"dimana digo?" sisi kembali bertanya pada daniel. daniel hanya diem saja seperti tidak ingin menjawab pertanyaan sisi.
sisi menghampiri daniel yang sedang duduk di sofa rumah sakit. sisi ikut duduk disamping daniel dan kembali bertanya. "niel, dimana digo? aku ingat sebelumnya aku bertemu dengan digo. kenapa sekarang dia gak ada disini".
"si untuk apa lagi kamu cari laki-laki itu. dia yang sudah membuat kamu menderita, dia yang sudah meninggalkan kamu, dan dia juga yang membuat kamu mengalami kecelakaan sampai seperti ini".
"tapi niel karna kecelakaan ini aku jadi bisa mengingat semua nya. aku bisa kembali mengingat masa lalu ku"
"untuk apa kamu mengingat masa lalu mu? untuk apa si kutanya?" daniel mulai emosi mendengar sisi yang terus-terusan menanyakan digo. Daniel sudah tidak habis pikir dengan jalan pikiran sisi. jelas-jelas digo sudah menghancurkan hidupnya dan digo juga yang membuat dia menjadi seperti ini. bertahun-tahun daniel mencoba membangkitkan semangat sisi.
Daniel berdiri dari duduk nya dan berjalan kedekat jendela kamar rumah sakit. Danielmembelakangin sisi. "selama ini aku berharap kamu tidak mengingat masa lalu kamu si. kamu tau kenapa? karna sebenarnya yang kamu lupakan itu hanya tentang digo si. hanya digo yang hilang dari ingatanmu. aku tidak ingin kamu mengingat semua kejadian yang menyakiti kamu. selama kamu mengingat ano, itu sudah cukup si. hanya ano yang berharga dihidupmu si jangan bawa yang lain lagi".
Sisi meneteskan air matanya. yang dikatan daniel benar. memang hanya ano yang paling berharga dihidupnya. tapi apa salah jika ia ingin tau siapa ayah kandung ano. Meski kenyataan sebenarnya memang akan menyakiti dirinya.
"aku tau niel memang ano yang paling berharga dihidupku. tapi apa salah jika aku ingin tau siapa ayah ano? karna hanya bayangan-bayangan hitam yang terus-terusan menarik ku untuk mencoba mengingat itu semua. itu menyakitkan niel" sisi menutup wajah nya yang sudah penuh air mata dengan kedua telapak tangannya.
Daniel yang menyadari tangisan sisi, mencoba menahan emosinya. tidak seharusnya ia berkata dengan nada tinggi pada sisi. dia menarik nafas nya dan berjalan mendekati sisi. dia berlutut dibawah sisi. ditariknya tangan sisi dan diusapnya air mata sisi yang masih mengalir.
"aku tau ini memang sangat menyakitkan untuk kamu. selama ini aku sudah berusaha untuk membahagiakan kamu. aku tidak mau kamu terus-terusan merasa sedih. maafin perkataan ku sebelumnya. kamu jangan menangis lagi ya si" daniel mencium punggung tangan sisi dengan lembut.
setelah itu dia kembali duduk di samping sisi. ditariknya sisi ke dalam pelukannya. "apa tidak cukup si jika ano cuman tau akulah ayah nya sampai kamu sangat ingin mengingat ayah kandung ano. selama ini aku sangat menyayangin ano, dia sudah kuanggap seperti anak kandungku sendiri. apa kesalahan yang aku buat dulu itu tidak termaafkan si? sampai kamu tidak ingin aku menjadi ayah ano".
"tidak seperti itu niel. aku sungguh sudah memaafkan kamu. aku sangat berterimakasih untuk semua yang sudah kamu lakukan untuk aku dan ano. tapi maaf niel, aku tidak bisa kembali padamu seperti dulu. aku sudah menganggapmu seperti sahabat dan saudaraku sendiri. perasaan ku masih untuk digo. maaf niel"
Ucapan sisi tadi benar-benar menampar daniel. selama ini dia masih sangat berharap kalau dia dan sisi bisa kembali seperti dulu. Daniel masih sangat mencintai sisi. kejadian masa lalu hanyalah sebuah kesalahpahaman akibat kebodohannya. andai saja dulu dia dan sisi tidak berpisah, pasti sekarang dia sudah menjadikan sisi sebagai istrinya.
Daniel mencoba tersenyum dan mengeratkan pelukannya. "aku tau itu semua si. aku hanya tidak ingin kamu kembali bersedih. berjanjilah padaku untuk selalu tersenyum dan bahagia. jika memang digo ditakdirkan untukmu, aku mohon beritahu aku jika digo kembali menyakitimu. tak akan ku biarkan dia menyakiti sisi-ku"

KAMU SEDANG MEMBACA
[MLS-2] My Son
Hayran KurguDia adalah anakku.... Janganlah khawatir sayang kamu akan selalu bersama bunda dan ayah angkat mu. Jangan tanyakan ayah kandungmu,karna bunda sendiri tidak mengingat itu... "Bunda aku hanya ingin ayah kandungku datang dan bersamaku" - Aliano adisi ...