Bab 29

1.2K 84 6
                                    

Dokter sudah selesai memeriksa Gemini kembali. Beliau berkata Gemini mungkin mengalami hilang ingatan sementara, melihat hal yang Gemini lupakan adalah peristiwa yang belum lama terjadi.
Ingatan mungkin bisa kembali pulih atau bisa juga menjadi hilang permanen.
Dokter menyarankan agar teman-teman Gemini dapat membantu Gemini memulihkan ingatan Gemini, dengan cara memberitahukan informasi- informasi yang telah Gemini lupakan.

"Gem, Lo tuh gak harus kasar gitu sama Fourth tadi." Kata Prom ketika dokter sudah pergi beberapa saat lalu.

"Gimana kagak kasar?! Dia tiba-tiba nyosor gitu!" Gemini tidak terima, temannya malah membela pemuda tadi.

"Tapi dia kan pacar Lo!" Mark ikut kesal.

"Tapi kan gue kagak inget sama sekali Mark!" Gemini merasa dia tidak melakukan kesalahan sama sekali. Karena Gemini memang tidak mengenali Fourth. Gemini merasa wajar saja dia marah karena dicium oleh orang yang tak dia kenali.

"Udah udah, dokter juga bilang Gemini gak boleh terlalu banyak pikiran kan sekarang. Dia harus fokus sama pemulihan dia." Itu Napat yang berbicara. "Lagian Gemini gak salah juga kan, orang dia lupa sama si Fourth." Lanjutnya.

Gemini tentu senang, masih memiliki Napat, Abang kesayangannya, yang akan selalu membela dirinya.

Dari sekian banyak teman Gemini, hanya Napat yang merasa bersyukur bahwa Gemini kehilangan ingatannya tentang Fourth. Sejak kejadian kemarin, Napat memang menjadi tidak menyukai Fourth. Dengan Gemini yang hilang ingatan, akan menjadi kesempatan Napat untuk menjauhkan Gemini dari Fourth.

Sedang dalam keadaan sunyi, tiba-tiba mereka di kejutkan oleh dering ponsel Mark. Ada panggilan masuk dari nomor Fourth. Mark pun segera mengangkat panggilan itu.

"Halo Fourth. Lo udah nyampe rumah?" Tanya Mark. Anak-anak yang lain mendengarkan dengan seksama.

Tapi bukan suara Fourth yang terdengar dari seberang sana.

"Gue Nanon. Fourth ninggalin hp nya di kamar. Gue mau nanya, Fourth ada disana?" Suara Nanon terdengar khawatir.

"Dia ada disini tadi. Tapi cuma bentar, terus dia udah balik dari tadi bang."

"Fourth belum nyampe rumah. Lagian ngapain lu nyuruh adek gua kesana? Mana Fourth lagi sakit!" Kini Nanon mulai marah.

"Sorry bang. Gue gak tau Fourth lagi sakit." Mark mulai panik. Mark merasa bersalah. Jika tahu Fourth sedang sakit, mungkin Mark tidak akan mengabari tentang Gemini. Karena Mark tahu, Fourth pasti akan langsung datang ke rumah sakit.

"Gue bantu cari Fourth di rumah sakit bang." Kata Mark.

"Awas aja Lo, kalo sampe adek gue kenapa-kenapa!" Nanon pun memutuskan panggilan.

Mark masih memandangi ponselnya yang sudah mati dengan ekspresi ketakutan.

"Ada apaan sih Mark?" Tanya Perth mewakili teman-teman yang juga penasaran.

"Nyawa gue terancam!" Kata Mark. Jawaban Mark malah membuat teman-temannya semakin bingung.

"Fourth belum balik ke rumah. Gue mau cari Fourth dulu." Mark pun bergegas pergi.

"Mark tunggu."

"Gue ikut."

Teman-teman yang lain ikut mencari Fourth.

Hanya Tersisa Napat yang menemani Gemini.

"Bang kagak ikutan juga?" Gemini tentu heran melihat teman-temannya yang panik mencari Fourth. Tapi Gemini lebih heran lagi kenapa Napat tidak ikut panik seperti yang lain.

"Ngapain? Gue lebih peduli sama Lo kan daripada bocah itu." Kata Napat dengan cuek sambil terus memainkan ponselnya.

