5

1.3K 106 2
                                    

Matahari telah datang dan menerobos masuk melalui celah-celah jendela kamar. Saat ini sisi dan Ano masih meringkuk diatas kasur. Ponsel yang sendari tadi berdering tak dihiraukan oleh sisi -mungkin dia kecapekan

*tok*tok*tok*

"Non sisi bangun, apa non tidak jadi untuk ke kantor" teriak mbak nian yang sendari tadi telah mencoba membangunkan sisi.

Hoaamnmm

"Yaampun mbak, mbak ngapain sih teriak-teriak" ucap sisi setelah membuka pintu kamar

"Non sisi baru bangun. Non gak jadi meeting ini udah jam 10 loh non" ucap mbak nian yang sukses membuat mataku membulat sempurna

"Yaampun mbak, mbak ngapa baru ngomong sekarang. Duhhhh gimana nih aku terlambat banget gak mungkin mereka nungguin aku" sisi langsung panik dan berlari ke kamar mandi

"Yaampun non sisi non sisi masih aja kayak anak kecil" ucap mbak nian yang langsung membangunkan Ano dan merapikan tempat tidur.


***

Sisi yang sudah merasa sangat telat tidak peduli dengan kondisi jalanan. Dia menyuruh pak yono untuk menerobos lampu merah. Bisa-bisanya dia melupakan hari penting seperti ini.

"Duhhhh mati ini terlambat banget" ucap ku sepanjang jalan menuju kantor

"Maaf bu, ibu mengapa baru datang" ucap Diana, sekretaris sisi

"Iya iya saya tau saya terlambat. Bagaimana meeting nya" ucap ku

"Tadi Alkaftar group sudah menunggu bu sisi lama sekali dan dia baru saja pergi. Dia bilang kalau kita masih mau bekerjasama dengannya, segerah atur jadwal yang serius dan benar. Mereka merasa dipermainkan oleh ibu" ucap Diana

Aku hanya mampu menghelakan nafas panjang.

"Tolong kamu panggil Pak cemal suruh dia keruangan saya" ucapku pada Diana sebelum masuk kedalam ruangan ku

Setelah bertahun-tahun aku tidak masuk ke kantor oma ini aku merasa banyak sekali yang berubah. Mulai dari tata letak barang-barang dan cat warna ruangan ini. Sangat berbeda dengan terakhir kali aku disini. Dari kaca besar ini aku dapat melihat Gedung-gedung tinggi di Jakarta.

Aku pun duduk diatas kursi kebesaranku. Di atas meja terdapat photo ku bersama oma.

"Kenapa si kamu manggil aku" ucap Cemal yang seenaknya masuk tanpa mengetuk pintu

"Kamu bisa gak sih mal kalau mau masuk itu ketok pintu dulu. Aku disini bos kamu ya." Ucapku

"Yaelah si gitu aja marah" ucap Cemal yang langsung duduk di sofa tanpa dipersilahkan

"Gimana meeting tadi? Batal?" Tanyaku

"Bukannya Diana sudah jelas in ya. Yaiyalah batal siapa juga yang mau nungguin berjam-jam. Janjian jam 7 nah datangnya malah jam 11. Lumayan lama kan" jelas Cemal

"Sorry tadi aku kesiangan. Oh ya mal gue mau tanya nih. Kita kan udah bersahabat lama ya?" Ucapku dibalas anggukan oleh Cemal

"Kamu tau gak siapa aja orang yang pernah dekat dengan aku atau mungkin sebelum aku ke Amerika aku punya pacar gitu" ucapku

Tubuh Cemal langsung tegang membeku mendengar pertanyaan sisi. Bagaimana mungkin dia mengatakan siapa orang yang sisi maksud. Karna orang yang sisi maksud sudah pasti ayah biologis dari Ano. Cemal sangat ingat sekali dimana satu tahun yang lalu disaat Sisi kecelakaan dan dinyatakan amnesia, Daniel memohon pada Cemal dan Mila serta orang terdekat Sisi untuk merahasiakan tentang Digo dari Sisi.

[MLS-2] My SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang