Ruby melenguh pelan saat merasa ada usapan lembut di rambut yang sedikit lepeknya.
Ia mengerjap pelan berusaha bangkit dengan bantuan seseorang yang belum ia kenal.
"Pelan-pelan" bisik pria yang membantunya mencari posisi nyaman untuk duduk tersebut.
Mata bulat jernih Ruby menatap sekeliling dengan perasaan terkejut, seingatnya tadi sebelum ia pingsan ia meminta bantuan 5 orang pria kan? Apa itu mereka sekarang yang sedang menatapnya dengan pandangan berbinar cerah.
"Umm... Ma-makasih udah nolongin aku, bisa anter aku pulang?"
Pria berambut blonde itu menggeleng tegas, ia meraih kaki kanan Ruby yang terkilir dan memijatnya lembut. Tapi, apaan dengan tatapannya itu, sorot matanya membuat Ruby mengerjap tak percaya.
"Belum boleh bunny, kamu masih harus istirahat dulu"
"Ta--tapi"
"Ini, ponsel mu dari tadi berdering. Nomer yang tertera adikku tersayang, mungkin adik mu khawatir sekarang"
Ruby dengan mata polosnya, meraih benda pipih tersebut dan menatap layar hp nya yang tertera panggilan sang adik.
Ruby mengangkatnya perlahan, menempelkan benda pipih tersebut ke telinganya.
"Halo kak! Kamu dari mana aja!? Aku khawatir dari kemarin malam kakak gk ngangkat handphone nya pas adik telpon"
"Maaf, kakak lagi.. umm..."
Ia memikirkan alasan yang logis disituasi nya yang sekarang.
"Beres-beres, kemarin kakak habis dari rumah sakit langsung tidur."
"Huftt... Kirain kakak kenapa-kenapa, yaudah deh.. aku tunggu disini yaa jangan lupa mampir"
"Iyaa... Nanti kakak usahain jenguk kamu kesana lagi. Udah dulu yaa kakak matiin. Bye"
Ruby mematikan sambungan telepon nya sepihak. Ia dari tadi merasa tak nyaman karena terus-terusan di perhatikan oleh banyak mata.
"Sini makan, biar aku suapin"
Ruby menggeleng tak enak, "biar aku aja, aku bisa sen--
"Gk mau yaa" melas pria berambut ash red itu. Ruby menatap heran pria disamping kanannya tersebut.
Apa-apaan wajah melas itu! Dan apa-apaan dengan mata berlinang itu. Ruby pingin banget berteriak kasar, tapi ia memejamkan erat matanya.
"Oke oke, tapi sedikit-sedikit aja" pasrah Ruby. Bagaimana pun mereka yang udah nyelamatin dirinya, jadi gk enak kalau nolak keinginan mereka.
Dengan wajah penuh binar, pria berambut ash red itu menyuapi Ruby dengan telaten. Ruby terus berusaha mengunyah dengan cepat biar semuanya cepat selesai juga.
"Ehh... Kalian baik-baik aja kan? Aku gk tau kejadian kemarin kayak mana, tapi kalau kalian berkelahi ada yang luka gk?"
Mereka semua menggeleng cepat, Ruby menghela nafas lega. Setidaknya gk ada yang perlu ia ganti rugi.
"Terus, kalian ada pancing-pancing gitu gk? Kayak nanya-nanya kenapa mereka ngincar aku?"
"Ada" pria bertatto melangkah mendekati Ruby yang sesekali disuapin telaten oleh pria di sebelah kanannya.
"Apa? Kata mereka apa?" Tanya Ruby tak sabaran.
"Katanya mereka nargetin kamu, buat diperkosa"
Ruby melotot kaget, jelas. Ia marah dan gk terima. Ia yakin pasti ada orang yang menyuruh mereka melakukan hal kotor itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Stop Obsessing
RandomSeorang gadis, dengan segala rasa sakitnya. Berjuang sendiri melawan trauma dan terus berdiri tanpa tumpuan untuk sang adik yang jatuh sakit dirumah sakit. Hingga pada akhirnya ia diusir dari rumah keluarga angkatnya. ~~~~~~~~~~~ Tengah malam yang...