Bab 19

4.6K 562 37
                                    

Bab 19

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 19

.

.

.

Masih dihari yang sama. Waktu menunjukkan pukul setengah 10 malam, sudah lebih dari dua jam terlewatkan tapi mereka masih berkutat dengan blupass demi menemukan keberadaan Mark dan juga Haechan.

Chitta menggigit bibir bawahnya, setelah mendengar pernyataan dari anak bungsu Taeyong tentang kemana perginya Mark, ia jadi mengkhawatirkan anaknya.

Mereka semua terdiam menunggu Taeyong yang tengah kembali ke masa lalu untuk mencari keberadaan Haechan.

Terdengar helaan nafas setelah beberapa menit membuat semua orang mendongak untuk mendengar jawaban.

"Keberadaan Haechan tak bisa di deteksi, aku sudah mencobanya." Taeyong pasrah, sudah lebih dari tiga gelas ramuan ia minum hanya untuk mengetahui keberadaan pasti anak dari sahabatnya.

"Aku yakin, Haechan masuk ke dalam hutan terlarang, bubu," Jeno menatap Taeyong "Mark pernah berjanji padaku, tak akan pernah menyentuh hutan itu jika sesuatu yang mendesak tak terjadi."

"Jika memang anakku masuk kedalam Foresta morti, kenapa kakakmu mau dengan susah payah menyusul?" Johnny tatap anak bungsu Jaehyun dengan wajah tegasnya.

"Karena mereka mate, paman." Jawab Jeno dengan sejujurnya.

Chitta bangkit dari duduknya saat mendengar itu, jujur, ia terkejut "mate?"

Taeyong mengangguk "mereka mate, maaf baru memberitahumu tentang hal ini, tapi kau tenang saja, aku yakin Mark belum melakukan apapun pada Haechan."

"Mating?" Johnny bertanya, yang sudah jelas dimengerti oleh semua orang disana.

"Anakku belum masuk masa rut nya, dan anakmu setahuku belum masuk masa heat nya, jadi ku pastikan mereka belum melakukan mating." Jelas Jaehyun.

"Scenting?" Tanya Johnny kembali memastikan.

"Belum paman, mereka itu jarang sekali bertemu, mengobrol saja bisa ku hitung dengan jari." Balas Jeno,  dia sengaja tak menceritakan kejadian yang waktu itu ia lihat tepat diruang mereka berkumpul saat ini, sepertinya memang tak perlu ia ceritakan.

"Sekarang apa yang harus kita lakukan?" Doyoung menatap semua orang di ruangannya.

"Apa ramuan mu pernah gagal?" Chitta tatap doyoung dengan wajah lesunya, ia sudah cukup lelah.

Dormitory [Markhyuck] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang