㊐
Happy reading!
Feel free to ask for the typo(s)
Sean POV㊐
Alunan musik yang lembut mengalun sepanjang mobil Yibo menyusuri jalanan yang lenggang. Di tengah sinar mentari yang menyengat, mereka menikmati perjalanan dengan santai. Telapak kanan Yibo juga menggenggam milik Sean, beberapa kali mengelusinya sementara telapak lain memegang kemudi. Sean tidak menolak, hanya meminta Yibo untuk berhati-hati. Terlebih ketika yang lebih tua menyempatkan diri untuk menatapnya.
Sean Xiao tahu betul bahwa Yibo menyukainya, namun tidak menyangka bahwa pria Wang itu akan sebegitu menggemaskan. Yibo yang sekarang berbeda dalam pandangan Sean. Pertama kali mereka bertemu, itu sedikit menjengkelkan baginya. Bahkan yang sekarang sangat-sangat menjengkelkan dengan sifat perhatiannya itu.
Hidup penuh dengan cinta tidak membuat Sean risih dengan kebaikan orang lain, tapi dia terlalu canggung menerima hal itu dari Yibo. Bahkan ketika dia mendapatkan perhatian dari yang lebih tua, Sean rasanya ingin meleleh menjadi benda cair.
“Chef,” Suara Sean mendayu lembut, akhir panggilannya juga dia seret dengan manja. Tapi, matanya menukik, menatap tajam pada Yibo. “Bisakah kamu berhenti menatapku begitu, Chef? Masih ada hari esok.”
Yibo mendekat. Dia sudah melepas seatbelt dan memastikan bahwa lampu lalu lintas masih menyala merah. “Kata siapa?” Tanya Yibo. Napas hangatnya menyapu wajah Sean dengan lembut, menggelitik seluruh kulit pemuda Xiao dengan tiba-tiba. “Aku akan ke Paris besok. Jadi selagi ada waktu aku akan memandangmu.”
Sean serasa kehabisan napas. Dia bisa saja sesak dengan eksistensi Yibo yang begitu dekat. Terlebih ketika aroma maskulin juga cendana segar dari tubuh Yibo menyeruak, Sean mendorong pundak yang lebih tua menjauh. Menggembalikan pria itu pada jok mobilnya dengan benar. “Kamu bisa memandangku dari situ, oke.” Perintahnya kemudian.
Sedang Yibo hanya terkekeh, terlihat menikmati respons dari Sean yang menggemaskan dalam matanya. Dia kembali memasang seatbelt dan membawa mobil melaju ketika lampu hijau, juga kembali membawa tautan tangan mereka bersatu.
Pipi Sean sudah semerah tomat, bahkan dia bisa merasakan telapaknya memanas dalam genggaman Yibo. Jari mereka menyatu di sela-selanya, saling melilit dan baik Sean maupun Yibo tidak berniat untuk melepaskannya.
Sean menikmati momen itu, terlebih ketika dia mencuri pandang pada Yibo yang tengah fokus pada jalanan. Pria Wang itu sungguh menawan, rambutnya yang disisir ke belakang dengan rapi membuat dia terlihat semakin kharismatik. Terlebih ketika otot tangannya berkontraksi saat membelokkan kemudi hanya dengan satu tangan, Sean merasa bahwa dia sudah benar-benar jatuh dalam pesona seorang Wang Yibo.
“Jika kamu menatapku begitu, aku menjadi gugup, Sean.”
Kelopak Sean berkedip berulang kali, dia juga berdeham sebelum membawa wajah ke sisi lain mobil. Manik Sean menatap gedung-gedung tinggi di tengah kota, tapi pikirannya tidak bisa fokus sebab terlalu malu sudah tertangkap basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] The Eyes ㊐ Yizhan
Fanfiction[END] Diusianya yang ke dua puluh sembilan, Wang Yibo merasakan jatuh cinta untuk yang pertama kali. Dia terpesona pada rupa pemuda yang usianya lebih muda lima tahun. Tekat Yibo sudah sangat yakin, dia mulai membuka hatinya. Tapi, di tengah itu, Wa...