Ruby sudah memberi kabar ke Thea bahwa ia telah sampai di Bandung sejak tadi subuh. Sekarang ia sedang beristirahat tertidur di sofa dekat brangkar adiknya yang masih belum siuman.
Ruby tidur selama 5 jam dan terbangun saat dokter Zaza dan perawatnya melakukan pengecekan.
"Bagaimana kondisi adik saya dok? Ada perkembangan?"
"Alhamdulillah ada by, mungkin nanti siang adik kamu bisa siuman dan kamu juga istirahat lah, pasti capek banget bolak-balik kan"
"Iya dok, tenang aja"
"Kamu udah dapat sewa kos atau apartemen buat di tinggalin?"
"Gk dok saya ada rumah sendiri, udah saya siapin dari jauh-jauh hari buat nanti saya tinggal sama adik saya kalau udah sembuh"
"Wahh... Bagus lah, kamu kakak yang hebat yaa"
"Hehe terima kasih dok"
"Dokter selanjutnya kit harus melakukan pengecekan ke pasien yang gegar otak di kamar sebelah dok"
"Baik, saya permisi dulu ya Ruby. Jaga kesehatan kamu"
"Iya, terima kasih dok, sus"
Setelah dokter dan suster keluar dari ruang inapnya. Ruby berbalik ia berjalan sempoyongan ke brangkar tempat adiknya terlelap.
"Dek.. Vin bangun yukk... Kuatin kakak dek.. kakak butuh pelukan mu" lirih Ruby.
Kecelakaan tak sengaja yang membuat Vino Xerin Angelo, adik kandung Ruby yang tinggal di panti asuhan harus kehilangan 2 liter darah dan koma selama sebulan.
Ruby menggenggam erat tangan Vino yang gk diinfus. Air matanya menggenang melihat keadaan adik kandungnya. Ia selalu menepati janjinya pada adiknya, kini yang ia harapkan hanya kebahagiaan adiknya tidak lebih.
Flashback**
Seorang gadis dengan usia 9 tahun sedang berpelukan dengan adiknya yang berusia 7 tahun.
Gadis tersebut harus pasrah saat ia di wajibkan untuk berpisah oleh adik semata wayang nya sendiri. Lantaran keluarga angkatnya hanya mau mengangkatnya sebagai keluarga bukan adiknya.
"Kak.. kakak janji kan bakal sering kesini?"
"Kakak janji dek, Vinvin yang baik disini yaa.. jangan nyusahin bunda fera. Walaupun kita berpisah tapi kita gk bakal putus komunikasi"
Keadaan, realita, dunia lah yang membuatnya bersikap dan berpikir dewasa. Diterjang oleh kekejaman dunia, tak memisahkan takdir ikatan kandung di antara mereka.
"Kakak bakal terus ngurusin kamu, apa yang udah jadi tanggung jawab kakak ke kamu gk akan kakak lupain"
Ruby mendekat ke telinga Vino dan membisikkan sesuatu.
"Aku bakal kirimin kamu uang terus, kita bakal buat rumah dari uang itu hanya untuk kita berdua oke" bisik Ruby.
"Nanti kakak pasti bakal tetap biaya in kamu, walaupun awalnya pakai uang dari keluarga angkat kakak. Tapi gkpapa perlahan kakak bakal buka usaha mandiri" bisik nya lagi.
"Oke deh kak.. semoga kakak bahagia sama keluarga angkat kakak yaa"
"Kebahagiaan kakak ada di kamu, kamu bahagia kakak juga bahagia" cupp...
Kecupan terakhir, Ruby dan Vino pun berpisah. Senja menjadi saksi perpisahan mereka. Hingga bulan pun datang dan bintang pun berkelip.
Ruby ataupun Vino sama-sama gk bisa tidur. Mereka memikirkan satu sama lain. Tapi seiring tahun mereka mulai terbiasa dan seperti kata Ruby, Ruby sekalipun gk pernah lepas tanggung jawab dari Vino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Stop Obsessing
RastgeleSeorang gadis, dengan segala rasa sakitnya. Berjuang sendiri melawan trauma dan terus berdiri tanpa tumpuan untuk sang adik yang jatuh sakit dirumah sakit. Hingga pada akhirnya ia diusir dari rumah keluarga angkatnya. ~~~~~~~~~~~ Tengah malam yang...