㊐
happy reading!
feel free to ask for the typo(s)!㊐
Wang Yibo memang mengambil cuti, memasrahkan semua pekerjaan kepada Linyi yang telah ditetapkan sebagai Sous Chefnya. Dia hanya akan dihubungi ketika ada urusan yang benar-benar urgent. Namun, disisi lain, Yibo juga tidak terlihat tengah beristirahat. Dia banyak berurusan dengan dapur rumah, mencoba eksperimen untuk membuat menu baru untuk The Roof.
Mama sudah menegurnya beberapa kali, mereka bahkan sempat beradu mulut dan berakhir mama Wang juga yang kehabisan kata. Yibo selalu memiliki akal untuk membela diri, berkata “Ini juga termasuk istirahat, ma. ‘Kan bekerja di rumah.” Dengan songong.
Dia tidak banyak beraktivitas di luar belakangan ini, hanya akan jogging di pagi hari, membaca laporan serving di balkon kamar, dan bermeditasi ketika malam sudah tiba. Yibo benar-benar merasa terbantu dengan hal itu, dia mulai menerima akan realita. Meski dalam beberapa kesempatan dia bernostalgia.
Ini sudah hari ke-empat, dan ada ada empat menu baru pula yang Yibo ciptakan. Dia meminta papa Wang sebagai juri, menguji dengan mencicipi makanannya dan memberikan umpan balik. Pada dasarnya, Yibo sudah memliki bakat itu sejak dia kecil, sehingga apapun yang dia masak, papa menyukainya.
“Tambahkan ini juga ke The King.”
Yibo memandang papa tidak terima dengan sinis, “Bagaimana bisa begitu? Yibo membuatnya untuk The Roof. Enak saja papa ini.”
“Nantinya kamu juga yang akan mendapat keuntungan.”
Kepala Yibo tetap menggeleng tegas, “Tidak!” Tolaknya mentah-mentah. Yibo bergegas pergi, meninggalkan ruang makan dan berlanjut ke dapur. Dia akan membersihkan ruang itu sendiri, tidak meminta bantuan asisten rumah tangga karena tidak ingin membuat mereka bingung.
Hari sudah gelap saat dia selesai dengan pekerjaannya. Yibo membebaskan diri dari seragam Chefnya, lantas menenggelamkan diri di kamar mandi. Dinginnya air mengguyur tubuh bagian atas, menghantarkan kesegaran pada Yibo yang banyak berkeringat di dapur. Dia sudah memiliki kekuatan atas tubuhnya lagi, pikirannya juga tidak terlalu kalut. Dia akan kembali besok untuk bekerja.
Mendadak, obrolannya dengan mama beberapa hari lalu kembali mencuat ke permukaan. Mama sudah menebak bahwa ia menyukai Sean, tapi Yibo masih menyangkalnya dengan kuat.
Beberapa hari tidak bertemu pemuda Xiao, Yibo merasa biasa saja. Dia tidak lagi memiliki rasa penasaran akan sosok itu. Lebih kepada menertawakan dirinya sebab berpikir bahwa dia sudah jatuh hati. Di bawah guyuran air yang membuat kulitnya basah, Yibo tengah mempertanyakan dalam diri.
Benarkah dia menyukai seorang pria?
Suara dering ponsel yang tiba-tiba membuyarkan pikirannya, Yibo mematikan shower dan meraih handuk, menyampirkannya di pinggang sembari meraih benda persegi pintar itu dengan satu tangan. Dia membalas sapaan dari seberang, mengatakan halo ketika mendekatkan ponsel ke telinga. Suara Wang Linyi mengudara, menginvansi pendengaran Yibo. Dia harus memfokuskan atensi, sebab ada bising lain yang menginterupsi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] The Eyes ㊐ Yizhan
Fanfic[END] Diusianya yang ke dua puluh sembilan, Wang Yibo merasakan jatuh cinta untuk yang pertama kali. Dia terpesona pada rupa pemuda yang usianya lebih muda lima tahun. Tekat Yibo sudah sangat yakin, dia mulai membuka hatinya. Tapi, di tengah itu, Wa...