Bab 22

1.4K 93 4
                                    

"Gem, gue pengen lebih." Kata Fourth.

"Babe, Lo yakin?" Gemini sedikit terkejut dengan permintaan Fourth.

Fourth menganggukkan kepalanya sekali.

Sejenak Gemini dan Fourth saling berpandangan. Tatapan Gemini seolah bertanya apakah Fourth yakin ingin melakukan ini? Fourth mengerti, dan sekali lagi Dengan mantap Fourth menganggukkan kepalanya.

Tanpa berpikir lagi, Gemini melepaskan kaosnya dan dilemparkannya entah kemana. Gemini kembali melumat bibir Fourth.

Gemini pun mengarahkan tangannya ke celana Fourth, berniat untuk membuka kancing celana Fourth. Saat hendak menurunkan celana Fourth, gangguan datang di waktu yang tidak tepat.

"Gemini. Maen Yoo." Teriak seseorang di depan pintu apartemen Gemini.

Mendengar teriakan yang tiba-tiba, Gemini dan Fourth menghentikan aktivitas mereka. Dan secara bersamaan menoleh ke arah pintu.

Gemini berniat untuk mengabaikan orang tersebut. Kembali Gemini menciumi Fourth. Begitupun Fourth yang tidak memperdulikan orang tersebut.

"Gem woy, ada di dalem kagak?"

Lagi, teriakan itu berhasil menghentikan aksi Gemini.

"Oiihh ganggu banget. Awas aja tu orang." Jelas Gemini sangat kesal telah diganggu di saat-saat yang penting dalam hidupnya.

Gemini berniat untuk mencium lagi Fourth, tapi kali ini Fourth menolak. Didorongnya diri Gemini yang mendekati Fourth.

"Mending Lo samperin aja deh temen Lo." Kata Fourth sambil turun dari pangkuan Gemini.

"Babe, biarin aja sih. Lanjut ya?"

"Udah gak mood."

Gemini mau tidak mau menghampiri sang pengganggu itu sambil mengacak rambutnya karena kesal.

"Bangs*t, ngapain sih kemari? Ganggu banget asli!" Kata Gemini marah-marah sambil membuka pintu apartemennya.

Itu Perth dan Prom yang bertamu.

"Ini masih siang loh Gem. Emang Lo udah tidur? Kita ganggu gimana?" Tanya Prom dengan polosnya sambil mengecek jam di ponselnya.

Biasanya Gemini tidak pernah marah jika ada anak-anak bengkel yang bermain ke apartemennya. Bahkan tengah malam sekalipun. Tentu Prom dibuat heran, kenapa Gemini bisa kesal seperti itu malam ini.

"Babe, ini kunyuk berdua mau di usir aja apa gimana?" Gemini bertanya kepada Fourth sambil berteriak.

"Kenapa Lo tanya gua dah? Ini apart Lo btw." Balas Fourth berteriak dari dalam.

"Tunggu, Lo bawa orang lain ke apart Lo? Udah bucin banget sih ini kayaknya." Kata Perth sambil menerobos masuk kedalam apartemen Gemini. Perth tahu betul, bahwa apartemen Gemini adalah zona nyaman dirinya. Tidak boleh ada sembarangan orang yang dapat memasuki zona nyaman Gemini.

"Oih sat, gue belum ijinin masuk!" Tapi Perth dan Prom tidak mengindahkan ucapan Gemini. Gemini pun tidak ada pilihan lain selain membiarkan mereka.

"Oohh,, ada dek Fourth." Kata Prom ketika melihat Fourth sedang duduk di sofa. Prom kemudian melihat terdapat beberapa tanda merah di leher Fourth, Fourth memang tidak ada niatan untuk menyembunyikan nya. Kini dia mengerti kenapa Gemini bisa se marah itu dengan kedatangan Prom dan Perth.

"Pon, kayaknya kita beneran Dateng di waktu yang tidak tepat dah." Lanjut Prom.

"Udah tau, masih nanya." Kata Gemini dengan ketus sambil duduk di sebelah Fourth.

"Sorry bro, ya gua kagak tau sat. Lo belum pernah bawa siapapun kesini soalnya. Terus sekarang gimana? Kita balik aja?" Kata Perth, dia merasa bersalah pada Gemini.

"Balik Sono kalo lu ngerti!" Kata Gemini masih kesal dengan kedua temannya ini.

"Gem.!!" Kata Fourth sambil mencubit perut Gemini. Gemini sampai meringis. "Kagak perlu balik KA, lanjut aja kalo mau maen disini."

