3] a little warrior

1K 108 3
                                    

Lambaian tangan Ruka ke arah dua mobil yang beriringan mengakhiri keributan lainnya di pagi ini. Setelah memastikan semua adiknya berangkat sekolah, Ruka bergegas masuk ke dalam rumah untuk bersiap diri. Ruka pun memiliki jadwal ke kampus hari ini.

Sementara sang mami, pagi-pagi buta tadi, Jennie sudah pergi ke kantor karena memiliki jadwal padat mempersiapkan perilisan series terbaru brand fashion-nya. Sedangkan sang papi, ia masih belum pulang.

Hari ini Ruka memiliki jadwal presentasi tugas projek yang sudah disiapkan berbulan-bulan lamanya. Sepertinya seharian ini akan menghabiskan waktunya di kampus. Bahkan bisa sampai malam.

Butuh waktu hampir setengah jam, akhirnya Ruka sudah rapi dan siap berangkat. Ia pun masuk ke dalam mobilnya sendiri. Baru saja tangannya hendak menarik persneling, ponselnya berdering dan menampakkan nama salah satu adiknya.

"Hall---"

"KAK RUKA!"

Teriakan menyapa dari seberang sana, sontak membuat Ruka menjauhkan ponselnya sambil menggeram.

Sambil mengusap telinga kanannya, Ruka mendekatkan kembali ponsel itu.

"Yona, jangan pake teriak bisa? Telinga Kakak sakit." Ruka mengingatkan.

Terdengar kekehan dari seberang sana.

"Kak, Yona mau minta tolong boleh?"

"Kenapa?"

Lagi-lagi Ruka menjauhkan ponselnya. Kali ini di dalam sambungan itu, Ruka mendengar perdebatan Yona dengan seseorang, tentu adik Ruka yang lainnya lagi. Dan bisa dipastikan itu adalah Harama, kembarannya yang kerap disapa Ramie. Mereka sendiri yang memutuskan untuk duduk sebangku.

"Lu nelepon Kak Ruka?"

"Iyalah."

"Oneng! Jangan ngerepotin Kakak terus, Yon!"

"Ramie! Siapa lagi yang bisa gue mintain tolong?! Mami kan udah ke kantor, papi belum pulang. Lagian Kak Ruka di rumah kok!"

"Terserah!"

Di sana, Ramie mendecak kesal. Memilih memalingkan muka dan mengerjakan hal lain.

"Kak Ruka? Hallo?"

Mendengar namanya dipanggil lagi, Ruka mendekatkan kembali ponselnya.

"Iya? Apa yang bisa Kakak bantu?" Ruka mencoba bersabar. Jika Yona sudah sampai meneleponnya, pasti ada hal penting yang terjadi.

Ada jeda sebentar, sebelum akhirnya Yona berucap. "Kak, buku tugas Yona ketinggalan. Kakak bisa anterin nggak?"

Ruka mendesah panjang, "tadi pagi kan udah kakak ingetin. Cek lagi yang perlu dibawa. Dan Yona yang paling semangat jawab aman loh. Kenapa malah ada yang ketinggalan?"

"Maaf kak. Yona beneran lupa." Cicit lirih di seberang sana.

Walaupun kesal dengan kelakuan adiknya, sambil menarik napas, Ruka mengatakan akan mengantarkan buku itu sebelum dirinya ke kampus.

"Kak Ruka maafin Yona, Kakak jadi harus ke sekolahku dulu."

"Nggak apa. Berarti Kakak titipkan bukunya ke satpam?" Tanya Ruka mengkonfirmasi.

"Iya kak. Nanti ada petugasnya yang bakal anterin ke kelas Yona."

"Oke. Kakak langsung antar. Ohya Yona?"

Ruka sudah berada di kamar si kembar dan menenteng buku yang dimaksud adiknya itu. Sambil berjalan kembali ke dalam mobilnya, ia masih berteleponan dengan Yona.

la famille | Babymonster ✓Where stories live. Discover now