10

1.1K 83 8
                                    

Sisi terbaring lemah di ruangan rumah sakit terdekat kantor. Secara perlahan ia mencoba membuka matanya meski sulit tapi secara perlahan dan pasti matanya terbuka.

Ia mencoba menyesuaikan cahaya matanya dengan ruangan ini. Bau obat-obatan langsung menusuk Indra penciumannya.

"Bunda, bunda sudah bangun. Ano khawatir lihat bunda tiba-tiba pingsang" terdengar jelas nada khawatir dari diri pria kecil dan malaikat kecil sisi itu.

Sisi hanya membalas dengan senyuman. Dia sendiri bingung kenapa dia bisa pingsan dan berada di rumah sakit.

"Aku juga sangat khawatir saat melihat kamu tiba-tiba pingsang. Sebenarnya apa yang terjadi denganmu sisi? Dokter bilang, kamu mengalami amnesia dan kamu kehilangan sebagian memori diri kamu" jelas digo pada sisi.

"Maaf Pak sudah membuat Anda kerepotan. Yang Anda katakan memang benar ada nya. Saya memang mengalami amnesia tapi saya tidak bisa mengingat apa itu sebagian memori dari diri saya yang hilang"

"Apa mungkin sebagian ingatan kamu itu adalah aku, mungkin kau tak dapat mengingatnya karna aku terlalu menyakiti mu" terdengar nada penyesalan dari ucapan digo yang sisi sendiri tidak dapat mengerti apa itu.

"Memang nya Anda pernah melakakukan apa?" Tanya sisi

"Belum saat nya kamu mengetahui semua ini si. Suatu saat nanti aku akan menceritakan semua itu. Aku akan menunggu hingga kamu siap mendengarnya. Sebab disaaat kamu mengingat itu mungkin saat itu juga aku akan kehilangan kamu untuk yang kedua kalinya" ucap digo yang semakin membuat sisi bingung.

"Ano sayang om pulang dulu ya. Nanti om kesini lagi. Kamu harus jagain bunda jangan sampai dia sakit Okey?" Ucap digo pada ano, lalu berhadapan dengan sisi lagi

"Aku pulang dulu si, nanti aku datang lagi. Oh ya aku sudah menghubungi Telfon rumahmu dan sebentar lagi mungkin mbak nian datang. Jaga kesehatan mu yaaa" ucap digo dan mencium kening sisi lembut. Lalu dia berlalu, keluar dari ruangan rumah sakit itu.


***

Hari sudah menjelang malam tapi digo tidak kunjung datang lagi. Entah kenapa sisi jadi mengharapkan kehadiran digo. Padahal tadi Daniel sempat menelpon nya ketika sore hari.

Daniel begitu khawatir dengan sisi dan dia berjanji akan segerah menemui sisi dan ano beberapa hari lagi. Sebab tinggal beberapa pekerjaan lagi yang harus Daniel tangan in langsung.

Terkadang sisi merasa Daniel itu seperti kakak bagi sisi. Kakak yang selalu melindungi adik nya dari siapapun. Dan kakak yang tidak akan membiarkan adiknya jatuh terpuruk sendiri.

"Mbak, apa mbak mengenal digo?" Ucap sisi secara tiba-tiba

Mbak nian yang sedang menonton TV diruangan itu dengan ano yang tertidur dipangkuannya sempat terkejut mendengar ucapan sisi. Sebelum menjawab pertanyaan dari majikannya itu, dia menetralisir kekagetannya itu.

"Memang nya kenapa non"

"Saya bingung saja tadi sebelum dia pulang dia menyebutkan nama mbak"

"Saya tidak begitu mengenalnya non, mungkin karna tadi dia menelpon ke nomor rumah makanya dia tau saya non. Sekarang kan sudah malam mending non sisi tidur dan den ano biar tidur disini saja non. Besok saya kirim surat izin ke sekolah den ano" jelas mbak nian dan dibalas anggukan oleh sisi.


***

Pagi itu sisi sudah dapat pulang dari rumah sakit, dan digo tidak pernah datang lagi kerumah sakit semenjak digo pamit pulang waktu itu. Membuat hati sisi dilanda cemas.

Hanya ada sebuket bunga mawar putih diatas nakas dekat ranjang rumah sakit setiap paginya. Sisi merasa apa dia sudah melukai perasaan digo. Tapi seingat sisi dia tidak melakukan itu."kenapa aku jadi memikirkan dia"

Selesai beberes, sisi, ano, dan mbak nian pergi menuju parkiran, tempat Pak Yono menunggu.

"Mbak apa digo tidak pernah datang ke rumah sakit lagi" entah sudah berapa kali pertanyaan itu di ucap oleh sisi.

Dan jawabannya selalu sama.

"Tidak ada non"


***

Digo merasa sudah seperti seorang pengecut, yang tidak berani menemui sisi setelah mendengar percakapan sisi dengan Daniel waktu beberapa hari lalu dirumah sakit.

Yah, sore itu sebenarnya digo datang lagi untuk menemui sisi. Tapi sayang nya ketika hendak membuka pintu dia mendengar percakapan sisi dengan Daniel.

Digo mengingat siapa itu Daniel, Daniel adalah manta sisi yang pernah mengkhianati sisi. Dan dia hanya bertemu dengan Daniel satu kali saat pesta ulang tahun yang dihadiri digo waktu itu bersama sisi beberapa tahun lalu. pertemuan itu membuat sisi menangis semalaman dan membuat perasaan digo hancur, ketika melihat sisi menangisi Pria lain, selain dirinya. Mungkin kalian mengatakan digo egois, tapi itulah perasaan sebenarnya.

Sore itu digo mendengar sisi berkata pada Daniel yang menghancurkan harapan digo pada sisi.

"Ano disini baik-baik aja kok niel. Malahan dia semakin pintar dan pengertian banget. Dia juga penurut. Dia tiap hari nanyai kamu, katanya ayah Daniel kok gak kesini sini sih. Salah kamu juga sih janji-in ano kayak gitu. Rasa in sendiri ya kalau anak kamu ngambek dan kamu dipecat jadi ayah nya Hahahahhaha "

"Anak? Ayah?" ulang digo

"Apa ano adalah anak sisi dengan Daniel dan Daniel adalah ayah kandung ano. Mengapa sisi begitu bahagian saat ber-terlponan dengan Daniel. Sisi apa yang sebenarnya terjadi. Sebelumnya aku sangat yakin kalau ano adalah anak kandung ku dengan mu. Apa perkiraan aku salah si?"

Digo yang saat itu terlanjur kecewa pergi dari rumah sakit itu dan dia hanya dapat mengirim bucket bunga mawar putih setiap pagi sebelum sisi ataupun yang lainnya bangun. Mungkin dengan cara Sepeti itu dia bisa melihat wajah damai sisi tanpa harus memperdulikan hatinya yang bingung dan kecewa. Tak lupa dia selalu mencium kening sisi dak berbisik di telinganya sisi."

"Aku mencintaimu sisi sampai kapanpun"


***

(Revisi pada tanggal 30 mei 2023)


874 word untuk hari ini

Yang suka vote and comment....

Yang gak suka abaikan saja....

Yang mau lanjut vote and comment....

Yang sayang aku vote and comment....




Jambi, 13 November 2016
~Zahfira

[MLS-2] My SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang