Belum reda rasa penasaran Kala, diam-diam ia mengikuti kemana Alana pergi. Dari kejauhan Kala melihat Alana memasuki sekolah yang berjarak cukup jauh dari rumahnya. Demi untuk mencari informasi mengenai Alana, ia rela bangun pagi agar rencananya itu tidak diketahui oleh gadis yang tengah menarik perhatiannya.
Tempat dimana Alana bersekolah memang tidak sebagus dan semewah Harrison School. Hanya bangunan empat tingkat yang ditengahnya terdapat sebuah lapangan yang cukup besar. Namun Kala tidak memperdulikan hal itu karena tujuannya datang ke tempat ini adalah untuk mencari informasi seorang gadis yang sudah membuatnya tertarik karena kepribadiannya yang pekerja keras dan mandiri.
Setelah mengetahui dimana Alana bersekolah, Kala memakai kacamata hitamnya lalu meninggalkan tempat itu menggunakan mobil. Berkat bantuan sang ibu, akhirnya ayahnya mengizinkan Kala untuk membawa mobil pribadinya itu ke sekolah.
***
"Kenapa? Lo mau ngadain party karena udah selesai ujian?" Reza yang sedang membereskan beberapa buku yang berada di atas meja, bertanya pada Kala yang tiba-tiba saja menghampirinya.
"Gue sama sekali ngga tertarik buat ngadain party."
Setelah membereskan buku dan memasukkannya ke dalam tas Reza lalu berdiri, menatap Kala. "Terus?"
Kala tersenyum manis pada Reza yang membuat temannya itu bergidik ngeri. "Gue mau nanya sesuatu."
"Bisa ngga lo ngeliatinnya biasa aja?" tanya Reza ketus.
"Oke-oke, tenang, Za. Ngegas mulu lo." Kala menahan tawanya melihat raut wajah Reza yang sedikit kesal. "Jadi maksud gue nemuin lo itu buat nanyain hal yang penting."
Reza mengernyitkan dahinya.
"Ehmm menurut lo kira-kira kapan hasil ujian keluar?"
Reza menjawab dengan santai. "Kemungkinan 2-3 hari lagi." Ia mengedikkan bahu. "Lo tau sendiri kan, kalo Harrison School punya fasilitas yang canggih."
Kala mengangguk, paham. "Terus nilai hasil ujiannya?"
"Ya ditempel di papan pengumuman, terus bakal di-upload di web sekolah. Siapa aja bisa liat nilai seluruh siswa." Reza yang awalnya menjawab biasa saja tiba-tiba teringat sesuatu dan menatap Kala dengan menyipitkan matanya, seakan mengintimidasi.
Kala yang ditatap seperti itu mendadak gelisah. "Kenapa lo jadi ngeliatin gue gitu?"
"Lo takut kalo nilai lo diliat siswa lain, Kal?" Kini giliran Reza yang tersenyum, mengejeknya.
"Ngga lah, gila aja."
Reza lalu tertawa melihat raut wajah khawatir dari laki-laki yang ada dihadapannya ini. Ia tahu betul seperti apa Kala sebenarnya. Temannya itu tidak terlalu pintar dalam bidang akademik, berbeda dengannya yang selalu mendapatkan juara.
Sudah 2 minggu ini, Harrison School mengadakan ujian kenaikan kelas. Pelaksanaan ujian pun menggunakan komputer dan diawasi dengan sangat ketat. Ditambah lagi dengan cctv yang berada di seluruh penjuru sudut ruangan membuat mereka sangat sulit untuk melakukan kecurangan. Harrison School pun memiliki aturan yang wajib diikuti seluruh siswa. Jika diantara mereka melakukan kecurangan, maka akan mendapatkan sanksi yang cukup berat.
Kala yang ditertawakan oleh Reza pun segera bangkit. Namun Reza menahannya. "Lo ngga penasaran sama nilai gue?" tanya Reza yang sengaja memanas-manasi Kala.
"Nyindir gue, lo?"
Setelah puas membuat Kala kesal, raut wajah Reza berubah serius. "Sebenernya lo itu pinter, Kal, cuman males aja."
![](https://img.wattpad.com/cover/353613963-288-k562957.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night We Met
Fiksi RemajaAskara Harrison Chandrakala, putra kedua dari Elvanno Harrison tetap menolak saat ayahnya menyuruh untuk kembali ke Aussie. Ia tidak ingin kembali dan akan tetap tinggal bersama keluarga Harrison lainnya. Alhasil ayahnya mendaftarkan Kala di sekolah...