"Tuan Muda?"
Kala dan Alana langsung menoleh ke arah sumber suara. Perempuan itu tak kalah terkejutnya dengan mereka berdua.
"Loh ada Alana juga, ya." Perempuan itu kembali menatap Kala. "Tuan Muda sedang apa malam-malam disini? Apa Tuan butuh sesuatu?"
Alana masih tidak mengerti akan situasi yang sedang dihadapinya saat ini. Ia lalu berkata lirih. "Tu-tuan Muda?"
Mengetahui bahwa jati dirinya akan diketahui oleh Alana, Kala berusaha untuk mencairkan suasana. "Ehmm maaf, Bi. Boleh tinggalkan saya bersama Alana disini? Saya sedang ada urusan dengannya."
Perempuan berbaju pelayan yang tidak sengaja melewati halaman belakang dan memergoki mereka berdua cukup peka akan ucapan anak dari majikannya itu. "Oh baik Tuan Muda. Saya permisi." Perempuan itu sedikit membungkuk dan pergi meninggalkan Kala dan Alana.
Untuk beberapa saat, suasana hening menyelimuti mereka berdua. Kala sibuk menatap gadis yang ada di depannya sedangkan Alana sibuk dengan pikirannya.
"Alana." Panggil Kala pelan.
Alana menggenggam ujung bajunya. "Tunggu." Ia lalu mengangkat kepalanya dan melihat kedua bola mata Kala. "Ja-jadi kamu anak dari Tuan Elvanno Harrison?"
Kala dengan wajah dinginnya hanya menatap datar ke arah Alana karena saat ini tidak ada lagi yang harus disembunyikan. "Ya."
"Apa kamu juga tau kalo aku anak salah satu pembantu yang tinggal di rumah ini?" Suara Alana tiba-tiba bergetar saat mengajukan pertanyaan itu untuk Kala.
"Ya."
Air mata Alana meluncur bebas membasahi kedua pipinya. Ia mengepalkan kedua tangannya dengan sangat kuat. Perasaan takut, terkejut dan sakit karena kebohongan yang selama ini Kala sembunyikan bercampur menjadi satu. Alana lalu pergi meninggalkan Kala setelah laki-laki itu mengucapkan sebuah kata maaf untuknya.
***
Kala merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya. Sudah 15 menit dirinya berusaha untuk memejamkan mata namun terasa begitu sulit. Ia masih memikirkan kejadian tadi saat di halaman belakang bersama Alana. Dirinya dipenuhi rasa bersalah yang teramat sangat karena sudah membohongi gadis itu. Jika saja sejak awal Kala jujur akan siapa ia sebenarnya, mungkin keadaan seperti tidak akan terjadi.
Waktu menunjukkan pukul 02.00 dini hari. Kala lalu bangkit menuju ke arah meja belajarnya. Ia mengambil sebuah buku berwarna merah yang diambilnya dari ruang pribadi ayahnya.
Perlahan Kala membuka buku tersebut. Dirinya menyadari bahwa buku ini terbagi menjadi beberapa bab. Di Bab I halaman pertama terdapat sebuah foto bayi yang terlihat buram karena termakan usia. Kala lalu melihat sebuah nama didalam foto tersebut yang bertuliskan "Keandra Harrison Darta"
Kala tersenyum kecil mengetahui bahwa foto seorang bayi laki-laki yang dilihatnya adalah sang kakak. Mungkin buku ini adalah semacam buku kenangan milik sang ayah Elvanno Harrison bersama istri pertamanya, pikir Kala.
Pada Bab I ini, tidak ada yang spesial. Hanya berisikan foto-foto sang kakak saat bayi hingga berumur sekitar 7 bulan. Namun ada yang menarik perhatian Kala saat membuka halaman terakhir yaitu sebuah foto Elvanno Harrison ketika masih muda dengan seorang wanita yang menggendong bayi laki-laki.
"Bukannya ini foto yang waktu itu gue liat?" batin Kala. Ia baru menyadari bahwa wanita yang ada didalam foto itu tidak begitu jelas.
Kala sudah tahu, jika sebenarnya sang ayah memang memiliki istri pertama sebelum menikahi Anggun, ibunya. Namun entah mengapa ia menjadi ragu, ada banyak hal yang ditutup-tutupi oleh ayahnya, Elvanno Harrison. Sebab sampai detik ini, tidak ada satupun orang yang mengetahui siapa dan bagaimana wajah dari istri pertama Elvanno.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night We Met
Teen FictionAskara Harrison Chandrakala, putra kedua dari Elvanno Harrison tetap menolak saat ayahnya menyuruh untuk kembali ke Aussie. Ia tidak ingin kembali dan akan tetap tinggal bersama keluarga Harrison lainnya. Alhasil ayahnya mendaftarkan Kala di sekolah...