"unghh"
Ruby terbangun, dengan wajah lemasnya. Ia mengedarkan pandangan nya, menatap seluruh bagian. Sebuah kamar yang memiliki cat warna merah darah dan hitam.
Ia bangkit perlahan, ia terkejut bukan main menatap tubuhnya yang hanya menyisakan bra dan cd hitam.
"Dimana baju ku" gumam Ruby. Ia merangkak ke pinggir kasur yang luas.Saat ia hendak turun dari atas kasur tersebut, suara berat dan basah mengintrupsinya.
"Bunny, kamu sedang menggoda kami hun?"
Bunny menoleh, menatap Yin yang bernafas berat dengan wajah yang memerah.
"Bang Yin, dimana baju ku"
"Aku membuangnya bunny, tangan mereka kotor. Kamu gk boleh pake barang kotor" sahut Felix.
Bunny terdiam, ia jadi ingat saat preman tersebut melecehkannya. Tapi, yang paling ia ingat bukan itu. Tapi, pembunuhan yang mereka lakukan.
"I--itu aku mau pake baju" cicit Ruby, ia berjalan menghampiri kelimanya yang sedang duduk disofa.
Dengan malu, karena ia sadar kini ia hanya memakai bikini dan cd doang.
"Ohh bunny, kamu memang licik" Ruby mengernyit heran.
"Berikan aku baju Felix" malu Ruby, ayolah ia sekarang menggigil melihat tatapan liar dari kelimanya.
Kini ia seperti kelinci ditengah-tengah hewan buas yang menatapnya lapar. Ruby malu, ia menutupi kedua asetnya meskipun percuma karena hanya tertutup sedikit.
"Bunny, kenapa kamu keluar malam?" Tanya Zayyan, ia melangkah mendekati Ruby yang was-was. Ia melihat sorot mata itu yang terus menatap lapar kedua gunung nya.
"Berikan aku baju dulu, aku akan menjawabnya" negosiasi ala Ruby. Ia gk mau terus-terusan berpakaian seperti ini ditambah ia perempuan sendiri di kamar.
"Bunny bunny, tubuhmu indah"
Ruby kian merinding menatap Yin yang menjilat bibir bawahnya sembari menatap bagian bawahnya.
Kini Ruby takut, benar-benar takut. Ia mundur perlahan-lahan saat melihat kelima pria itu kini mendekatinya perlahan.
"I-itu.. jangan mendekatiku!!" Ruby berbalik dan lari naik ke atas kasur. Menutupi tubuhnya dengan selimut yang tebal dan lebar.
"Bunny, aku bisa lihat bekas mereka. Aku bantu hilangin ya" melas Yin.
Ruby menggeleng kuat dengan wajah ketakutan. "Menjauhlah!" Sentak Ruby.
Calvin meraih tangan Ruby yang sempat mendorong dirinya menjauh. Ia mencium telapak tangan Ruby dengan seduktif.
"Bunny, aku mau" pinta Calvin.
"Gk! Gk! Menjauh dari ku sialan!!" Teriak Ruby.
Ruby berdiri di atas kasur dan hendak kabur. Tapi, tubuhnya didorong lebih dulu oleh Aiden. Membuatnya jatuh dengan posisi telungkup dan Aiden yang menduduki dirinya di atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Stop Obsessing
De TodoSeorang gadis, dengan segala rasa sakitnya. Berjuang sendiri melawan trauma dan terus berdiri tanpa tumpuan untuk sang adik yang jatuh sakit dirumah sakit. Hingga pada akhirnya ia diusir dari rumah keluarga angkatnya. ~~~~~~~~~~~ Tengah malam yang...