Omegaverse
Haechan, omega keras kepala, yang berhasil membuat Johnny jengah, dan berakhir mengirim anaknya pada asrama khusus untuk dilatih dalam hal sihir dan juga kedisiplinan.
Seluruh kegiatanmu akan ada di bawah pengawasan ku mulai hari ini. - M...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bab 15
.
.
.
Malam hari ini terasa sangat sunyi, tak banyak lampu yang dinyalakan akibat kejadian yang terjadi siang tadi.
Seluruh penghuni asrama pun dilarang untuk berkeliaran, makanan mereka akan dibawakan ke kamar masing-masing selama keadaan belum benar-benar membaik.
Haechan yang sebenarnya memiliki rencana untuk keluar, dengan terpaksa harus ia urungkan karna pintu kamarnya yang sepertinya dikunci dengan sengaja.
Ia harusnya tak mengatakan rasa penasaran.
Ceklek
Pintu ditutup dengan sangat perlahan, setelah mengurung diri selama hampir seharian penuh, akhirnya ia dapat keluar meninggalkan temannya yang kini tengah tertidur pulas di kasurnya.
Jam menunjukkan pukul setengah dua belas malam, sudah dipastikan tak ada lagi yang berkeliaran selain petugas keamanan asrama.
Kakinya melangkah menyusuri lorong untuk menuju satu tempat favoritnya. Sebenarnya ia takut dengan kesunyian seperti ini, dan caranya menghilangkan rasa takut ialah dengan bernyanyi, tapi sepertinya cara tersebut tak bisa ia lakukan untuk saat ini.
Hampir setengah perjalanan ia lalui, sampai pada akhirnya, langkahnya ia paksa untuk terhenti, saat matanya menangkap satu orang yang sangat ia kenali tengah terduduk seorang diri dibawah pohon dengan tubuh membelakanginya.
Haechan belum melihat temannya yang satu ini sejak dirinya ditinggalkan untuk mengambil roti yang ia inginkan.
Apa yang ia lihat saat ini benar-benar manusia?
Untuk memastikan, kakinya melangkah mendekat, pikirannya kembali mengingat tentang perkataan Renjun siang tadi. Ia jadi penasaran, kenangan mematikan apa yang dimaksud oleh kedua temannya ini.
"Jaemin?" Ia dudukan dirinya tepat di sebelah lelaki itu.
Jaemin, lelaki itu terdiam selama beberapa saat, sebelum menoleh "Haechan? Apa yang kau lakukan disini?"
"Aku? Aku tak bisa tidur, jadi ku putuskan untuk keluar mencari angin malam. Lalu kau, apa yang kau lakukan disini?"
"Sama seperti mu."
"Kau merindukan seseorang?" Kalimat itu tiba-tiba saja keluar dari mulutnya.
Terdengar hembusan nafas disana sebelum anggukan ia terima. "Hari ini adalah hari ulang tahun orang yang sangat ku sayangi."