Malam yang sunyi dengan hembusan angin tipis, seorang pria paruh baya melangkah dengan wajah tegasnya. Menyusuri lorong rumah yang mewah.
Hawa dingin tidak ia hiraukan seakan-akan ia memang diciptakan untuk malam. Tatapan yang tajam, dengan rahang mengetat.
Ia masuk kedalam ruangan dengan dekorasi merah dan hitam yang kontras. Duduk dengan wibawanya. Tekanan yang ia berikan cukup membuat kedua pria dihadapannya segan.
Lampu yang terang dengan pigura-pigura foto yang menempel di setiap dinding dan banyak berbagai jenis senjata api yang menempel di rak khusus nya.
"Jelaskan semuanya" suara dingin itu menggema dalam ruangan yang mencekam.
"Aku sudah menemukan saudara ketiga ku, dia bersama saudara bungsu kita"
"Selama ini mereka selalu bersama walau saudara ketiga kita memiliki keluarga angkat"
"Keluarga angkat" gemertuk rahang dengan tangan yang terkepal. Membuat tanda bahaya pada keduanya.
"Iya, tapi itu dulu. Sekarang saudara ketiga kita sudah keluar dari keluarga itu"
Pria besar itu, memejamkan matanya. Ia berhembus pelan melepaskan semua emosinya yang tertahan.
"Baguslah, lalu sekarang dimana mereka?" Tanya nya.
"Mereka tinggal di rumah sederhana dekat kawasan Victoria"
"Ya dan sekarang mereka sekolah di sma dan smp yang cukup berdekatan"
"Mereka bersekolah disekolahan menengah, siapa yang membiayai mereka?"
"Enggio Bramzeno, keluarga Bramzeno yang membantu saudara kita untuk bisa sekolah disana"
"Enggio Bramzeno" gumam pria itu.
Pria itu langsung mengambil handphonenya dan menghubungi ajudannya segera.
"Atur jadwal ku untuk bertemu dengan Enggio Bramzeno besok"
"Lalu apalagi?" Tanya nya setelah mematikan panggilan sepihak.
"Mmm... Mereka dekat dengan kelima iblis itu" sahut nya.
"APA!! MEREKA DENGAN KELIMA IBLIS ITU!!" Bentak nya sembari menggebrak meja nya.
Mata yang melotot dengan wajahnya memerah, bahkan urat ototnya terlihat di sepanjang lengan dan lehernya.
"Bagaimana bisa?"
"Tenang lah dad" pinta pria itu.
"Mereka membantu saudara ketiga dari kejaran preman yang mau memperkosanya" kata pria disebelahnya.
"Siapa yang mengirim preman itu" ucapnya dengan penuh penekanan dan amarah yang tertahan. Semua informasi dari kedua anaknya benar-benar membuat emosi nya meluap-luap.
"Anak kandung dari keluarga angkat saudara ketiga"
"Mereka tidak pernah akur, dad bahkan wanita itu hendak membunuh saudara ketiga jika saja adik bungsu kita tidak melindunginya"
"Tenang dad"
"Aku pernah mencari tau keluarga itu, mereka tidak pernah memperlakukan anak ku dengan baik. Hancurkan mereka!" Tekan pria itu.
"Baik dad" jawab mereka serentak.
"Lalu bagaimana dengan kelima iblis itu, mereka ada di pihak Aguila Feroz"
"Kita bisa hubungi Oso Feroz untuk itu. Pastikan lindungi gadis kecil ku lebih dulu"
"Baik dad" jawab mereka serentak beriringan dengan perginya kepala keluarga yang terhormat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Stop Obsessing
RandomSeorang gadis, dengan segala rasa sakitnya. Berjuang sendiri melawan trauma dan terus berdiri tanpa tumpuan untuk sang adik yang jatuh sakit dirumah sakit. Hingga pada akhirnya ia diusir dari rumah keluarga angkatnya. ~~~~~~~~~~~ Tengah malam yang...