22; Eyes

839 106 26
                                    

㊐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!
Feel free to ask for the typo(s)

Wang Yibo tidak menepati janji keduanya. Meskipun demikian, dia kembali tepat satu bulan setelah menyelesaikan urusan di Paris. Sejujurnya pekerjaan Yibo tidak terlalu padat, tapi dia tidak bisa meninggalkannya sebab Yibo juga menjabat sebagai manager di restorannya. Bahkan untuk menyerahkan kepercayaan itu kepada sekretarisnya, Yibo tidak terlalu berani.

Dia memperluas pasar toko rotinya dengan menjalin kerja sama. Yibo tidak membuka cabang baru di Paris, hanya menumpang pada brand sejenis yang sudah memiliki nama di Eropa. Hal itu membuatnya harus lebih ekstra untuk mengurus berbagai keperluan yang dibutuhkan.

Selama satu bulan di Paris, Yibo juga banyak berkomunikasi dengan Sean, entah melalui pesan, telepon, atau bahkan vidoe panggilan. Mereka akan meluangkan waktu untuk berbicara hanya selama lima menit atau berjam-jam lamanya.

Yibo merasa bahwa usahanya tidak pernah sia-sia, dan hal ini terjadi pada Sean. Pemuda dua puluh empat itu terlihat mulai membuka jalan untuknya. Saat ini tidak hanya Yibo yang berjuang untuk hubungannya, tetapi Sean juga turut serta. Pemuda itu juga telah menemui psikolog yang Yibo kenalkan beberapa kali, berdampak pada perubahan mindsetnya yang membuat Yibo semakin jatuh hati.

Pikiran Yibo sudah mantap, dia ingin selangkah lebih dekat dengan Sean saat tengah berkunjung ke salah satu store perhiasan di Perancis. Dia tidak terlalu mempertimbangkan apakah Sean akan menerima atau tidak, yang ada dalam pikiran Yibo hanya mencoba dan mencoba. Jika sekarang Sean menolak, masih ada waktu lain untuk kembali bertindak.

Memikirkannya saja membuat sudut bibir Yibo tertarik. Terlebih ketika pesawat yang dia tumpangi telah mendarat di Beijing. Tapi, ada sedikit perasaan bersalah yang tiba-tiba menyeruak. Yibo tidak bisa menemani Sean untuk melakukan persiapan. Dia baru saja mendarat satu jam sebelum acara sumpah profesi Sean dimulai.

Dengan terburu, Yibo naik ke mobil dan meminta supir untuk segera ke butik yang telah dia pesan. Wang Yibo tidak memiliki waktu untuk sekadar berganti pakaian di rumah, sehingga dia akan membeli pakaian baru untuk menemui Sean setelah ini. Dia juga meminta sekretarisnya memesan bunga.

Waktu terus berjalan, jantung Yibo juga semakin berpacu ketika mobilnya memasuki kawasan universitas Sean. Dia kembali membenarkan letak dasi yang sebetulnya tidak berubah sejak tadi. Yibo hanya terlampau gugup, sehingga dia tidak tahu harus melakukan apa.

Ini merupakan pertemuan mereka setelah satu bulan tinggal di negara yang berbeda. Dan perasaan Yibo terlalu menggebu ketika kakinya mulai menyusuri koridor. Bermodalkan pesan Sean yang menuliskan lokasi dan nama ruang, Yibo menyusuri ubin putih yang memanjang. Dia berjalan sambil memasang manik untuk bergerilya mencari ruang. Dan ketika Yibo menemukannya, dia segera masuk.

[✓] The Eyes ㊐ YizhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang