15

303 28 1
                                    

"Haishh ini semakin sulit, Aomin sama sekali tidak menotice kita"

"Aomin pilih-pilih juga kalau mau sama orang, yang kaya kamu mana mau Aomin"

"Aku heran apa yang di lihat Aomin dari cupu yang mencoba jadi angsa itu, kenapa dia sampai tertarik pada murid baru"

3 orang berjenis submisif itu asik ber celoteh sambil memakan sarapan mereka di kantin, ke 3 nya membahas cara untuk mendapat kan tengah Erlangga yang di kenal pendiam dingin yang misterius

Tanpa mereka tau, ada telinga lain yang mendengar nya, diam memperhatikan sambil menyusun rencana

"Sekarang apa lagi yang harus kita lakukan agar kesalah pahaman terjadi pada Aomin dan si cupu transformasi itu?"

"Kemarin ku liat si cupu bersama anak baru kelas 1 bernama Aldrian itu, mereka terlihat dekat"

"Ah ini bisa jadi bahan kalau dia tidak pantas bersama Aomin"

"Kumpul kan bukti kedekatan mereka, lalu kita buat dia malu sampai Aomin membenci nya" 3 orang itu tertawa bersorak dengan rencana mereka

Di meja sebelah, terlihat Alvian yang diam saja fokus pada sarapan nya, hmm apa ia harus ikut campur, atau diam saja ya?


SKIP

Di tempat lain

Di sebuah cafe yang bernama Bunny Cafe, terlihat submisif ber usia 40'an tapi masih terlihat cantik dan muda

Submisif cantik bernama Edgar Alerd itu terlihat melamun sambil menatap pudding cantik lucu rasa jeruk di depan nya

Ia merindukan anak bungsu nya yang sudah pergi setengah bulan ini, tidaktau bagai mana kabar nya karena sang suami tidak mengijin kan Edgar untuk menghubungi mertua nya

Edgar menghela nafas, mood makan nya jadi rusak hanya karena kesal pada sang suami bercampur rindu pada sang anak

'Hahh.. ' hela nya lagi

Membiar kan ponsel nya menyala di mana di layar nya tertera gambar si bungsu yang terlihat ceria dengan costum kucing nya

"Oh kau masih di sini ternyata"

Ucapan seseorang itu membuat Edgar menoleh mencari sumber suara

"Raymond" sapa Edgar

"Ku perhatikan dari tadi kau hanya diam menatap pudding ini, apa rasa nya tidak enak?" tanya Raymond

"A-ah tidak, rasa nya enak aku hany-"

"Dari mana kau tau rasa nya enak kalau kau bahkan belum mencicipi nya sedikit pun" potong Raymond

Edgar terdiam, ya bagai mana ia tau sedang ia belum mencicipi nya sedikit pun, jangan kan memotong nya, menjilat saja ia belum melakukan nya

"Sebaik nya anda pergi dan pulang saja dari sini, anda terlihat tidak fokus" ucap Raymond acuh

Melangkah pergi meninggal kan meja di mana nyonya Erlangga itu berada sambil ber kata acuh, ia masih kesal omong-omong

'Tap!'

Edgar menahan tangan Raymond, membuat nyonya Dewangga itu menghentikan langkah nya dan menoleh

"Raymond tolong sekali lagi maaf kan anak ku, aku tau ia salah tolong maaf kan Nicollette"

"Aku tau anda sangat menyayangi anak anda, aku pun begitu, tapi ingat jangan kelewatan dalam memanjakan nya" ucap Raymond

"Anda bisa memanjakan nya, tapi tanam kan juga pada nya sikap mandiri dan kedewasaan, kalau begini terus, selama nya anak anda hanya akan jadi orang bodoh"

Psycho LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang