Chapter 16: The Abyss Desire

28 3 0
                                    

Edinburgh, Skotlandia.

Di antara rak-rak buku yang berserakan di dalam perpustakaan, seorang gadis bersurai kecokelatan menatap potongan kertas usang di tangannya.

Gadis itu memejamkan matanya perlahan.

****

Di jalanan kota yang sunyi, terjadi keributan.

Pria bertopeng dan rekannya melawan seekor kadal raksasa; sisiknya berwarna kecokelatan gelap, bergerigi seperti seekor naga, keras seperti besi, melindungi sekujur tubuh sepanjang bus sekolah itu.

Kelompok kecil itu setidaknya sudah berkembang cukup jauh dibandingkan beberapa jam yang lalu setelah menjual barang-barang jarahan mereka.

Pria tinggi dengan potongan rambut pendek itu kini sudah seperti seorang ksatria yang datang dari masa lalu, meski kemeja dan celana kasual modern masih terlihat jelas dibalik besi-besi yang melindunginya.

Sama halnya dengan pria bertopeng itu, topeng perak masih menjadi ciri khasnya, dipadukan baju besi ringan, menutupi sebagian atas tubuhnya dari bahu sampai ujung lengan.

Pria bertopeng melompat ke atas saat rekannya menahan kadal raksasa.

Saat melompat pria bertopeng itu berseru,

"Sherine!"

Anak panah melesat dari balik jendela salah satu bangunan terbengkalai, melubangi sebelah mata kadal raksasa itu.

Kadal itu meraung kesakitan.

Pria bertopeng menghantam kepala kadal itu dengan satu pukulan, tepat di antara kedua matanya.

Pukulan yang sangat kuat sehingga menciptakan gelombang kejut saat ujung tinjunya membentur kulit sekeras besi itu.

Pria bertopeng itu melompat mundur saat mengetahui bahwa pukulannya tidak memberikan dampak signifikan.

"Ternyata cukup sulit."

"Om, berhentilah bermain-main, kau tidak akan bisa mengalahkannya hanya dengan pukulan."

Sherine berkomentar, dia cukup kesal karena terlalu lama berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa selain menonton dan melepaskan satu anak panah barusan.

"Kau masih punya tugas, Sherine."

Sherine menghela napas dengan malas.

Topeng itu bukanlah topeng biasa yang hanya menutupi identitasnya, dari balik topeng itu, dia bisa melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh orang lain.

Pria bertopeng memberi isyarat anggukan kepala, kepada rekannya.

Pria berbadan besar itu mengayunkan kapaknya secara vertikal dari bawah ke atas, menghantam rahang bawah kadal raksasa itu, merobek kulit bawahnya.

Sherine dengan inisiatif menembakkan satu anak panah untuk membantu, namun anak panah itu terpental saat mengenai sisik keras kadal raksasa itu. Membuat pipinya memerah saat kedua rekannya menatap ke arahnya.

"Jangan melihatku seperti itu!"

Meski demikian, Sherine tetaplah seorang atlet panahan yang tidak bisa dianggap remeh. Sherine bahkan bisa menembak tepat mata monster yang terus bergerak.

"Sudah kuduga."

Pria bertopeng berlari ke bawah monster itu sambil menghunuskan pedangnya. Ketika  ia berada tepat di bawah perut kadal raksasa itu, ia menebas perut kirinya, membuat badan kadal itu terguling ke kanan.

"Roy sekarang!"

Roy mengangkat kapaknya tinggi-tinggi di sebelah leher kadal raksasa itu, dengan satu ayunan merobek tenggorokan kadal raksasa itu.

Era Of RebirthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang