Omegaverse
Haechan, omega keras kepala, yang berhasil membuat Johnny jengah, dan berakhir mengirim anaknya pada asrama khusus untuk dilatih dalam hal sihir dan juga kedisiplinan.
Seluruh kegiatanmu akan ada di bawah pengawasan ku mulai hari ini. - M...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bab 25
.
.
.
"Ini?"
"Perlu berapa kali lagi kukatakan, dia panjang, berwarna merah dan memiliki duri di ujungnya. Apa daun ini terlihat seperti yang kukatakan?"
Mark menggeleng "tak ada daun seperti itu disini bodoh."
Jisung memilih untuk abai, terlalu malas menanggapi, jelas-jelas daun itu ada dihutan ini, ia pernah mencarinya dulu, tapi sangat dulu sekali.
"Akhhh!!!"
Keduanya saling menatap saat satu suara menggema keras di hutan itu, Jisung melangkah perlahan tanpa mengeluarkan suara, jari telunjuknya memberi kode pada Mark untuk mengikutinya.
Mereka kembali saling menatap saat merasa tempat yang sekarang mereka injak sudah lebih aman.
"Suara apa itu?"
Jisung menggindikan bahu tak tau. "Ngomong-ngomong, dimana omegamu?"
"Oh?!" Mark bergerak menatap sekitar, benar! Ia baru menyadarinya, dimana Haechan?
"Tenangkan dirimu, kita kembali ketempat sebelumnya, sepertinya dia tertinggal disana."
Mark tak menjawab, ia lebih memilih untuk segera berlari ketempat terakhir mereka bersama, tolong salahkan saja dirinya jika terjadi sesuatu pada sang omega.
*****
Diwaktu yang sama, ditempat yang berbeda.
"Lyra. Anda baik-baik saja?"
"Sesuatu terjadi."
"Apa yang terjadi?" Wanita itu bersimpuh tepat dihadapan sang pemimpin.
Winwin menyandarkan tubuhnya pada sofa, tubuhnya terasa sangat sakit terutama pada bagian dadanya, tarikan dan hembusan nafas juga beberapa kali terdengar disana.
"Sihir itu." Winwin menghentikan perkataannya, ia tatap dalam wanita yang kini menatapnya dengan bingung.
"Sihir apa, Lyra?"
"Luminara, dia berhasil menguasai sihir itu sepenuhnya."
"Luminara? Seseorang berhasil menguasai luminara? Itu mustahil!" Wanita itu sangat terkejut, bahkan ia tanpa sadar menaikkan nada bicaranya dihadapan sang pemimpin.