㊐
1,2k - Yibo POV
Dialog akan ditulis dalam bahasa non baku, biar lebih berasa aja. Banyak topik tentang dapur, mengingat pekerjaan Yibo adalah Chef.
Fun fact about Yibo (in The Eyes): gemar marah-marah (kalap) kalau lagi di dapur, but that’s just his personality being a Chef. Di luar itu dia lembut meski kaku.
Feel free to ask for the typo(s)
HAPPY READING!㊐
Harusnya sudah lima kali Yibo bertemu dengan Sean jika pribadi itu tidak menolak sebanyak lima kali juga. Dia tidak mengerti apa yang kurang dari dirinya sehingga Sean selalu membatalkan, parahnya ada pembatalan mendadak dan sepihak. Yibo tidak pernah terobsesi kepada apa dan siapapun selain makanan, tetapi kali ini sosok itu berhasil membuatnya hampir frustasi.
Yibo telah membuat janji diberbagai tempat, bahkan sempat menawari untuk menjemput ketika Sean pulang dari rumah sakit. Mulanya ajakan Yibo selalu di terima, namun akhirnya Sean bilang bahwa ada urusan mendadak yang tidak bisa ia tinggalkan.
Hey, bukan hanya Sean yang sibuk, dia juga. Terlebih kini Yibo menyandang gelar sebagai Executive Chef dan ia masih harus dipusingkan dengan urusan tidak masuk akal yang ibu ciptakan.
Dia sudah menolak, bahkan berulang kali. Berbagai cara juga telah Yibo lakukan; mengaku bahwa ia menyukai orang lain, sudah memiliki pasangan, pun tidak menyukai wanita sehingga ia berulang kali menolak perjodohan. Segala tawarannya hanya ditertawakan oleh ibu tanpa ditanggapi lebih lanjut. Parahnya lagi ayah ikut andil dalam hal ini dan menawarkan sebuah taruhan.
Dia harus berhasil bertemu dengan Sean (dan jika bisa berpacaran) agar bisa mengelola restoran milik keluarga Wang. Yibo telah mengejar ini sejak lama, ayah sudah sepantasnya untuk pensiun di usianya yang sekarang, dan maaf jika Yibo terdengar seperti laki-laki tidak punya hati. Sebab, tidak ada yang akan bisa menggantikan obsesinya terhadap dunia kuliner.
Meskipun berulang kali dia harus meninggalkan dapur untuk Sean, Yibo bersedia dengan sangat jika restoran akan dia dapatkan. Seperti halnya saat ini, Yibo sudah duduk hampir setengah jam di atas kap mobilnya. Berkali-kali melirik arloji dan memastikan bahwa ia tidak terlambat. Akhirnya Sean menerima tawaran ke-enamnya untuk dijemput. Sosok itu mengatakan bahwa dia bisa menunggu di basement pukul lima sore.
Jari Yibo kembali mengetuk kaca mobil berulang kali, berharap dengan tidak sabaran bahwa sosok yang dinanti cepat datang. Ada urusan lain yang mendesak Yibo, dan secara tidak langsung ia ingin membalas dendam pada Sean.
Yibo hampir sepenuhnya jengah, mukanya sudah cukup masam untuk sekadar melempar senyum untuk membalas seorang pria yang menyapanya.
“Wang Yibo?”
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] The Eyes ㊐ Yizhan
Fanfiction[END] Diusianya yang ke dua puluh sembilan, Wang Yibo merasakan jatuh cinta untuk yang pertama kali. Dia terpesona pada rupa pemuda yang usianya lebih muda lima tahun. Tekat Yibo sudah sangat yakin, dia mulai membuka hatinya. Tapi, di tengah itu, Wa...