Ini sudah lebih 2 minggu Aksara menghilang dan hal itu membuat Nico kesepian lagi, ia senang saat Aksara ada di dekat nyaNico akan beralasan Aksara harus menunggui nya selama istirahat untuk melindungi nya, hanya agar Aksara tetap bersama nya
"Alvian.. Nico mau main ke ruang Osis ya?" pinta Nico pelan
"jangan merengek minta antar kembali kekelas kalau bosan, janji?" ucap Alvian, Nico mengangguk dan menyodor kan jari kelingking pendek, sependek tinggi tubuh nya
Sesampai nya di ruang Osis, Aomin menatap sang adik bingung, karena biasa nya saat istirahat Nico lebih senang menghabis kan waktu di atap dari pada tempat lain
Memang mereka ada rapat kecil istirahat kali ini, hanya pembahasan ringan, jadi tidak memakan waktu lama
Setelah selesai dari ruang Osis, Alvian membawa Nico kembali ke kelas karena jam pelajaran kembali di mulai
SKIP
Kediaman Erlangga sedang sedikit agak tegang di iringi isakan sang tuan bungsu di dalam sana
Lantaran Aomin yang sedikit memarahi adik nya agar berlajar dewasa, Nico bukan anak kecil lagi
Apa lagi kemarin adik kelas nya mengatakan hal yang membuat Aomin kaget, adik nya membully orang, dan itu ternyata sudah berlangsung sejak lama, sejak 3 bulan lalu tepat nya
Aomin sedikit tidak menyangka, tapi melihat sifat adik nya yang terlalu lugu hingga mudah terpengaruh akibat pemikiran nya yang kekanakan, maka Aomin pun tidak heran
Tapi meski mudah terpengaruh, Nico tidak akan melakukan hal tidak baik jika tidak ada yang memanasi nya, jadi siapa orang nya, karena saat Aomin mengintrogasi anak buah nya, mereka jujur berkata tidak tau
Apa adik nya punya teman yang tidak di ketahui Aomin?, seperti nya ia harus kembali menyaring orang-orang yang berada di kelas adik nya, dalam 16 orang di sana, siapa yang mencurigakan
"kau berjanji tidak akan membully lagi?" tanya Aomin dengan nada tegas dan datar nya
"huhu.. ng ab-bang huhh Nic-o jan jihh huhu" sahut si pendek sambil tersedu
"apa Nico bersedia abang hukum saat Nico ingkar?"
"no no no hueee.. N-Nico salah b-bang huee.."
Si pendek terbatuk-batuk bahkan karena tersedak liur nya, dengan tangis yang tersengal-sengal
Aomin meraih tubuh pendek di depan nya yang sekarang tersengal karena kelamaan menangis sampai terbatuk-batuk, membuat si pendek bungsu Erlangga itu kembali kesulitan bernafas
Tidak ada yang menyela saat Aomin memarahi atau menasehati bungsu Erlangga ini, karena memang mata emas itu semenakutkan itu saat berkilat
Aomin membantu Nico memakai Nibulizer nya, agar asma nya mereda, lalu mengantar sang adik ke kamar nya sendiri
Setelah si pirang pendek tertidur, Aomin keluar dari kamar menuju ruang tengah di mana keluarga nya berada
"maaf mami terlalu memanjakan Nico" ucap Edgar pada Aomin
"stt tidak apa mi, Nico pasti bisa berubah jadi lebih dewasa" ucap Aomin
"apa kita pindahkan saja adik jadi home schooling lagi?" usul Devon
"Papi tidak keberatan jika itu yang terbaik, tapi kita tidak bisa selama nya mengurung Nico di dalam rumah" sahut Arlan
"Mami akan bicara sama Nico, dia akan mengerti meski dia sangat manja"
"biar kan Nico sekolah seperti biasa dulu, jika dia tidak mau merubah dan kembali jadi anak baik, biar kan saja dia homeschooling" final sang kepala rumah kediaman Erlangga mutlak
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Love
Teen FictionWarning 18+ (ini berlaku ke setiap adegan seperti penyiksaan ya bukan hanya adegan dewasa saja) Kisah cinta 2 orang gila yang awal nya sama-sama memanfaat kan ber akhir obsesi dan ketergantungan hingga menghasil kan cinta Hubungan yang melibat kan o...