26

27 2 0
                                    


"selamat siang bunda sisi"

Daniel tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di kantor Sisi. Cukup 10 menit setelah Sisi mengirim pesan padanya, karena Daniel memang sedang berada di coffee shop terdekat yang sengaja dia pilih agar tidak jauh dari kantor sisi dan memilih mengurus pekerjaan sembari memastikan Sisi baik-baik saja.

"selamat siang juga ayah nya ano" sisi membalas sapaan Daniel dan memasang Safety belt 

"kamu sudah makan?" 

"kita jemput Ano dulu aja niel, baru setelah itu kita makan siang. kamu belum makan juga kan?"

"belum, aku tadi baru selesai meeting" 

Daniel langsung membawa mobilnya ke sekolah Ano. Sesampai di sekolah Ano, mereka belum melihat anak mereka berada di sekitar sekolah. Karena belum jam pulang sekolah. Sisi dan Daniel memilih untuk menunggu Ano di sekitar ruang kelasnya sambil memperhatikan Ano yang sedang berinteraksi dengan teman-teman nya. 

"ano terlihat tumbuh dengan baik ya si" daniel merangkul pundak sisi

Sisi tersenyum dan menganggukan kepala sebagai bentuk membenarkan ucapan Daniel. "aku gak nyangka bayi kecil yang pernah ada diperut ku kini sudah tumbuh menjadi anak laki-laki yang pintar dan menggemaskan" 

"Ano memang anak yang kuat dan pintar seperti bundanya"

"karna kamu juga niel, kamu yang sudah memberikan ano sosok ayah yang sangat ano banggakan. aku berhutang banyak sekali sama kamu"

"kamu gak boleh bilang seperti itu. aku tidak pernah menganggap kamu berhutang dengan ku. justru ini hal yang memang harus aku lakukan karena kesalahan ku yang pernah menyakiti kamu. aku sudang menganggap ano seperti anak ku sendiri. aku benar-benar menyayangi ano"

Daniel mencium pucuk kepala sisi dan mengelus rambut panjang sisi.

Ano melihat keberadaan Daniel dan Sisi, dia melambaikan tangan pada mereka dengan senyuman manis di bibir.

kini bell pulang sekolah ano sudah berbunyi, guru Ano meminta pada anak-anak untuk merapikan perlengkapan sekolah dan berdoa bersama. Ano dan teman-teman berbaris untuk menuju pintu dan menemui orang tua yang menjemput mereka.

Ano berlari memeluk kaki Sisi dan Daniel, lalu Daniel mengangkat Ano untuk berada di gendongan nya.

"anak ayah pintar sekolahnya, tadi ayah lihat"

"iya dong kan ayah dan bunda ano juga orang yang pintar"

ano memanggil salah satu teman nya yang sudah dijemput perempuan yang cukup muda.

 "ara sini ano mau kenali ayah ano"

gadis kecil dengan bando merah dikepala nya mendekati ano "ada apa ano?"

ano meminta turun dari gendongan Daniel. 

"ano mau kenali ayah ano, ini ayah ano namanya ayah Daniel" ano menarik tangan daniel untuk menyambut tangan ara 

"halo ayahnya ano, aku ara temannya ano"

"halo ara, senang berkenalan dengan mu. terimakasih sudah menjadi teman ano"

"ternyata ayah ano tinggi dan ganteng ya seperti film yang pernah ditonton mama di laptop"

"terima kasih ara, kamu juga cantik dan imut. ini bunda Ano" daniel memperkenalkan sisi 

"halo tante cantik, sangat cocok dengan ayah ano. ano, om, tante ara permisi dulu ya. karena ara harus segera pulang sebelum mama ara khawatir"

gadis kecil itu kembali berlari ke perempuan muda yang menunggunya sambil membawa tas pink dan meninggalkan halaman ruang kelas.

"yuk sayang kita makan siang dulu sebelum pulang ke rumah"

Mereka menuju parkiran dan meninggalkan sekolah. Daniel memilih untuk makan di salah satu restorant yang cukup terkenal di kota ini. 

"bunda tau ga kalau ara itu teman pertama ano disekolah"

"ohya? bunda lihat ara gadis yang baik dan cocok untuk berteman dengan ano"

"apa ano menyukai ara?" pertanyaan daniel langsung mendapatkan pelototan mata dari sisi. 

"ano suka berteman dengan ara. ara memang anak yang baik. ano kan masih kecil jadi cuman boleh berteman, tunggu ano sudah besar baru ano mau pacaran dengan ara, bolehkan bunda"

sisi yang akan menyuapi makanan ke mulutnya merasa terkejut dengan ucapan ano. anaknya tau kata-kata itu dari mana, sisi menyikuti lengan daniel pelan karena daniel yang mendengar ucapan ano malah ketawa. 


***

sudah beberapa hari ini digo tidak kembali kerumah, dia berada di appartement nya dengan berusaha menyibukan dirinya. dia terlihat sangat berantakan, kantong matanya sudah menghitam. dia tenggelam dengan pikiran nya, lebih tepatnya pikiran nya yang memikirkan sisi. wanita yang sangat dia cintai itu pasti sudah sangat membencinya. ingin sekali dia membawa sisi dan ano pergi jauh dari kota ini dan tinggal bersama membangun keluarga. 

digo sadar itu tidak mungkin

apalagi saat ini ada Daniel yang selalu berada diantara sisi dan Ano.

harusnya digo yang berada di posisi itu

tiba-tiba ponsel digo berbunyi, digo melihat siapa yang menghubungi nya. dengan rasa malas dia menjawab panggilan itu. 


"bagaimana?"

"persiapkan semuanya dan saya akan segera kesana untuk memastikan langsung"

"ingat jangan sampai ada yang terlewatkan"


setelah itu digo memutuskan panggilan itu dan bergegas untuk mendatangi suatu tempat yang disampaikan orang di sebrang telfon itu


"kamu harus tetap jadi milik ku si, sampai kapan pun aku tidak akan pernah merelakan kamu dengan orang lain selain aku si"



***


HALOOOOOOO

apa masih ada yang menunggu kelanjutan cerita ini? maaf banget ya aku update nya sangat lama. semoga aku bisa tetap update cerita ini sampe selesai dengan berbagai kesibukan di dunia nyata ini.

selalu support cerita ini ya

love u gais....

sehat selalu yaaaa


29-10-2023

TBC

[MLS-2] My SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang