06

497 35 7
                                    


Ini sudah lebih 2 minggu Aksara menghilang dan hal itu membuat Nico kesepian lagi, ia senang saat Aksara ada di dekat nya

Nico akan beralasan Aksara harus menunggui nya selama istirahat untuk melindungi nya, hanya agar Aksara tetap bersama nya

"Alvian.. Nico mau main ke ruang Osis ya?" pinta Nico pelan

"jangan merengek minta antar kembali kekelas kalau bosan, janji?" ucap Alvian, Nico mengangguk dan menyodor kan jari kelingking pendek, sependek tinggi tubuh nya

Sesampai nya di ruang Osis, Aomin menatap sang adik bingung, karena biasa nya saat istirahat Nico lebih senang menghabis kan waktu di atap dari pada tempat lain

Memang mereka ada rapat kecil istirahat kali ini, hanya pembahasan ringan, jadi tidak memakan waktu lama

Setelah selesai dari ruang Osis, Alvian membawa Nico kembali ke kelas karena jam pelajaran kembali di mulai

SKIP

Kediaman Erlangga sedang sedikit agak tegang di iringi isakan sang tuan bungsu di dalam sana

Lantaran Aomin yang sedikit memarahi adik nya agar berlajar dewasa, Nico bukan anak kecil lagi

Apa lagi kemarin adik kelas nya mengatakan hal yang membuat Aomin kaget, adik nya membully orang, dan itu ternyata sudah berlangsung sejak lama, sejak 3 bulan lalu tepat nya

Aomin sedikit tidak menyangka, tapi melihat sifat adik nya yang terlalu lugu hingga mudah terpengaruh akibat pemikiran nya yang kekanakan, maka Aomin pun tidak heran

Tapi meski mudah terpengaruh, Nico tidak akan melakukan hal tidak baik jika tidak ada yang memanasi nya, jadi siapa orang nya, karena saat Aomin mengintrogasi anak buah nya, mereka jujur berkata tidak tau

Apa adik nya punya teman yang tidak di ketahui Aomin?, seperti nya ia harus kembali menyaring orang-orang yang berada di kelas adik nya, dalam 16 orang di sana, siapa yang mencurigakan

"kau berjanji tidak akan membully lagi?" tanya Aomin dengan nada tegas dan datar nya

"huhu.. ng ab-bang huhh Nic-o jan jihh huhu" sahut si pendek sambil tersedu

"apa Nico bersedia abang hukum saat Nico ingkar?"

"no no no hueee.. N-Nico salah b-bang huee.."

Si pendek terbatuk-batuk bahkan karena tersedak liur nya, dengan tangis yang tersengal-sengal

Aomin meraih tubuh pendek di depan nya yang sekarang tersengal karena kelamaan menangis sampai terbatuk-batuk, membuat si pendek bungsu Erlangga itu kembali kesulitan bernafas

Tidak ada yang menyela saat Aomin memarahi atau menasehati bungsu Erlangga ini, karena memang mata emas itu semenakutkan itu saat berkilat

Aomin membantu Nico memakai Nibulizer nya, agar asma nya mereda, lalu mengantar sang adik ke kamar nya sendiri

Setelah si pirang pendek tertidur, Aomin keluar dari kamar menuju ruang tengah di mana keluarga nya berada

"maaf mami terlalu memanjakan Nico" ucap Edgar pada Aomin

"stt tidak apa mi, Nico pasti bisa berubah jadi lebih dewasa" ucap Aomin

"apa kita pindahkan saja adik jadi home schooling lagi?" usul Devon

"Papi tidak keberatan jika itu yang terbaik, tapi kita tidak bisa selama nya mengurung Nico di dalam rumah" sahut Arlan

"Mami akan bicara sama Nico, dia akan mengerti meski dia sangat manja"

"biar kan Nico sekolah seperti biasa dulu, jika dia tidak mau merubah dan kembali jadi anak baik, biar kan saja dia homeschooling" final sang kepala rumah kediaman Erlangga mutlak

Psycho LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang