Five; Eyes

1.1K 123 2
                                    

㊐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

happy reading!
feel free to ask for the typo(s)!




Sebelumnya, Wang Yibo sudah merasa kelabakan akibat panggilan dadakan Sean. CoAss itu diharuskan kembali lebih awal karena ada kunjungan dadakan dari pihak universitas disela obrolan mereka. Mau tidak mau, Yibo harus mengantarkan Sean ke rumah sakit setelah tergopoh-gopoh meminta pramusaji untuk membungkus ice cream pemuda itu yang belum habis. Yibo bahkan tidak sempat mengatakan sepatah kata saat pintu mobilnya sudah kembali tertutup sedikit kencang. Dia merasa lucu atas hal itu.

Arloji pada pergelangan tangannya juga belum menunjukkan pukul satu, bahkan beberapa tenaga kesehatan masih berlalu lalang di halaman rumah sakit dengan santai, tapi Sean berlari cukup kencang memasuki lobi. Yibo kemudian memutar kemudi, membawa Audi hitamnya menjauh dan kembali melaju pada jalanan.

Yibo bisa saja menikmati perjalanan pulang jika tidak ada panggilan dadakan yang masuk. Melihat nama Sous Chef dalam layar ponselnya, dia mendadak merasa was-was. Kalimat harap sudah Yibo rapalkan saat jari mengulir tanda hijau pada ponsel, tapi harapan itu melebur saat dia menerima laporan bahwa salah satu tamunya mengajukan return akibat kualitas makanan yang tidak layak. Yibo terpaksa merelakan hari minggunya untuk menginjak pedal gas sekencang mungkin menuju restoran.

Setibanya di sana, Yibo melangkah tergesa untuk menemui sang tamu. Berusaha meminta maaf dan menawarkan menu lain secara cuma-cuma sebagai pengganti, dan untungnya itu di terima dengan baik. Sejujurnya, Yibo ingin melakukan evaluasi saat itu juga, namun urung ketika nama ayahnya muncul pada lancar ponsel. Yibo sadar bahwa dia cukup terlambat untuk pulang. Sehingga ketika dia baru tiba satu jam lebih di antara keluarga besar Wang, pelototan mata menatapnya dengan sinis.

Tubuh bagian atas Yibo membungkuk saat dia berucap, “Maaf Yibo terlambat, Opa, Oma.” Dia juga menundukkan kepala saat bertemu tatap dengan beberapa tetua Wang.

“Alasan apa lagi yang membuat Tuan Muda Wang ini terlambat?”

Itu suara bibinya, kakak tertua dari ayah, dan Yibo sudah cukup tahu bahwa wanita itu akan mencari gara-gara terdengar dari nada suaranya yang menyudutkan. “Bukan alasan, Āyí. Yibo baru mengurus sesuatu di The Roof.”

Ada tawa sinis yang terurai dari bibir wanita tertua Wang itu. “Ternyata restoranmu lebih penting daripada keluarga, ya?”

“Sudah cukup!” Oma menyela dengan penuh tekanan, wanita tua itu menatap Yibo dan kursi kosong di sebelah kakanya bergantian, “Duduk, Yibo.”

[✓] The Eyes ㊐ YizhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang