2 hari setelah ijin, baru lah Andrian kembali hadir kesekolah, hari ini pun ia sebenar nya tidak di ijin kan Aldrian untuk ke sekolah
Tapi Andria menyakin kan kalau ia sudah baik-baik saja, lagi pula bagi Andrian ini hanya luka kecil yang terpaksa harus di jahit saja
Aldrian menemani Andrian sampai ke kelas, setelah memastikan kembaran nya aman dan duduk dengan nyaman, baru lah Aldrian duduk di bangku nya dengam tenang
Pelajaran pun di mulai seperti biasa, lelah ber pikir dan menguras otak, bel istirahat pun berdentang membuat senyum anak-anak mengembang senang
Serasa beban ikatan di kepala hilang begitu saja saat bunyi bel istirahat terdengar di penjuru sekolah, walau sebagian wajah kecewa karena pelajaran yang tidak selesai di jadi kan pr untuk esok hari
Di kelas lain terlihat si pendek pirang sedang merengek pada sang sahabat yang hanya memasang tampang lelah
"Alvian ayo temani Nico ke kelas anak kemarin, nanti abang Ao marah kalau Nico gak minta maaf"
"Kenapa tidak pergi sendiri saja, seorang top itu kemana-mana sendiri bukan di temani"
Nicollette melengkung kan bibir nya siap mewek, Alvian yang melihat itu hanya bisa mengusap wajah nya pasrah
"Ae top nya cengeng" gumam Alvian pelan, ia tidak mungkin mengatakan nya dengan keras atau bocah kuning ini akan ngambek dan mendiami nya, lalu berakhir mengadu pada sang mami
"Baik lah-baik lah aku temani, ayo ke kelas nya, nanti bel"
Nicollette segera meriah tas plastik di meja nya dan membawa nya, wajah muram itu secepat kilat berubah ceria saat mendengar persetujuan sang sahabat untuk menemani nya pergi
Sesampai nya di kelas dou A, Nicollette segera masuk bersama Alvian yang setia mengekori nya di belakang
Bukan karena takut Nicollette melapor kan nya pada sang mami kenapa Alvian setuju menemani nya
Tapi ia hanya ingin menjaga sang sahabat agar terhindar dari hal yang mungkin saja terjadi, misal nya si saudara yang membalas perbuatan sahabat nya tempo hari
Duo A itu jelas kaget melihat Nicollette ada di kelas mereka, Aldrian segera berdiri melindungi sang kembaran saat melihat bocah pendek yang mendorong saudara itu mendekat
Sementara Nicollette menghenti kan langkah nya dan menatap Aldrian yang berdiri di depan nya dengan tatapan tajam yang dingin
Nicollette menunduk lalu menelan ludah nya susah payah, ia menyodor kan tas di tangan nya pada Aldrian
"Maaf kemarin Nico tidak sengaja" cicit Nicollette masih menunduk tapi tetap mempertahan kan posisi nya menyodorkan tas berisi makanan untuk Andrian
"Sudah kan, maka pergi lah dari sini segera" ucap Aldrian datar
Alvian segera mendekati Nicollette saat melihat bingkisan sang sahabat di tolak dengan dingin nya
Alvian meraih tas di tangan Nicollette dan meletak kan nya di depan meja Andrian
"Terima lah, ini permintaan maaf dari sahabat ku, aku tau yang ia lakukan salah, tapi dia juga sudah mengakui nya, teman ku memang bodoh karena dia berbeda dari orang lain"
"Berbeda dari orang lain bukan ber arti dia bisa bersikap se enak nya" potong Aldrian pada ucapan Alvian
"Ya aku pun tidak membenar kan itu, kau tidak perlu khawatir, aku akan mengajari sahabat ku sendiri nanti agar ia bersikap lebih baik"
"Ini bingkisan kecil untuk mu, terima lah" Alvian menyodor kan tas lucu itu pada Andrian, ia juga menarik Nicollette mendekat
"Minta maaf Nic" ucap Alvian
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Love
Teen FictionWarning 18+ (ini berlaku ke setiap adegan seperti penyiksaan ya bukan hanya adegan dewasa saja) Kisah cinta 2 orang gila yang awal nya sama-sama memanfaat kan ber akhir obsesi dan ketergantungan hingga menghasil kan cinta Hubungan yang melibat kan o...