Gemini hanya menganggukkan kepalanya.

Setelah hening beberapa saat Gemini pun kembali bertanya. "Euh bang, menurut Abang, gue sama tu bocah kayak gimana emang?" Gemini merasa penasaran dengan Fourth, kenapa temannya bisa lebih memilih Fourth daripada dirinya.

"Dia cuma bocah SMA yang ngejar-ngejar Lo. Sukur deh kalo Lo jadi lupa sama dia. Biar ga teriket terus sama dia." Kata Napat tanpa melihat Gemini. "Kayak yang Lo bilang kan, seorang Gemini gak mungkin sama bocah kayak dia. Lo pikir deh sendiri." Lanjutnya.

Gemini pun merenungkan perkataan Napat.

"Iya juga ya." Kata Gemini akhirnya.

***

F

ourth sedang berjalan tanpa arah. Mengelilingi rumah sakit, mengikuti kemana kakinya melangkah membawa dirinya.

Fourth terhenti di sebuah taman dibelakang rumah sakit, terletak sangat jauh dari ruang rawat Gemini. Dilihatnya suasana taman yang lumayan sepi, Fourth pun memutuskan untuk berdiam diri disana.

Dicarinya bangku kosong. Dan didapatlah sebuah bangku yang dinaungi pohon besar dibelakangnya.

Fourth pun duduk di bangku itu sambil melamun. Mencerna apa yang baru saja terjadi. Apa yang terjadi dengan Gemininya. Apa langkah yang harus Fourth lakukan setelah ini. Fourth bingung, dia kehilangan arah.

Tiba-tiba ada seseorang yang duduk di sampingnya.

"Boleh gue duduk disini?" Tanya orang itu.

Lo udah duduk baru nanya! batin Fourth kesal. Terlalu lelah untuk berdebat, dia tidak menanggapi orang itu. Bahkan memandangnya pun tidak. Karena merasa ingin sendirian, Fourth memutuskan untuk pergi.

"Fourth" panggil orang itu sambil memegangi tangan Fourth, berniat untuk menghentikan langkah Fourth.

Fourth pun menoleh, melihat siapa gerangan orang tersebut. Kenapa dia mengenali dirinya.

"Satang." Tahu orang tersebut adalah kenalannya, Fourth pun memutuskan untuk tidak jadi pergi dari sana. Dia pun kembali duduk disamping Satang.

"Kenapa Lo bisa tau gue disini?" Tanya Fourth.

"Gue ngikutin Lo dari semenjak Lo keluar dari ruangan Gemini."

Fourth mengerutkan dahinya karena heran.m

"Dan ngapain Lo di Deket ruangan Gemini?"

"Setiap hari gue kesini. Pengen tau kondisi Gemini. Gue ngerasa bersalah banget soal kejadian waktu itu." Kata Satang panjang lebar mengungkapkan isi hatinya. Satang tidak bisa tenang setelah kejadian tempo hari. "Lo engga marah sama gue? Gara-gara gue Gemini jadi kecelakaan?"

"Marah? Gue udah engga ada tenaga buat marah. Lagian gue lebih marah sama diri gue sendiri. Coba kalo malem itu gue gak bikin Gemini marah. Dia gak bakalan kayak gini kan?"

"Dan sekarang Gemini malah lupa sama gue. Se marah itu Gemini sampe dia ga inget sama gue?!" Fourth mulai terisak. Mengingat kejadian tadi dimana Fourth diperlakukan tidak baik oleh Gemini.

"Fourth, Lo tenang oke." Satang panik melihat Fourth menangis. Dia pun mencoba menenangkan Fourth dengan merangkulnya.

"Gue gak tau harus gimana kalo sampe Gemini beneran gak inget lagi sama gue." Satang bingung tidak tahu harus bagaimana menanggapinya. Dia hanya bisa mengusap bahu Fourth dengan lembut. Fourth pun menyandarkan kepalanya di bahu Satang dan menangis disana.

Terlalu lelah menangis, ditambah dengan pikiran yang kacau, juga dalam kondisi yang sedang sakit, Fourth pun tertidur di bahu Satang. Dan Satang hanya bisa menunggu dan menemani Fourth.

"Gue bakal gantiin Gemini buat jagain Lo, Fourth."

~TBC~

Please Be Mine [GEMINI X FOURTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang