Dengan menggunakan kacamata hitam, Kala mengendarai mobil Ferrari miliknya yang sudah lama terparkir di bagasi kediaman Harrison. Setelah sekian lama ia tidak diizinkan oleh sang ayah, akhirnya Kala diperbolehkan mengendarai mobil itu. Sore ini, Elvanno Harrison menyuruhnya untuk pergi menyusul Keandra di sebuah acara launching toko pakaian dengan brand ternama milik salah satu rekan bisnis Elvanno.
Tidak seperti biasanya yang dipenuhi dengan kemacetan dan suara bising, jalan kali ini terlihat begitu lenggang. Diiringi dengan alunan musik klasik, Kala begitu menikmati perjalanannya. Tak butuh waktu lama baginya untuk mengetahui tempat yang akan ia kunjungi.
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 1 jam, ia berhenti di depan sebuah distro pakaian. Di sebelah distro tersebut, terdapat sebuah resto minimalis yang sudah dipenuhi oleh para tamu. Kala segera memarkirkan mobilnya, lalu berjalan menuju kerumunan orang yang sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.
Tiba-tiba seorang perempuan muda berumur sekitar 40-an dengan pakaiannya yang terlihat rapi dan begitu elegan menghampiri dan menyapa Kala.
"Halo selamat sore. Apakah kamu putra Elvanno Harrison yang baru kembali dari Aussie itu?" tanya perempuan itu ramah.
Kala menoleh. "Oh, sore juga Tante. Iya benar saya putra Elvanno Harrison yang tinggal di Aussie."
Perempuan itu tersenyum lebar. "Kenalin, saya Marina. Panggil saja Tante Marina. Pemilik toko distro yang baru aja launching ini." Ia menunjuk pada gedung yang ada di sebelah resto. "Resto ini juga punya Tante. Kapan-kapan ajak Elvanno dan Anggun kesini, ya."
Kala mengangguk. "Saya Kala, Tante." Jawab Kala sambil membalas jabatan tangan Tante Marina. "Terima kasih atas tawarannya. Kapan-kapan saya akan mengajak ayah dan ibu untuk mampir ke resto ini."
Setelahnya perempuan itu lalu memanggil seorang pelayan. "Tolong antarkan dia ke meja VVIP, ya. Sediakan juga makanan untuknya."
Pelayan itu lalu mengangguk dan pergi meninggalkan mereka.
"Maaf Tante, tidak perlu repot-repot. Lagipula kedatangan saya ini tidak akan lama." Jelas Kala dengan sopan.
Perempuan itu mendekat dan memegang bahu Kala. "Ahh sama sekali tidak merepotkan, Kala. Ayo masuk dulu, sepertinya kakakmu Keandra juga ada di dalam."
Saat Kala akan masuk ke dalam resto, terlihat Keandra yang tersenyum dengan beberapa orang disana sedang berjalan menuju keluar.
"Kala, Tante pergi dulu ya. Silahkan dinikmati hidangannya. Jika kamu butuh sesuatu, jangan sungkan untuk memintanya pada pelayan disini."
Kala mengangguk dan mengucapkan terima kasih pada perempuan itu. Marina pun tersenyum dan pergi meninggalkannya.
Keandra mengernyitkan dahi melihat kedatangan Kala yang akan masuk ke dalam resto. Kala yang seolah tahu arti tatapan Keandra pun mengurungkan niatnya untuk melanjutkan langkahnya masuk ke dalam tempat itu. Ia bisa mendengar Keandra berbicara dengan terburu-buru pada rekan bisnis ayahnya. "Permisi, Pak. Aku harus keluar terlebih dahulu."
Saat Keandra berada di samping Kala. Ia lalu berkata dengan tatapannya yang begitu dingin. "Ikut aku dan keluar dari sini."
Kala lalu berjalan membututi Keandra, mengikuti langkahnya menuju halaman belakang resto. Terlihat sepi karena jauh dari jangkauan orang-orang.
Langkah Keandra terhenti, ia lalu membalikkan badan dan menatap Kala. "Untuk apa kau kesini?"
"Aku hanya—"
"Mencari perhatian dengan rekan bisnis ayah?" tanya Keandra telak.
Kala menghela napas. Mengepalkan tangan sekuat tenaga untuk meredam emosinya. "Dengar, aku tidak ingin mencari perhatian siapapun. Jika bukan karena ayah yang menyuruhku untuk menyusulmu, aku tidak akan bersusah payah kesini."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night We Met
Teen FictionAskara Harrison Chandrakala, putra kedua dari Elvanno Harrison tetap menolak saat ayahnya menyuruh untuk kembali ke Aussie. Ia tidak ingin kembali dan akan tetap tinggal bersama keluarga Harrison lainnya. Alhasil ayahnya mendaftarkan Kala di sekolah...