"Noh, kita boleh maen gem. Mau maen PS ya." Kata Prom.

"Serah lu pada dah."

Perth dan Prom pun langsung sibuk menyalakan PS milik Gemini. Tidak lupa mereka memesan beberapa makanan juga, karena dapat dipastikan mereka akan bermain cukup lama, dan mungkin hingga pagi tiba.

Seolah berada di dunia yang berbeda, mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Perth dan Prom sibuk bermain PS, dan gemini dan Fourth sibuk dengan dunianya berdua.

"Babe, tadi Lo di mall ngapain aja?" Tanya Gemini sambil mengusap kepala Fourth yang berbaring di pahanya.

"Gue jalan-jalan aja sih. Sampe pegel ni kaki."

"Mau gue pijitin?"

"Kagak usah sih."

"Oke. Tapi tadi kagak ada yang gangguin Lo kan? Ga ada yang deketin Lo kan?"

Sebelum menjawab pertanyaan Gemini, Fourth berpikir sejenak. Haruskan dia menceritakan tentang lelaki yang ia temui di mall sore tadi?

"Emm, engga gem. Gak ada yang gangguin gue. Aman." Kata Fourth. Dia memutuskan untuk tidak menceritakannya. Fourth takut jika Gemini mengetahuinya urusannya akan panjang. Bertanya BLA BLA BLA dan lain sebagainya.

"Gem ini Lo bikin tanda di leher gue berapa banyak gila?!" Kata Fourth sambil melihat lehernya di pantulan layar ponselnya. Fourth baru menyadari bahwa tanda yang Gemini tinggalkan cukup banyak.

"Kenapa emang? Mau di tambahin lagi?" Tanya Gemini sambil berusaha menciumi leher Fourth.

"Gem gem geli." Sambil tertawa kegelian.

"Oih, bisa kagak sih pacarannya pindah kamar aja?" Tanya Prom. Meskipun dia fokus bermain PS, tapi obrolan Gemini dan Fourth tetap terdengar.

"Yang ada juga Lo berdua yang pindah!"

"Oi Gem, Minggu depan lo ikut kumpul kan?" Tanya Perth tapi tatapan matanya terus tertuju pada layar di depannya.

"Ya emang bisa kalo kagak kumpul?"

"Ya kagak bisa sih."

"Terus ngapain lu nanya."

Mendengar obrolan Gemini dengan temannya, Fourth menjadi penasaran.

"Kumpul dimana? Bengkel? Gue ikut gem." Kata Fourth. Fourth memang belum pernah diajak bermain ke bengkel lagi oleh Gemini. Padahal Fourth senang bertemu dengan teman-teman Gemini disana.

"Iya ada acara sama anak bengkel. Gue gak bisa ajak Lo." Malam Minggu adalah acara rutin balapan liar yang komunitas Gemini ikuti. Gemini tentu tidak mau Fourth menghadiri acara itu. Terlalu berbahaya, pikir Gemini. Dan Gemini memang belum menceritakan masalah balapan liar kepada Fourth.

"Iih gem kenapa ga boleh ikut?" Fourth merengek.

"Bawa aja sih." Kata Prom.

"Kagak, gila. Di kampus aja ada yang berani macem-macemin Fourth. Apalagi disana sat! Musuh gue banyak! Belum lagi kalo ketemu tu anak setan. Kagak pokoknya!"

"Gemmm,, pengen ikut." Fourth memohon sambil menampilkan wajah memelas.

"Engga babe! Gue bener-bener nolak permintaan Lo yang satu ini!"

Mendengar itu Fourth langsung cemberut sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Hampir saja Gemini luluh melihat ke imutan Fourth ini, tapi tidak! Gemini tidak bisa menuruti keinginan Fourth.

"Oih Gem, kita semua disana siap jagain Fourth. Emang bang papang sama bang Napat bakal biarin kesayangan Lo ini disakitin depan mata mereka? Lo tenang aja." Kata Perth.

Fourth kegirangan diberi dukungan oleh Prom dan Perth.

"Gemm, denger sendiri kan? Boleh yaa?"

"Awas aja sampe ada apa apa sama Fourth, gue hajar Lo berdua!" Ancam Gemini.

"Jadi boleh ikut?"

"Emm,," kata Gemini meski dengan berat hati.

"Yeee,," Fourth bersorak senang. Bukan hanya Fourth, tapi Prom dan Perth pun ikut bersorak.

~TBC~

Please Be Mine [GEMINI X FOURTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang