18 | Berita (1)

201 153 113
                                    

"Dia datang hanya untuk memberitahu ayahmu bahwa berkas siswa baru itu telah diterimanya."

Setelah melihat Nyonya Esterla berada di rumahnya, Kala segera bertanya pada sekretaris pribadi ayahnya, Pak Erick. Mendengar penjelasan darinya, Kala hanya mengangguk.

"Apakah kakakku sudah kembali?" Kala masih bertanya saat Pak Erick akan meninggalkannya.

"Sepertinya sudah, kulihat pagi ini dia ada di perusahaan Harrison."

"Oh baik. Terima kasih, Pak."

Saat Kala akan melangkah pergi, Kala tiba-tiba saja berhenti saat Pak Erick mengatakan sesuatu, ia berkata dengan pelan. "Berhati-hatilah, Kala."

***

Perkataan dari sekretaris pribadi ayahnya itu cukup mengganggu pikiran Kala. Ia kembali teringat perkataan dari bi Yemi yang sama persis saat pelayan nya itu pergi meninggalkannya di depan rumah. Entah hanya kebetulan atau sedang terjadi sesuatu, hal ini membuat tanda tanya besar di kepalanya. Sebenarnya ada rencana apa diantara mereka?

Saat ini Kala sedang berada di meja belajar dan mengunci rapat pintu kamarnya. Dirinya juga menitipkan pesan pada beberapa pelayan yang berada di lantai bawah bahwa ia saat ini sedang tidak ingin diganggu, termasuk ibunya dengan alasan ingin belajar.

Kala menuliskan beberapa tujuannya kembali ke rumah. Di posisi teratas ia ingin menemukan gadis yang ia temui 10 tahun lalu. Ia lalu membuka laptopnya. Mencari informasi mengenai acara besar-besaran yang diadakan oleh sang ayah. Dengan serius, Kala membaca berita yang muncul satu per satu, namun hasilnya nihil. Hanya ada sebuah foto Elvanno Harrison yang memberikan sebuah penghargaan kepada Esterla sebagai simbol bahwa ia resmi ditetapkan menjadi direktur Harrison School.

Tidak ingin menyerah, Kala masih terus berusaha menggali informasi. Entah itu mengenai perusahaan Harrison atau pun Harrison School. Setelah hampir 2 jam menatap layar laptop, fokusnya teralihkan pada satu berita.

"Telah terjadi kecelakaan tabrak lari pada pukul 01.00 dini hari"

Kala lalu melanjutkan mengklik berita tersebut.

"Diketahui satu orang tewas di tempat dan tiga orang lainnya mengalami luka-luka."

Detak jantung Kala menjadi tak karuan saat membaca kalimat terakhir dari berita tersebut.

"Banyak rumor mengatakan bahwa korban tersebut merupakan salah satu tamu penting di acara yang diadakan oleh keluarga Harrison."

***

Alana berjalan masuk melewati pintu samping yang langsung masuk ke dalam lorong tempat tinggal para pelayan lainnya. Bagi pelayan disana, pintu itu adalah akses utama keluar masuk. Hanya dari pintu itu yang tidak memiliki penjagaan yang ketat.

"Ibu aku pulang." Alana membuka pintu dan melihat bahwa ibunya sedang tidak berada di dalam kamar. Seketika rasa lelahnya hilang, saat Alana menatap ke arah lemari baju. Sebuah baju seragam Harrison School sudah tergantung rapi disana.

Dengan senyum yang yang merekah, Alana langsung masuk dan mendekati baju itu.

"Bagus sekali." Ia memegang seragamnya.

"Apa kau suka?" tiba-tiba muncul suara sang ibu dari arah belakang. Mendengar itu Alana langsung menoleh.

"Ibu, terima kasih. Aku tidak sabar untuk mencobanya."

Bi Yemi menatap putrinya yang tersenyum bahagia. Ia hanya mengangguk sebagai balasan.

"Cepat mandi dan ganti pakaianmu. Ibu akan menyelesaikan pekerjaan dulu."

The Night We MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang