkan aku ataupun kami sekarang. Ini juga permintaan Joy karena dia sangat menyayangimu maka dari itu dia ingin melihatmu bahagia sebelum dirinya tenang, sekali lagi maafkan aku"

Doyoung sampai bersujud di depan Ten walaupun tidak mendapatkan respon apapun dari Ten. Dengan tangan yang gemetaran Ten berusaha meraih tangan Kun sambil menatap Kun dengan mata yang sudah sembab akibat menangis.

"K-kun aku mengantuk tolong antar aku ke kamar"

Kun pun berpamitan dengan Taeil dan Doyoung untuk mengantar Ten ke kamarnya, Ten membutuhkan waktu untuk sendiri sekarang. Taeil mempersilahkan kedua pasangan vampire itu keluar dari kamar Kun, Taeil bergegas menuntun Doyoung untuk kembali duduk di sofa sambil mengusap air mata Doyoung. Doyoung langsung memeluk Taeil dan menangis dengan keras di sana, dia sangat merasa bersalah dengan Ten sampai membuat Ten dan pertemanan mereka hancur begitu saja.

Wangi caramel pun tercium di kamar Kun. Di luar kamar mereka semua bisa melihat Ten yang di bawa oleh Kun menuju kamarnya sendiri untuk beristirahat, ingin saja Winwin ikut tapi langsung di tahan oleh Yuta karena dia yakin Ten harus beristirahat.

"Kak Ten dan Yangyang akan baik-baik saja kan?" tanya Winwin khawatir apalagi melihat Yangyang yang belum menunjukkan reaksi apapun lalu melihat mata Ten yang sembab semenjak dia keluar dari kamar Kun.

Seketika hening hanya terdengar suara isakan tangis dari Doyoung serta isakan tangis yang keras dari kamar Ten, mereka semua berharap setelah apa yang terjadi ini kedua teman itu kembali membaik satu sama lain. Bahkan Mark dan Hendery yang baru kembali dari berkeliling hanya diam, Xiaojun sudah terbangun dari istirahatnya, dan Taeyong yang memilih di kamar Yangyang untuk menjaga pasangannya itu.

Merasa suasana menjadi tidak nyaman lucas berusaha mencairkan suasana dengan mengajak mereka semua untuk meminum teh hangat padahal jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam tapi Lucas pikir daripada mereka hanya berdiam diri lebih baik mereka mengistirahatkan tubuh dengan menikmati teh hangat buatan Xiaojun dan Hendery. Tidak lupa Hendery membawakan teh herbal untuk Ten dan Kun serta teh hangat untuk Taeyong yang lebih memilih di kamar Yangyang.

Winwin menghidupkan lilin aromaterapi beraroma kayu manis supaya suasana menjadi hangat, Doyoung tampak sudah mulai tenang dan mulai meminum teh hangat yang sudah di sediakan begitu juga yang lain. Johnny menyandarkan tubuhnya ke sofa karena jujur saja dia sangat kelelahan, baru saja menginjakkan kaki di rumah dirinya sudah di kejutkan dengan banyak masalah begitu juga Jungwoo yang masih bingung kenapa dia bisa mengakses media sosial milik temannya yang lain.

"Untuk masalah media sosial kami tidak tahu itu ulah siapa karena kak Ten tidak pernah memerintahkan kami untuk meretas apapun itu" ujar Lucas yang di angguki Winwin, Ten tidak pernah sekalipun membahas media sosial ataupun semacamnya itu di rencana mereka yang kembali membuat Jungwoo kebingungan.

"Ah lupakan saja, memikirkan itu membuat kepalaku hampir saja pecah apalagi melihat kak Taeil yang sangat cemas" Jungwoo ikut menyandarkan tubuhnya di sofa, kepalanya masih pening akibat kebanyakan di depan handphone maupun laptop di tambah masalah di antara Ten dan Doyoung.

"Kira-kira Yangyang kapan akan bangun?" tanya Mark yang hanya diam sambi melihat yang lain, semua mata tertuju kearah Lucas yang baru saja menyesap teh hangat miliknya.

"Kalau itu aku tidak tahu, perkiraanku tadi kalau Yangyang menggantungkan dirinya lima belas menit sebelum Xiaojun masuk kedalam kamar lalu dia tidak minum darah selama empat hari, aku sempat keheranan bisa-bisanya dia bertahan tanpa darah selama empat hari itu sebelum menggantung dirinya sendiri di lampu gantung dengan kabel telepon. Aku hanya takut saja sebenarnya Yangyang sudah menghembuskan nafas terakhirnya dan kak Taeyong terlambat memberikan darahnya kepada Yangyang"

"Semoga itu tidak akan terjadi" celetuk Taeil sambil melihat Taeyong yang tertidur dengan menelungkupkan kepalanya di kedua tangannya karena dia tertidur dengan posisi duduk. Taeil bisa merasakan betapa sedih dan sakitnya Joy yang rela berkorban demi Doyoung serta Ten dan kerajaannya sendiri, Taeil berharap kalau Yangyang bisa bangun dan bisa kembali kedalam pelukan Taeyong dan Ten.

"Kalau begitu lebih baik aku, Mark, dan Jungwoo memutuskan untuk pulang dan kembali besok karena di rumah hanya ada Haechan dan Jaehyun yang masih sakit" Yuta, Mark, dan Jungwoo pun pamit pulang terlebih dahulu membiarkan Johnny, Taeil, Doyoung, dan Taeyong untuk menginap di rumah WayV dan untungnya saja rumah WayV sangat luas serta mempunyai banyak kamar tamu untuk mereka.

Mereka bertiga sampai di rumah, baru saja mereka membuka pintu rumah yang mereka lihat adalah Haechan yang baru keluar dari kamar mandi membuat Mark membulatkan matanya terkejut melihat Haechan yang sudah bangun. Mata Mark berkaca-kaca karena dia tidak menyangka Haechan sudah bangun sekarang.

"Haechannie?" Mark langsung menghampiri Haechan yang sekarang tersenyum manis kearahnya, setelah Mark sudah berdiri di hadapannya langsung lah Haechan memeluk Mark dengan erat membuat Mark dengan cepat membalas pelukan Haechan.

"Selamat datang kembali di rumah, Alpha" ujar Haechan dengan nada yang sangat lembut seperti menghipnotis Mark untuk lebih mengeratkan pelukan mereka.

"Terimakasih sudah bangun dan kembali kedalam genggamanku"

Wahrheit [YongYang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang