Prolog

17.5K 829 8
                                    

Prolog

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prolog

.

.

.


23.00

"Jangan menyentuh ku!" Bentak lelaki itu melepas paksa tangan yang ingin melingkar pada pinggangnya.

"Uhh, Omega yang menarik, ingin tidur dengan ku malam ini?" Pria itu kedipkan satu matanya dengan pheromone yang mulai di keluarkan untuk menarik perhatian omega dihadapannya.

"Haechan," Panggil seorang gadis dari kejauhan membuat Haechan yang hampir saja terpengaruh menjadi tersadar kembali "ayo pergi." Dia menarik lengan temannya menjauh dari keramaian disana.

Mereka masuk dengan cepat kedalam mobil lalu segera pergi dari daerah terlarang itu.

"Kau minum terlalu banyak."

Haechan menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha mengembalikan kesadaran nya "aku baik-baik saja."

"Cih, jika tak ada aku mungkin kau sudah mendesah di bawah pria itu."

"Lupakan pria jelek itu, apa yang membuat mu kemari? Aku tau kau tak suka keramaian." Ucap Haechan.

"Ayahmu yang menyuruhku untuk membawamu kembali kerumah sekarang." Jelasnya.

Haechan hembuskan nafasnya "jangan lupa bawakan aku cemilan, aku yakin nasehatnya kali ini akan memakan waktu lama."

"Gila, jangan melawan ayahmu."

"Aku tak melawan, aku selalu diam saat dia memarahiku."

"Dia itu ayahmu, jangan katakan 'dia'." Tegur gadis itu.

"Iya-iya, aku tak pernah melawan ayah, tapi aku butuh makanan agar aku tak mengantuk saat dia berbicara. Ayah maksudku." Haechan meralat kata 'dia' saat mendapatkan tatapan tajam dari gadis disebelahnya.

Kecepatan kembali dinaikkan, waktu yang dibutuhkan mereka untuk sampai kurang lebih 30 menit, itu termasuk cepat dari biasanya.

"Masuklah, aku akan kembali sekarang."

"Cemilan ku?" Tanya Haechan.

"Masuk dan temui ayahmu!"

Haechan berjalan sedikit berlari untuk masuk kedalam kediamannya "hanya bawahan tapi tatapannya sudah seperti atasan." Gumam omega itu.

Pintu utama ia buka dengan perlahan, matanya menatap kedalam rumah besar itu, sepi, tak ada siapapun disana, apa gadis itu membohongi nya?

Kakinya ingin melangkah menaiki tangga tapi terhenti saat melihat ayahnya yang tengah berdiri di dekat pintu dapur.

"Duduk." Titah Johnny yang langsung dituruti oleh anaknya.

Haechan duduk di sofa ruang tamu dengan tangan yang saling bertaut, jujur ia takut, ayahnya terlihat sagat menyeramkan malam ini.

"Ayah tak ingin banyak bicara, masuk ke kamarmu dan kemasi semua barang-barang mu."

Haechan yang semula menunduk langsung mendongak saat mendengar itu "ayah mengusirku?"

"Masuk ke kamarmu Haechan, dan berkemas lah." Ucap Johnny lagi terdengar tak ingin dibantah.

Haechan berdiri "tidak, aku akan katakan ini pada papi."

"Katakan saja, karena papi mu sudah setuju dengan ayah."

"Setuju tentang apa? Papi tak mungkin mengusirku."

Johnny berjalan mendekat kearah anaknya. Haechan ingin sekali berlari tapi dia berusaha untuk tak terlihat takut di depan ayahnya.

"Papi mu sudah setuju untuk mengirim mu ke asrama golden, dan dengar kata-kata ayah Haechan," Johnny tatap kedua mata anaknya yang ingin menangis "kali ini tak ada bantahan sedikitpun. Ayah sudah atur semuanya, kita berangkat besok pagi." Tegasnya.

Haechan mendorong tubuh Johnny tapi tak membuat alpha itu bergerak, omega itu berlari dengan cepat menuju kelantai dua tepat pada kamarnya.

Brakk!!

Terdengar suara pintu ditutup sangat keras.

Johnny hembuskan nafas perlahan "maafkan ayah."

"Kau yakin untuk mengirim anakku pada asrama golden? Kau tau itu tempat apa bukan?" Chitta datang tepat setelah Haechan menutup pintunya.

Johnny usap kepala omeganya sebelum berucap "tak ada cara lain, percayakan saja pada mereka, lagipula sampai detik ini anak itu belum juga tahu apa kekuatan yang dia miliki, aku yakin orang-orang disana akan membantunya."

"Apa anakku akan baik-baik saja disana?" Tanyanya

"Tentu saja, aku akan selalu meminta kabarnya pada Jaehyun."

"Berapa lama?" Lirih omega itu.

"Kurang lebih setahun?"

"Terlalu lama, bisa kurang?"

Johnny menggeleng "kita bisa mengunjunginya beberapa kali. Percaya padaku, Haechan itu omega yang kuat."

Chitta mengangguk, dia memeluk tubuh alphanya sebelum memutuskan untuk pergi kelantai atas menemui anaknya yang pasti tengah menangis sekarang.



















*****

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














Votenyaaa

Dormitory [Markhyuck] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang