Ruby memberengut kesal, ia menghentakkan kaki nya sepanjang lorong rumah sakit.
Bagaimana gk kesal, ia diantar kerumah nya agar ia bisa mandi dan ganti baju. Lalu saat ia ingin mengambil mogenya yang sedang di bengkel, ternyata motor nya belum selesai diperbaiki dan membuatnya harus numpang di kendaraannya Calvin.
Belum lagi ia harus darah tinggi karena terus berdebat dengan Calvin. Debat yang gk jelas tapi emosinya jelas dapat.
Dimana Calvin yang selalu bertanya dengan nada polosnya seolah gk mau mengalah dan dirinya yang terus mengulang-ulang penjelasan agar Calvin menangkap yang ia maksud.
Pemikirannya mungkin sulit ditebak, itu kata Thea yang lama mengenalinya. Dan ia juga gk tau pandangan orang terhadap dirinya mengenai cara ia berpikir.
Gadis itu memberengut kesal, dan duduk di kursi samping brangkar Vino. Ia mengeluarkan handphone nya dan mematikan data seluler nya agar suara-suara berisik dari chat kelima pria tadi hilang.
"Kenapa kak?"
Ruby menggeleng "gk papa" ia kembali bersandar pada kursi tersebut.
"Dek Vivin, aku nanti lanjutin sekolah yang dekat dengan sekolah kamu ya"
"Biar bisa sebrangan, jadi nanti mudah kalau aku mau nengok kamu"
"Umm... Boleh, kebetulan di sebelah kiri sekolah aku kan Sma. Kakak lanjutin disitu aja"
"Iya, di sma merpati. lagi didaftarin sama paman"
Vino mengangguk mengerti, ia menggenggam sebelah tangan Ruby dan ia bawa ke atas perutnya. Ia tenang, ia tenang melihat kakaknya kini bisa selalu disisinya.
Hanya Ruby, hanya kakaknya yang paling penting sedunia. Ia baru bisa tenang setelah melihat Ruby disisinya.
Disisi lain, Ruby asik tertawa. Melihat reels di apk hiburannya. Ia membiarkan tangannya di genggam erat oleh sang adik yang masih terbaring di brangkar rumah sakit.
Ia menghidupkan mode jangan ganggu di handphone nya, itulah sebabnya ia gk mendengar notifikasi chat dari orang-orang yang gk jelas.
"Kakak udah makan?"
Ruby mengangguk mengiyakan, ia mengelus rambut Vino pelan.
"Masih ada satu minggu lagi, begitu kamu boleh keluar dari rumah sakit. Kakak udah boleh mulai sekolah juga"
"Oke, nanti setiap jam istirahat aku pasti selalu mampir ke sekolah kakak"
"Jangan! Nanti kamu dimarahin sama satpamnya gimana"
"Gk akan kak, tenang aja aku punya lobang tikus kok"
Ruby menghela nafas lelah, "terserah kamu, kalau kamu di marahin sama satpam kakak gk mau bantu"
Pemuda itu mengangguk setuju. Ia kembali pada kegiatan kesukaannya, menonton tv sembari mengelus tangan Ruby.
Krieett...
"Kak byy... Kami datang"
Ruby berbalik menatap 5 pemuda yang masuk kedalam ruang inap adeknya.
"Kakak Ruby apa kabarnya? Kami bawa roti ketan untuk kakak"
"Gue baik, makasih buat oleh-oleh nya. Kalian taruh aja di atas meja"
Ruby kembali duduk seperti semula, ia membuka handphone nya. Gadis itu mengernyit membaca pesan dari seseorang yang ia benci.
Civi bitch
Haii... Mantan kakakku tersayang, bagaimana kabar kolong jembatan mu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Stop Obsessing
RandomSeorang gadis, dengan segala rasa sakitnya. Berjuang sendiri melawan trauma dan terus berdiri tanpa tumpuan untuk sang adik yang jatuh sakit dirumah sakit. Hingga pada akhirnya ia diusir dari rumah keluarga angkatnya. ~~~~~~~~~~~ Tengah malam yang...