13

345 29 1
                                    

Rumah kediaman Dewangga terasa damai, karena ini saat nya makan di mana tidak boleh ada yang bicara di depan meja makan

Dari beberapa hidangan di atas meja, ada 1 piring khusus ber isi daging mentah yang tentu kita tau punya siapa

Selesai makan, Sakya mengajak anak istri nya bersantai sesaat ke ruang keluarga, bukan apa tapi itu sudah jadi kebiasaan

Agar hubungan mereka tetap akrab sebagai keluarga 1 rumah, berbincang sebentar dan bercanda bisa membuat hubungan anak orang tua jadi lebih erat

"Lalu bagai mana dengan sekolah kalian?, para Erlangga itu tidak mengganggu adik lagi kan?" tanya Raymond

"Tidak ma, An dengar anak bungsu Erlangga itu juga pinda sekolah" sahut Andrian

Ia tidak bohong, ia baru dengar kabar nya tadi saat akan pulang, itu pun tidak sengaja saat ia mendengar sahabat si pendek itu bicara dengan seseorang di telpon

"Bagus lah, anak cengeng seperti itu bagus nya memang ber sekolah di sekolah yang bukan milik nya" sahut Raymond agak kesal

"Sudah ma, jangan terlalu kesal" tegur Sakya lembut, ia tidak mau istri nya ada dendam pada orang

"Tapi mama masih kesal pa, lihat dahi anak kita jadi tidak mulus lagi"

Trio A muda di ruang keluarga itu hanya diam dan saling pandang melihat keributan kecil di depan mereka, itung-itung hiburan

"Ini sudah pukul 9 malam lewat, ayo anak-anak, segera masuk kekamar kalian dan tidur"

Trio A segera ke kamar tanpa protes, perintah kepala keluarga harus di ikuti, tidak baik jadi pembangkang, lagi pula mereka juga sudah mengantuk

SKIP

Kegiatan sekolah berjalan membosan kan seperti sebelum-sebelum nya bagi Aksa

Ia bahkan sampai menguap saking bosan nya, ahh andai mainan nya ada di sini, mungkin rasa bosan nya akan sedikit berkurang

Jam pelajaran ber akhir terasa lama, mungkin karena Aksa tidak menikmati hari nya di sekolah, belum lagi ia yang sudah hampir sampai pada jam nya untuk minum

'Sialan, rasa ini mengganggu ku' batin Aksa kesal

Begitu bel pulang ber dentang nyaring, Aksa segera keluar dari kelas untuk segera pulang, ia sudah kehausan omong-omong

Di tengah jalan menuju parkiran, ia malah di cekat seseorang dan di tarik oleh sebuah tangan kokoh

Aksa hampir protes, tapi suara nya batal keluar saat suara adik nya yang lebih dulu terdengar

"Apa yang kau lakukan pada kak Aksa?, lepas kan kak Aksa, kami mau pulang" ucap Andrian

Aomin bukan nya menurut malah makin posesif melingkar kan sebelah tangan nya di pinggang ramping Aksa

"Tapi kakak kalian ada urusan dengan ku, jadi kalian pulang saja lebih dulu"

"Heh tidak bisa begitu" protes Andrian

Aldrian ikut menghalangi langkah Aomin yang hendak membawa Aksa pergi

Aomin menatap Aldrian tajam, adu tatap terjadi di antara 2 dominan itu, Aksa jengah, ia juga sudah pusing dan haus

"Pulang lah kalian duluan, kakak ada urusan dengan orang gila ini" ucap Aksa

Aomin tersenyum ber smirk remeh pada dou A, memamer kan kemenangan nya pada pilihan Aksa

Tanpa menunggu protes lebih lama, Aomin segera membawa Aksa masuk ke mobil nya dan pergi entah kemana

Meninggal kan dou A Dewangga muda yang ter diam di parkiran SHS, mencerna apa yang terjadi

Psycho LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang