24

238 26 0
                                    

Karena insiden kemarin yang membuat dia dan sang kembaran hampir celaka.

Aldrian berniat mencari tau hal itu malam ini, ia ber niat mencari petunjuk akan hal siapa yang melukai nya dan Andrian kemarin.

Aldrian berharap akan segera menemukan orang gila yang berniat jahat pada keluarga nya, agar ia bisa mencincang nya.

Tapi seperti nya nasib baik tak berpihak pada nya, di mana seseorang tiba-tiba memukul tengkuk nya dan membuat nya hilang kesadaran.

SKIP

Di lain tempat di dalam rumah keluarga Erlangga.

Suasana makan malam kali ini terasa hening, sepi layak nya makan dengan pemimpin negara, sangat hening.

4 kepala berbeda warna di sana baru selesai membahas hal yang terjadi pada bungsu Erlangga di rumah itu.

Mereka membahas Nico yang saat ini tertidur tenang di kamar nya setelah asma nya kembali menyerang sang bungsu.

Kejadian kemarin membuat si pendek itu agak murung dan tidak nafsu makan, ia jelas takut dan panik karena kejadian kemarin.

Nicollette takut di kirim kembali dan di asing kan, ia juga takut para Dewangga menuntut nya padahal itu bukan salah nya pikir nya.

Si pendek yang agak stress dan terganggu membuat asma nya muncul kepermukaan dan membuat nya kerepotan.

"Mami sudah selesai makan, kalian habis kan lah, mami akan ke kamar Nico" ucap Edgar.

Ia berdiri dan berjalan ke lantai atas menuju kamar bungsu nya sambil di ikuti pelayan yang membawa kan makan malam untuk si pendek itu.

Edgar duduk di sisi ranjang sambil mengelus lembut penuh sayang kepala berambut pirang itu.

"Kenapa hal seperti ini menimpa anak bungsu ku?, apa ini dosa karena aku terlalu memanjakan nya?" Edgar jadi sedih pada putra nya.

Pintu kamar terbuka perlahan, ternyata sang suami yang masuk, Edgar menatap suami nya sedih dan kesal.

Arlan hanya bisa mengelus bahu sang istri lembut mencoba menenangkan emosi sang istri, akan bahaya jika riwayat penyakit nya ikut kambuh.

"Apa putra ku tidak pantas menikmati dunia luas?, apa aku berdosa memanjakan putra ku?" tanya Edgar.

"Apa kebebasan nya jadi bencana, kenapa mereka ingin melukai Nico kecil ku?, apa mereka tidak tau perjuangan ku untuk membuat anak ku hidup dan bertahan".

"Ssttt sayang tenang lah, atur emosi mu, Nico akan baik-baik saja" ucap Arlan menenang kan.

Edgar menghela nafas nya, benar ia harus mengontrol emosi nya, Edgartak mau anak-anak nya menganggap nya gila karena riwayat penyakit nya kambuh.

"Malam ini aku ingin tidur di sini" ucap Edgar, Arlan mengangguk tanpa protes.

"Aku juga akan menemani kalian di sini" sahut Arlan.

"Sebaik nya bangun kan Nico dulu untuk makan malam" suruh Arlan.

Edgar menuruti perkataan suami nya, ya perut salah satu anak nya masih kosong, jadi Edgar setuju membangun kan nya.

Saat Nicollette bangun dan makan malam, Devon ikut masuk ke kamar adik nya sambil membawa 4 pasang piyama karakter warna warni.

"Abang bawa apa?" tanya si pendek golden eyes penasaran.

"Abang cemburu karena mami dan papa mau bobok di kamar adek, jadi abang mau ikut, lihat abang bawa piyama tidur lucu".

Nicollette jadi sumbringah melihat nya, ini akan jadi pesta piyama di kamar nya.

Psycho LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang