~~❤️💎❤️~~

3.1K 185 2
                                    

Thea datang dengan nampan besar ditangannya dan wajah tersenyum manis nya.

Ruby mengambil mie ayam dan jus Alpukat kesukaannya. Ia juga mengambil nasgor dan jus strawberry milik Thea.

Setelah Thea mengembalikan nampannya ia dan Ruby makan dengan lahap. Sesekali bercengkrama dan tertawa bersama.

Hingga suara dubrakan kencang membuat mereka menghentikan obrolan nya.

"Lo apain Civi ha!?.. Lo dorong dia dari atas tangga kan!" Bentak Samuel tepat disamping Ruby yang mengernyitkan dahinya.

"Lah apaan sih anj! Ruby dari tadi berdua sama gue disini!" Sentak balik Thea yang tak terima sahabatnya di fitnah.

"Halah bacot! Civi sendiri yang bilang kalau lo dorong dia dari lantai 2 kan! Lo kalau iri sama kecantikan Civi gk usah buat jahat anjing!"

"Lo yang anjing!! LO CIPOKAN BERDUA SAMA CIVI DI BELAKANG SEKOLAH! LO KIRA GUE GK TAU HAA!!" Kesal Thea.

Samuel tertegun mendengar teriakan keras Thea. Bukannya merasa bersalah ia justru tersenyum sinis.

"Emang kenapa kalau gue ciuman sama adik tirinya? Tohh bibir nya lebih enak daripada bibir si kuman dekil ini" sinis Samuel.

Ruby mengepalkan kedua tangannya erat. Sesak dan sakit hatinya kembali timbul.

"Kenapa sih.. kenapa kamu terus-terusan belain Civi dari pada aku! Aku pacarmu Samuel!" Sentak Ruby.

"Wahh wah si dekil mulai berani" celetuk Andre.

"Mimpi! Gue udah bilang gue pacaran sama lo karena taruhan! Hitung-hitung udah lewat dari masa taruhannya yaa"

Ruby menatap Samuel tak percaya. Linangan air mata menggenang di pelupuk matanya.

"Mulai hari ini, detik ini kita putus! Lo cewek dekil jangan pernah bisa mimpi bisa setara dengan adik tiri lo!"

Jatuh sudah air mata Ruby, bibirnya bergetar menahan tangisan yang terus ingin keluar.

"Aku cinta sama kamu Samuel!"

"NAJIS TAU GK BISA DICINTAI SAMA CEWEK DEKIL KEK LO!!" Bentak Samuel lantang.

"Mending lo jauh-jauh dari kehidupan gue! Lo pergi yang jauh dari sini! Muak gue lihat wajah dekil lo" kesal Samuel.

"Anjing!! Gue doain lo bakal nyesel!" Sentak Thea.

"Oke! Aku bakal pergi jauh dari sini! Tunggu pembalasan aku!!" Geram Ruby, ia menarik tangan Thea dan berlalu dari sana dengan hati yang teriris.

"PERGI AJA LO YANG JAUH DEKILL!!" teriak Fernan.

Ruby berjalan cepat dan masuk kedalam kelasnya. Ia meneteskan semua air matanya di pelukan Thea.

"Ruby, lagi?" Tanya Sarah, Thea mengangguk lemas.

"Udah by, saatnya lo bangkit kali ini. Lo harus balas dendam" celetuk Jidan si ketua kelas yang selalu ngertiin keadaan anggota kelasnya.

"Iya, lo gk boleh lemah gitu. Gue tau lo ada kelemahan tapi pasti lo punya kekuatan yang tersembunyi" lanjut Vian.

"Contohnya berubah jadi power ranger kuning"

Semua menatap datar pada Rio, si buncit yang selalu membuat suasana menjadi hidup.

"Hapus dulu air mata lo nih.. mata bulet lo tambah bengkak kalo lo kebanyakan nangis"

Anggita dan Zara terkekeh menatap wajah Ruby yang cemberut. Tapi tak urung ia menghapus air matanya dengan men tap-tap pipinya.

Tenang saja, foundation nya waterproof jadi gk bakal ketahuan warna kulit asli Ruby.

Never Stop Obsessing Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang