Chapter 18: New Era Begins

32 3 0
                                    

Tebasan terakhir Altair merobek punggung sang kesatria, akar-akar di tubuhnya berguguran menyisakan tubuh manusia yang sudah tidak bernyawa, tergeletak di tanah.

"Apa sudah selesai?"

Altair terengah-engah, tidak ada yang menduga kalau mereka akan bekerjasama untuk mengalahkan monster itu.

Haytham menatapnya saat berkata, "Kami akan mengambil kristalnya."

Altair menautkan kedua alisnya. "Apa?"

"Kristal apa? Apa kau ingin merobek jantungnya seperti monster-monster itu?"

Haytham dan Roy tidak memberikan respon.

Sherine keluar dari persembunyiannya sambil membuang napas panjang, menghampiri mereka bertiga.

"Ini yang tersulit."

"Kerja bagus, Sherine." Roy memberikan pujian.

Haytham memasukan pedangnya ke sarung, kemudian mengambil belati di tanah dan berkata, "Apa kau tidak menyadarinya?"

"Dia adalah monster. Monster sekuat ini pasti memiliki kristal yang sangat berharga."

"Dia manusia," bantah Altair.

Haytham membalas ucapannya tanpa jeda, "Tidak ada manusia yang bisa menyembuhkan dirinya setelah terbelah menjadi dua."

Mendengar itu Altair tidak bisa berkata-kata, dilihat dari sisi mana pun makhluk yang baru saja mereka kalahkan itu bukanlah manusia melainkan monster. Tetapi, tetap tidak bisa dipungkiri bahwa Arga adalah seorang manusia sama seperti mereka, berasal dari dunia dan lahir di dunia yang sama, Bumi.

Altair mulai berpikir kalau suatu waktu mereka mungkin bisa menjadi monster seperti pemuda itu, tetapi apa alasan yang menyebabkan perubahan itu ... Tidak ada yang tahu.

Altair sejak awal sudah merasa janggal, bagaimana seorang anak SMA mendapatkan senjata api di negara yang melarang peredaran senjata api secara massal.

Apakah dia mendapatkannya dari orang tuanya yang seorang aparatur negara?

Awalnya dia tidak terlalu memedulikan hal itu karena perubahan yang mendadak pada dunia ini, sehingga hal mustahil bisa jadi mungkin. Kalau Arga mendapatkannya di toko, kenapa beredar kabar kalau dia telah melakukan penembakan di sekolah sesaat setelah Dampak Pertama, itu artinya dia sudah memiliki senjata api bahkan sebelum informasi mengenai toko yang tersebar di kota diberitahukan.

"Tunggu!?" Gisella berteriak saat Haytham akan menusukkan belati ke jantung muridnya. "Apa yang akan kau lakukan padanya?"

"Apa?" ketus Haytham dingin.

"Dia bukanlah monster, dia manusia, aku adalah guru di sekolahnya. Sesuatu pasti sudah terjadi padanya." Gisella berusaha menjelaskan bahwa Arga adalah manusia seperti mereka dan tidak mungkin memiliki kristal di dalam jantungnya seperti monster-monster.

"Lalu, apa yang akan kalian lakukan?"

"Kami akan menguburkannya."

"Aku menolak." Haytham menusukkan pedang ke jantung Arga, merobeknya ke bawah dan memperlihatkan gumpalan hitam dibalik kulit manusianya; dan berkata, "Lihat."

Semua yang melihat pemandangan itu terkejut; tidak ada tulang, tidak ada darah, tidak ada organ tubuh, semuanya seperti tanah liat dan cairan hitam sepekat tinta.

Haytham memasukkan tangannya dan menarik keluar sebongkah kristal berwarna keunguan gelap yang berbentuk bulat sempurna dari jantungnya, tanpa ada sedikit pun goresan.

'Ini bukan kristal biasa.'

Haytham bisa melihat aura kegelapan yang sangat pekat menyelimuti udara di sekeliling kristal melalui topeng peraknya. Kristal itu berbentuk bulat sempurna, sangat berbeda dengan kristal-kristal yang sudah mereka temukan dari jantung monster lain yang bentuknya tidak beraturan seperti bebatuan alam, sedangkan kristal tersebut berbentuk seperti mutiara yang sudah dipoles dengan sempurna.

Era Of RebirthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang