Si gadis cantik dengan kulit mulusnya, bersenandung riang sembari memakai masker. Ia senang mengingat kejadian tadi, fiuhh sangat memuaskan baginya.
Kriett...
"Kak Byby, ayuk makan. Aku udah buat sayur asem sama kepiting pedas"
"Umm Vivin kakak lagi maskeran nanti aja habis maskeran ya"
Vino melangkah mendekati kakaknya di meja rias. Ia menggelengkan kepala melihat wajah kakaknya yang tertutupi masker Charcoal.
"Lama gk? Aku mau makan bareng sama kakak" Vino memeluk Ruby dari belakang. Ia menduselkan wajahnya pada rambut lebat Ruby.
"Hahaha... Bentar bentar, bentar lagi kering ini. Tinggal di kelopek aja"
Ruby mengelus lembut pipi Vino. Ia tersenyum manis melihat pantulan wajah Vino yang cemberut.
"Kakak ke jakarta tadi ngapain?"
"Aku nyelesaiin urusan"
"Besok kakak sekolah gk?"
"Sekolah, kenapa? Uangnya udah habis?"
"Gk! Belum kak, aku pingin pindah sekolah ke tempat kakak boleh?"
"Gk Vin, nanti pelajaran kamu beda lagi sayang"
"Gkpapa kak, aku kan pandai"
"Adek kesayangan kakak, dengar. Bentar lagi kakak juga mau naik kelas. Nanti aja habis naik kelas yaa"
"Berarti nanti kakak kelas 3 aku kelas 2 sma?"
"Iya, sabar yaa"
Vino bergumam sembari menganggukkan kepala. Ia menghirup kuat aroma yang menguar dari tubuh sang kakak.
Telah lama berpisah, sampai rasanya ini semua hanya mimpi. Ia teramat sayang dengan kakak nya. Banyak hal yang ia lewati, walaupun tak bersama sang kakak. Tapi, kehadiran Ruby tak pernah sekalipun membuat ia kesepian dan depresi. Ia justru sangat senang karena kakak nya, masih menganggapnya dan mau bertanggung jawab penuh akan dirinya.
"Kakak besok pulang sekolah sama aku ya, berangkatnya bareng juga. Aku mau ngenalin kakak ke seseorang. Dia cantikk banget"
"Oh ya... Pacar kamu kah? Boleh dong kakak mau"
"Bukan kak, dia ibu-ibu tapi dia cantik. Punya anak 2"
"Lohh.. wait! Jangan bilang dia janda!!" Kaget Ruby.
"Hah.. enggak lah kak, dia ada suaminya kali"
"Kamu pembinor!??" Syok Ruby hingga ia menoleh kebelakang dengan wajah syok.
"Ishh... Gk loh kak, ibu-ibu itu tadi aku tolong karena anaknya hilang"
"Hah? Ohhh... Trus" lega Ruby.
Ia sangat syok jika saja benar jika adiknya adalah seorang pembinor. Lagian kenapa adiknya ini berbicara gk langsung to the point. Benar-benar membuat orang hampir salah paham.
"Dia kan punya 2 anak, lagi main di taman. Pas itu ibu itu lagi duduk sambil perhatiin anaknya yang sulung, karena anaknya yang sulung nih main sama anjingnya orang lain"
"Hmm trus"
"Nah dia, kewalahan ngawasin kedua anaknya karena yang bungsu nih. Mainnya lari-lari. Jadi katanya terakhir dilihat di perosotan sana, tapi kok gk ada"
"Ibunya udah panik, wajahnya pucet banget. Trus aku tanya ciri-ciri anak ibu kek mana?"
"Pasti lucu banget anaknya"
"Iya banget, pipinya gembul-gembul, anaknya yang bungsu pake kaos ungu gambar sayap. Tau gk ketemunya dimana coba"
"Dimana tuh?" Tanya Ruby penasaran, sembari mengelopek masker pell off nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Stop Obsessing
DiversosSeorang gadis, dengan segala rasa sakitnya. Berjuang sendiri melawan trauma dan terus berdiri tanpa tumpuan untuk sang adik yang jatuh sakit dirumah sakit. Hingga pada akhirnya ia diusir dari rumah keluarga angkatnya. ~~~~~~~~~~~ Tengah malam yang...