Bab 6

6.5K 573 13
                                    

Bab 6

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 6

.

.

.


Suara hembusan angin masuk ke telinganya bersamaan dengan rintik hujan yang cukup membasahi tubuhnya.

Matanya terpejam menikmati kesunyian yang ada disekitarnya. Wangi hutan dapat ia hirup dengan jelas, tak ada manusia, tak ada keributan, hanya ada ketenangan.

Ia menatap aliran air di depannya, warnanya biru sangat cantik, tangannya bergerak mendekat untuk menyentuh air itu, dingin, rasanya sangat dingin saat air itu menyentuh kulit tangannya. Tunggu, kenapa  dirinya tak merasakan sakit pada tubuhnya? Kemana semua rasa sakit itu?

Matanya menoleh kebelakang saat mendengar suara seperti memanggilnya. Ia bangkit perlahan dari duduknya, tangannya menepuk-nepuk celananya yang sedikit kotor akibat batu yang ia duduki.

"Siapa?" Ia menatap sekitar tapi tak menemukan siapapun disana. Kakinya melangkah menjauh dari sungai itu, ia mendekat pada sebuah pohon besar "oh!" Kakinya melangkah mundur saat seseorang muncul secara tiba-tiba dari balik pohon itu.

"Maaf, apa kau takut? Saya hanya ingin mengobrol."

Haechan tak berkata apapun, tangannya disentuh oleh lelaki cantik dihadapannya untuk dibawa mendekat pada sungai dibelakangnya. Mereka duduk pada bebatuan yang memang sudah ada disana.

"Siapa namamu?" Ucapnya membuat Haechan tersadar dari lamunannya.

"Haechan," Ia membalas dengan gugup "maaf, anda siapa?"

"Saya penjaga hutan ini, hutan yang sangat ditakuti oleh manusia-manusia diluar sana."

"Apa anda tak memiliki keluarga?" Haechan tatap lelaki itu yang sekarang tersenyum menatap kearah sungai "maaf jika pertanyaan saya-

"Tidak apa-apa, saya sebenarnya memiliki keluarga, tapi mereka tak tinggal disini."

"Dimana mereka?" Tanya Haechan penasaran.

"Di suatu tepat yang sangat jauh, tempat dimana saya tak bisa menjangkau mereka, begitu juga sebaliknya. Mereka hidup dengan damai, mereka selalu mengikhlaskan kepergian saya yang sebenarnya belum pergi, saya tak bisa membuka koneksi pada mereka, karena mereka yang sudah menganggap saya tiada."

"Maaf, saya tidak mengerti." Ucap Haechan sejujurnya.

"Kau mengenal mereka, Haechan."

Dormitory [Markhyuck] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang